Wednesday, April 4, 2012

Galau? Penting?

Versi 1 : "Aku rela kamu sakiti setiap hari, karena aku memang sayang sama kamu."

Versi 2 : "Aku bukan sebatang korek api yang bisa kau bakar demi menghangatkanmu untuk bersama orang lain."

Versi 3 : "KaU daTan9 mEmbaWa CinTa daN kEseTiaaN. DaN kaU peRgi MeniNggaLkaN Luka Dan KeHancuRan. DaN aQ leBih Baik dikEnaL laLu di LupAKAN daRipada di CinTai LalU dKhiAnaTi."

Galau. Kata ini sering sekali kita temui, ucapkan, dengar khususnya dari bahasa gaul anak-anak muda jaman sekarang. Sebagian besar kegalauanterjadi pada usia remaja yang sebagian besar bingung menghadapi masalah hidup yang dihadapi. Entah masalah asmara, sekolah atau mungkin memikirkan masa depan. Orang yang galau kadang terlihat jelas ketika mereka menulis status di facebook / twitter mereka.

Saya tidak menentang kegalauan karena saya sendiri acapkali mendapatkan perasaan seperti itu. Namun apa itu galau? Saya rasa galau adalah sebuah perasaan yang tidak enak, campur baur yang berada dalam pikiran kita, dan perasaan ini memaksa kita untuk memilih melakukan sesuatu yang pada akhirnya kita bingung dan sialnya ikut memainkan emosi kita sehingga kita tidak bisa berpikir jernih. Galau bisa terjadi kapanpun. Baik sebelum mengambil keputusan, melakukan pilihan atau setelah menentukan pilihan.

Saya pun bisa merasa galau ketika saya ragu akan keputusan saya. Apakah yang harus saya putuskan. Benarkah ini yang Tuhan mau? Atau jangan-jangan ini hanya kemauan saya semata. Saya rasa murid-murid Tuhan pun pasti pernah merasa galau. Saya pun galau ketika hari Sabtu dan Minggu datang karena saya merasa saya sangat kesepian ketika menyadari bahwa saya tidak memiliki teman hangout atau hanya sebatas menghabiskan weekend sendirian. Saya pun galau ketika menyadari ada resiko yang harus saya tanggung ketika saya memutuskan sebuah pilihan, dan resikonya besar pula. Waduh.

Saya rasa kegalauan terbesar yang sering orang dapati adalah mereka merasa sangat kesepian.
Mereka merasa sangat-sangat tidak berharga.
Mereka merasa mereka benar-benar di titik bawah dunia seakan-akan dunia runtuh dan menimpa mereka semua, khususnya soal masalah cinta.
Mereka merasa tidak lagi memiliki nilai dan sesuatu yang bisa dibanggakan.
Mereka merasa tidak layak dan cenderung membuang dirinya sendiri.

Permasalahannya, saya menyadari bahwa kegalauan yang sering orang rasakan, baik perasaan sendirian, tidak dihargai, helpless, merasa lemah dan lainnya sebenarnya (sadar tidak sadar) adalah tipu muslihat Iblis agar kita menolak diri kita sendiri. Ketika kita menolak diri kita sendiri, bukankah kita sebenarnya menolak Tuhan. Kok bisa?

Sadarkah Anda bahwa sebenarnya Anda tidak pernah sendiri walaupun secara fisik Anda sendiri? Anda adalah ciptaan Tuhan oleh karena itu Tuhan selalu ada bersama Anda. Begitu juga dengan Roh Kudus. Roh Allah siap memberikan Anda penghiburan selalu KALAU Anda meminta kepadanya. Anda cukup mengatakan "Tuhan, saya sedang galau. Tolong hibur saya." Saya yakin pertolongan Tuhan akan datang.

Pertanyaannya, apakah Anda mencari Tuhan secara SERIUS ketika Anda galau? Tidak masalah kalau Anda meluangkan kegalauan Anda kepada teman yang bisa merubah cara pikir Anda, tetapi seringkali saya menemui orang yang sedang merasa galau malah melemparkan kegalauannya kepada temannya yang galau juga. Jadinya? Galau kuadrat!

Atau Anda hanya sekedar mencari penghiburan fana seperti jalan-jalan ke mal sendirian, menghabiskan waktu sendirian di kafe-kafe atau lainnya? Kalau Anda melakukan hal-hal di atas itu, semakin Anda terjebak dalam kesepian fana yang Iblis ciptakan untuk Anda Karena Iblis semakin mengerti cara pikir Anda dan semakin mengetahui titik lemah Anda.

Hanya Tuhan yang bisa membantu Anda ketika Anda galau. Tidak ada manusia yang bisa membantu Anda ketika Anda galau. Permasalahannya ketika Anda galau, pikiran Anda seringkali lemah dan mengikuti emosi Anda dan akhirnya Anda mempersilahkan Iblis untuk menuntun Anda kepada kelemahan Anda. Ketika Anda mempersilahkan Iblis masuk disaat Anda merasa galau, Iblis akan menciptakan dunia semu dalam pikiran Anda dan akan menyuruh Anda menolak bahkan kalau bisa menyakiti diri Anda sendiri.

Anda akan dihadapkan kepada kenyataan palsu dimana Anda didakwa Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Anda tidak punya bakat apa-apa. Anda sudah layak dan pantas hidup hanya sendirian. Sudah layak dan sepantasnya Anda tidak mendapatkan perhatian siapa-siapa. Sudah wajar kalau Anda membunuh diri Anda sendiri karena Anda tidak layak lagi hidup karena tidak ada lagi tujuan yang perlu Anda tempuh dalam hidup Anda.

Pada akhirnya, Anda menikmati dihina, Anda menikmati seluruh dunia tahu bahwa Anda tidak bisa berbuat apa-apa, Anda menikmati perhatian-perhatian teman-teman Anda yang menghibur Anda. Anda menikmati semua dunia tahu bahwa Anda yang ditinggalkan. Anda menikmati semua perasaan kesepian itu secara sadar dan tidak sadar ... kesemuanya ini berbuntut kepada : Anda mengeluh kepada Tuhan karena Anda merasa Tuhan tidak adil kepada Anda. Pertanyaan saya, benarkah Tuhan tidak adil kepada Anda? Atas dasar apa Anda tahu bahwa Tuhan tidak adil kepada Anda? Hanya karena Anda sedang galau, bukan berarti Anda benar untuk menghakimi Tuhan dengan mengatakan Dia tidak adil.

Jadi, ketika Anda galau, fokuslah kepada kelebihan Anda dan bersyukurlah kepada Tuhan akan hal-hal yang telah Anda dapatkan. Apapun hal terkecil yang Anda bisa pikirkan. Kalau perlu, catat apa saja berkat yang Anda telah dapatkan dan buka catatan kecil itu setiap kali Anda merasa galau. Anda mungkin pintar memasak, Anda pintar memberikan lelucon, Anda mungkin bisa membuat prakarya kertas, dsb. Simple things does matter.

Anda bisa bersyukur bahwa Anda masih bisa melihat, masih bisa memiliki pekerjaan tetap, masih bisa menikmati fasilitas televisi / internet, masih memiliki gadget, keluarga, teman-teman baik. Atau bahkan Anda bisa bersyukur akan hal-hal yang paling kecil dan mungkin tidak terlalu penting seperti bersyukur Anda masih bisa kentut, masih bisa mengupil, masih bisa gunting kuku, masih bisa mandi, dsb. Bukankah bersyukur juga adalah sesuatu yang sulit dilakukan disaat kita galau? Teman saya @Veraac menulis pujian ini kepada suaminya di akun twitternya, "Hebatnya Gemi Agung (@gemiagung), selalu bisa bersyukur d itengah kerepotan & segala ujian. Proud of you!!"

Saya tidak tahu apa pujian syukur yang @gemiagung ucapkan. Namun saya bersyukur teman saya @Veraac mendapatkan suami seperti @gemiagung. Pernahkah Anda bayangkan, kira-kira pujian apa yang akan Tuhan tuliskan di twitter surga ketika Dia tahu kita bisa mengucapkan syukur atas apapun yang terjadi pada kita? Ingat ucapan saya, bahwa ketika Anda galau, Anda memberi celah kepada Iblis untuk memanfaatkan kebimbangan Anda untuk membuat Anda menolak diri Anda, merusak diri Anda, dan membuat Anda mengeluh kepada Tuhan. Jangan biarkan itu!

Selain bersyukur. Anda juga harus merubah mindset Anda. Untuk mereka-mereka yang galau karena masalah pacaran karena diputuskan secara sepihak, mengalami perselingkuhan atau ada kejadian yang tidak mengenakkan atas hubungan kalian, simpati saya untuk kalian. Saya mengerti bahwa kalian membutuhkan waktu untuk memulihkan hati kalian sendiri. Tapi tolong, wong waktunya jangan lama-lama. Semakin lama Anda terjebak dalam kegalauan Anda akan hubungan Anda, tidak hanya Anda yang capai dan lelah. Keluarga dan teman-teman Anda juga akan merasa lelah mengurus 'anak kecil' seperti Anda. Bisa jadi mereka malah cenderung antipati kepada Anda.

Jadi, rubah mindset Anda. Perbarui cara pikir Anda. Fokus kepada kelebihan Anda. Yakin kepada potensi dan talenta Anda. Yakinkan diri Anda bahwa Anda bisa melewati itu semua. Jadikan kata Galau Anda artinya adalah : God Is Always Listening And Understand. Kalaupun Anda membutuhkan orang lain untuk berbagi, pastikan Anda berbagi kegalauan Anda kepada orang yang bisa merubah mindset Anda. Segalau-galaunya perasaan Anda, ada jutaan orang yang berusaha bertahan hidup dengan semangat yang lebih membara daripada Anda. Kenapa Anda kalah dari mereka?

Saya akhirnya hanya bisa menyerah dan tepokjidat kepada salah seorang teman saya di facebook yang statusnya selama tahunan terus menerus galau, dan ketika saya bertanya kenapa dia terus menerus galau selama bertahun-tahun (ditambah dengan ribuan postingan lirik-lirik melankolis lagu-lagu Indonesia dengan tulisan al4y), jawabannya hanya singkat, tegas, padat, yakni, "Ya iyalah, gak gaul kalau nggak galau." (Penting?)

2 comments:

  1. hi... thank you for this blog. cuma pengen info aja kalau waktu itu vera twit itu kondisinya kita pulang training di gereja, sudah lewat jam 10 malam, ban motor gue bocor dan saat itu hujan cukup deras. dan saya twit kalau kondisi seperti itu saya tetep bersyukur dan life still good :) indeed life still good. kondisi saya berteduh karena hujan dan seteah itu saya harus mendorong motor ke tambal ban terdekat tidak membuat life not good :)

    bless you with your blog

    ReplyDelete
  2. Tulisan yg sungguh memberkati, terus jadi berkat bt tulisan2 lu tre, ⌣»̶✽̈ǤBU✽̈«̶⌣

    ReplyDelete