Monday, June 11, 2012

(Mencoba) Mendengar Suara Tuhan

Entah sudah berapa juta kali saya iri (dari segi positif) dengan beberapa teman rohani saya yang memiliki karunia dapat mendengar suara Tuhan / Roh Kudus.

Saya selalu penasaran seperti apa rasanya mendengar suara Tuhan. Saya iri dengan tokoh-tokoh besar di Alkitab pun dapat mendengar suara Tuhan (secara verbal).

Menurut saya, salah satu kemampuan terbesar dari setiap manusia di dunia ini yang harus diasah terus menerus adalah kemampuan mendengar. Khususnya mendengar suara Tuhan.

Dan saya yakin dibutuhkan latihan yang secara terus menerus untuk dapat apa yang Dia katakan dalam setiap musim kehidupan kita.

Apalagi, kita hidup di dunia yang penuh dengan banyak kebisingan dan juga gangguan. Hal-hal tersebut dapat membuat kita lebih susah untuk bisa mendengarkan suara Tuhan. Atau setidaknya dengan begitu banyaknya suara di sekitar kita, kita bisa menyalah-dengarkan suaraNya.

Anda pernah berada dalam kondisi dimana ada seseorang yang mengenakan bunyi ringtone handphone yang sama persis dengan Anda, sehingga Anda mengira handphone Anda yang berbunyi? Beberapa kali saya berada di dalam kondisi seperti itu. Ketika Anda dalam kebisingan seperti itu, agak sulit untuk Anda untuk mengetahui mana suara yang "milik" Anda.

Di dunia sekarang ini, kita punya masalah yang sama seperti bunyi handphone di atas dalam mendengar suara Tuhan. Ketika kita memiliki satu masalah, dan semua orang tampaknya ingin membantu kita dengan memberi saran, kita semakin bingung, suara siapa yang harus kita turuti atau pikirkan?

Kita hidup di dunia yang penuh dengan suara mulai dari kita tidur hingga kita bangun lagi. Bahkan kita sendiri yang mengisolasi diri kita dengan lagu, musik, berita, gosip, kritik, iPod, dan lainnya. Kita tidak memiliki waktu untuk tenang. Karena banyaknya suara yang masuk ke dalam otak dan hidup kita, agak susah memastikan apakah suara yang datang kepada kita benar suara Tuhan, suara kita sendiri ataukah suara Iblis.

Ketika Anda memutuskan untuk kabur dari kebisingan tersebut dengan mengambil liburan selama beberapa hari, keadaan tersebut tidak akan berubah. Ya, mungkin hal tersebut akan sedikit memberikan perbedaan dan perubahan untuk Anda. Kenapa, karena belum tentu tempat liburan Anda adalah tempat liburan yang sunyi. Kebanyakan kita mengambil liburan ke tempat yang kurang lebih sama bisingnya.

Dan ketika kita menyelesaikan liburan, kita mendapati diri kita kembali ke tempat yang sama kita pergi dengan kebisingan yang nyata, tuntutan-tuntutan hidup yang nyata, dan gangguan-gangguan yang nyata. Dan di tempat yang bising itulah kita berusaha untuk mendengar suara Tuhan. Saya pernah berpikir, mungkin untuk bisa mendengar suara Tuhan, saya perlu pergi ke goa-goa, atau pulau yang tidak berpenghuni, atau pergi ke gunung selama berminggu-minggu, atau ikut retret ke tempat yang benar-benar sepi.

Tetapi saya tidak melakukan itu, untungnya. Kenapa? Karena saya yakin, Tuhan yang berkata-kata kepada mereka yang berada di gunung, di pulau tidak berpenghuni, di goa-goa adalah Tuhan yang sama yang berbicara kepada saya di tengah kebisingan hidup saya. Kalau kita ingin mencoba mendengar suaranya, yang perlu kita lakukan adalah menyaring semua suara-suara yang ada dan menyatukan frekuensi kita dengan frekuensi-nya Tuhan. Mungkin kita perlu berdoa lebih sering di sebuah tempat yang memungkinkan kita lebih rileks dan tenang seperti gereja atau taman yang sepi. Betapa pun bisingnya hidup yang Anda miliki. Tuhan tetap berbicara kepada Anda. Setiap hari bahkan. Bahkan sekarang. Bahkan ketika Anda membaca blog ini pun, Tuhan berbicara kepada Anda.

Sedikit cerita. Saya pernah kehilangan anjing saya di siang hari. Di tempat saya tinggal, cukup banyak rumah yang memelihara anjing yang jenisnya sama seperti anjing peliharaan saya. Dengan keadaan panik, pikiran carut marut entah kemana, kekhawatiran yang menggila, dengan semua kebisingan yang ada. Ketika saya terus memanggil nama anjing peliharaan saya, saya bisa tahu itu adalah suara anjing peliharaan saya. Saya yakin itu suaranya. Kenapa? Karena saya mengenal suaranya. Apakah Anda mengenal suara Tuhan Anda? Bisa jadi kita yang kurang peka terhadap suaranya.

Ya, saya pun masih berusaha mendengar suara Tuhan hingga hari ini. Tetapi sesusah dan sebising apa pun keadaan, bukan berarti hal tersebut tidak mungkin. Justru kesusahan dan kebisingan inilah yang membuat Anda seharusnya untuk lebih giat mencari frekuensinya Tuhan dan lebih berusaha mendengar dan mengenali suaraNya.

Ketika Anda mendengar, mengenali dan mengetahui frekuensinya Tuhan, yang perlu Anda lakukan adalah menyimpan salurannya di hati dan jiwa Anda. Ingat, Dia selalu mengudara dan berbicara kepada Anda, ketika Anda tidak bisa mendengar suaraNya, bisa jadi antena Anda yang bermasalah.

No comments:

Post a Comment