
Anda tentu tahu almarhum Michael Jackson. Kemarin ini, kebetulan, ayah saya sedang menonton film "This Is It", sebuah film dokumenter tentang Michael Jackson sebelum ia meninggal.
Saya pun sebenarnya tidak sengaja ikut menonton film tersebut karena menghabiskan makanan saya di ruang tengah.
Karena saya menyukai musik, saya ikut menonton film tersebut. Saya sadar bahwa orang-orang yang berada sebagai pendukung Michael Jackson pastilah sangat berbakat, atau setidaknya mereka sudah yang 'terbaik' di bidang mereka.
Entah itu pemain gitarnya, pemain drumnya, penata panggung, tata busana, pengatur cahaya, dokumenter. Maksudnya, ini Michael Jackson, King of Pop, loh! Tidak sembarang orang bisa sepanggung dengan dirinya.
Tentu saja sudah pasti menjadi keinginan setiap orang untuk bisa sepanggung dan bermain musik bareng dengan sang 'Raja Pop'. Bisa menjadi penari latarnya saja sudah keren! Saya rasa kalau pun Anda bertanya kepada setiap pemusik apa yang akan mereka lakukan untuk bisa bermain satu panggung dengan Michael Jackson, saya yakin jawabannya adalah mereka akan melakukan apa saja. Mereka akan latihan gila-gilaan dan lainnya apabila mereka diberikan kesempatan itu.
Saya akan kesampingkan sedikit tentang Michael Jackson ini dan mengambil tema tentang apa yang harus dilakukan. Permasalahannya, menurut saya, bukan begitu cara mainnya. Kita tidak bekerja keras setelah kesempatan datang kepada kita. Justru sebaliknya, kesempatan akan datang kepada kita setelah kita bekerja keras. Anda tidak percaya? Mari kita bicara tentang Orianthi. Sekedar informasi saja, Orianthi adalah salah satu gitaris wanita pengiring konser-konser Michael Jackson dan dia juga memiliki album sendiri.
Menurut Anda, berapa jam yang telah dihabiskan Orianthi kecil untuk bermain di kamarnya sebelum dia melakukan pertunjukkan di pentas sekolahnya semasa SMP? Beranjak SMA, menurut Anda, berapa banyak waktu yang dia habiskan untuk bermain pertunjukkan di klub dan dia dapat menjadi pemain pengiring konser-konser yang kurang ternama? Dan berapa banyak pertunjukkan konser yang kurang ternama yang harus dia lakukan sebelum dia dapat bermain sebagai pemain tambahan di belakang panggung yang lebih besar? Dan ingat, setelah semuanya ini, belum tentu datang kesempatan dia dapat bermain satu panggung dengan Michael Jackson.
Mari kita beralih ke Daud. Entah sudah berapa kali Daud melawan singa dan beruang dan binatang buas lainnya sendirian sebelum dia mengalahkan Goliath di depan umum. Dia tahu bahwa dia dipersiapkan untuk sesuatu ketika dia melawan binatang-binatang buas itu. Dia tidak tahu kalau nantinya dia harus melawan Goliath. Daud hanya menyadari ada panggilan khusus untuk dirinya, dan dia perlu untuk menaruh iman dengan tanggung jawab hari ini dan mempersiapkan untuk kesempatan yang akan datang esok hari.
--------------
Amsal 18:16 versi saya kurang lebih mengatakan seperti ini "Bakat seseorang memberikan ruang yang lebih luas untuk dirinya, dan akan membawa dia ke hadapan orang-orang besar."
Permasalahannya, kebanyakan dari kita menghabiskan hidup kita berdiam di kamar kita yang nyaman, menunggu seseorang mengetuk pintu kamar kita dan kemudian memberikan kita kesempatan. Menurut ayat ini, bakat dan talenta Anda-lah yang membuatkan ruang panggung Anda sendiri. Dari talenta dan bakat ini lah yang memungkinkan Anda bertemu dengan orang-orang yang lebih besar yang memiliki passion yang sama dengan Anda.
Orianthi bisa bertemu dengan Michael Jackson yang juga memiliki passion di bidang musik. Bahkan Michael Jackson pun bisa bertemu dengan orang-orang besar lainnya diluar bidang musik seperti presiden, Paus, pemimpin-pemimpin negara lainnya dan banyak orang besar lainnya.
Orang-orang seperti Orianthi ini bukanlah orang yang bekerja gila-gilaan setelah kesempatan datang kepadanya. Orang-orang seperti Orianthi inilah yang mau melakukan proses persiapan Tuhan jauh sebelum kesempatan bermain dengan Michael Jackson datang. Dan ketika momen itu datang, BAM! Mereka tahu di dalam hati mereka ... inilah saatnya. This is it!
No comments:
Post a Comment