"Consuming fire fan into flame, A passion for Your Name, Spirit of God won't you fall in this place, Lord have Your way ... with us,"

Jujur, untuk beberapa hari terakhir, kepala saya penuh dengan pemikiran karena adanya masalah personal. Kepala saya penuh dengan ketidakpastian dan berbagai masalah. Dan entah kenapa, lagu Consuming Fire dari Hillsong United (potongan liriknya di atas) benar-benar bisa memberikan saya sedikit damai di hati saya.
Jadilah saya memutuskan untuk menggunakan lagu tersebut untuk menemani saya berdoa. Sekitar pukul satu pagi saya berdoa di kamar saya yang hening dan gelap. Saya juga memiliki kebiasaan mematikan AC kamar agar tidak terganggu oleh dinginnya AC saat saya berdoa.
Ketika beberapa saat saya berdoa, saya menyadari bahwa lagu tersebut terdengar cukup kencang di telinga saya dan cukup menggangu saya berdoa. Jadi sembari berdoa saya meraih iPod saya dan memutar volumenya untuk mengecilkan suaranya. Namun setelah beberapa kali memutar tombol volumenya, kok, suaranya tidak mengecil. Saya melihat sebentar, ternyata memang volumenya sudah habis alias di nol tapi suaranya masih saja terdengar di headset saya. Bahkan ketika saya melepaskan headset saya pun, saya masih bisa mendengar sayup-sayup suara musik tersebut.
Saat itu saya menyadari bahwa volume terkecil pun terkadang tidaklah benar-benar mati. Meskipun rutinitas doa seringkali saya lakukan di kamar saya juga gelap dan hening. Namun keheningan kemarin terasa sangat berbeda. Faktanya, saya cenderung mencari keramaian dan jarang memiliki waktu untuk benar-benar di dalam keheningan dimana saya bisa mendengar hati nurani saya sendiri. Namun saat itu seperti ada suara di hati yang berkata kurang lebih seperti ini : "Aku tetap bersuara kepadamu hingga hari ini."
Memang saya mengimpikan saya bisa mendengar suara Tuhan secara verbal suatu hari nanti. Saya ingin seperti di Perjanjian Lama dimana banyak oranag bisa mendengar suara Tuhan secara lantang dan nyata. Namun kita seringkali tanpa sadar kita sendiri lah yang mengecilkan volume suara Tuhan dengan pemikiran-pemikiran kita yang terus menerus membesar volumenya.
Untungnya, meskipun kita mengecilkan volume suara Tuhan, desis-desisnya masih akan terus bersuara. Desis-desis suara Tuhan terus mencari kita. Menunggu kita berada di dalam keheningan. Menunggu untuk kita berhenti berada di dalam keramaian pikiran kita, keramaian kegelisahan kita, keramaian ekspektasi kita. Menunggu agar kita mau meluangkan waktu berlutut di hadapanNya. Akhir kata, seperti lirik lagu Hillsong United, saya berdoa agar Roh Kudus mau mencurahkan kasihNya terhadap kita, ditempat dimanapun kita berada.
No comments:
Post a Comment