Kita hidup di dunia yang penuh dengan pertanyaan dan pilihan. Sadarkah Anda akan hal ini?
Saya akan memudahkan hal ini untuk Anda. Saya sedang ingin makan ayam di sebuah restoran cepat saji. Dan ketika saya menghampiri konter restoran cepat saji tersebut. Apa yang saya dapatkan? Akan ada banyak pilihan yang keluar dari mulut karyawan yang melayani saya.
Halo, Anda pesan apa?
Dada atau paha?
Original / Crispy / Blackpepper?
Goreng atau rebus?
Tambah nasi biasa / Nasi uduk / Organik?
Minumnya pepsi? Coca cola? Sprite? Green tea? Lemon tea? Kopi?
Tambah perkedel / Bakwan / Kentang / Nuggets?
Bayar tunai / Debit / Kartu kredit?
Anda mau struknya / tidak?
Anda mau beli kumpulan CD lagu ini?
Ok. Selamat menikmati.
Huff ... Begitu banyak pertanyaan hanya untuk membeli 1 menu ayam. Membingungkan bukan? Benar bahwa beberapa pertanyaan diatas mungkin memang diperlukan, tetapi banyaknya pertanyaan dan pilihan saya menjadi rancu akan apa yang sebenarnya saya butuh. Bukankah saya hanya butuh ayam saja?
Beberapa kali saya harus menggelengkan kepala akan pertanyaan-pertanyaan yang tidak saya butuhkan, karena saya hanya butuh 1 hal. Ayam saja. TOK! (Bayangkan ... mereka bahkan menawarkan cd lagu?) Dan sadarkah Anda bahwa kita juga seringkali melakukan hal ini kepada orang lain di gereja tanpa kita sadari?
Hi. Siapa Nama Anda?
Anda Katolik / Kristen?
Anda Katolik apa? Katolik reguler / karismatik / biblikal / ortodoks?
Anda Kristen apa? Protestan ? Anglikan? Oriental? Monofisit? Nestorian?
Anda sudah babtis? Babtis apa? Selam / Ciprat / Rendam / Siram? (Pesen Kwetiaw?)
Anda mengucapkan syalom atau cukup berjabat tangan saja?
Anda bisa bahasa roh atau hanya bahasa manusia saja?
Anda ikut persekutuan doa / sudah pelayanan / jemaat saja?
Anda rutin memberikan perpuluhan / hanya sumbangan saja?

Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang seringkali ditanyakan kepada saya saat saya masih mencari gereja yang cocok untuk saya.
Ya, saya sangat antusias ingin berkembang di dalam Tuhan, namun entah kenapa, justru gereja-gereja dengan pertanyaan seperti ini membuat saya "kabur" dari gereja itu di hari pertama saya datang.
Benar bahwa beberapa pertanyaan itu mungkin diperlukan, namun bukan itu yang saya butuh lagipula saya merasa gereja dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu sangat membedakan orang.
Terkesan hanya orang-orang yang "sama" dengan mereka saja yang akan diterima. Saya cukup terbata-bata menjawab semua pertanyaan itu, karena "Hei. Bukan ini yang saya butuh. Saya bahkan tidak tahu beberapa jawaban akan pertanyaan yang Anda tanyakan. Saya hanya mau Kristus."
Pernahkah Anda begitu haus sehingga Anda merasa tidak ada yang lebih penting daripada air? Bayangkan apabila Anda sangat-sangat-sangat-sangat haus, dan ketika Anda mampir ke toko untuk membeli sebotol besar air, sang kasir masih menanyakan begitu banyak pertanyaan kepada Anda.
Air apa yang Anda mau? Air biasa / Ozon?
Air dingin atau panas atau hangat?
Merk A / B / C / D / E?
500ml? 800 ml? 1500 ml? 2000 ml?
Mau yang harga Sekian / Sekian / Sekian?
Atau mau beli yang merk ini? Beli ini dapat permen merk X, loh.
Bisa jadi yang Anda lakukan adalah marah dan mengatakan "APA SAJA!! YANG PENTING AIR! CEPAT" Dan ini yang saya butuhkan! Saya begitu haus akan YESUS, jadi stop menanyakan begitu banyak hal dan berikan kepada saya tentang YESUS!
Sadarkah Anda begitu banyak gereja yang menjelek-jelekkan gereja lain. Mereka berusaha membedakan gereja miliknya dengan gereja lain dengan berbagai macam fasilitas, kotbah, segi pelayanan, jemaat, dan lainnya. Saya tidak mengatakan salah apabila gereja memiliki fasilitas. Hal tersebut bagus, namun apakah harus dengan cara menjelek-jelekkan gereja lain? Bukankah semua gereja didasarkan oleh satu Tuhan yang sama, yaitu Kristus Yesus?
Banyak gereja yang terkesan meniadakan tempat untuk mereka yang tidak memiliki cara babtis yang sama dengan mereka. Mereka meniadakan tempat untuk mereka yang berlatar belakang berbeda dengan mereka dan lain sebagainya. Benar bahwa ada tempat untuk mereka, tetapi tempat itu terbatas. "Orang-orang ini sudah tidak lagi terselamatkan walaupun mereka percaya kristus". Itu mungkin adalah ucapan tersedih yang saya pernah dengar yang keluar dari seorang pendeta / romo / pemimpin.
Apabila Anda secara sadar atau tidak sadar menanyakan hal-hal tersebut kepada orang yang rindu kepada Kristus, saya mendorong Anda untuk merubah sikap dan cara pikir Anda. Karena pertanyaan Anda bisa jadi menjauhkan orang tersebut dari gereja. Lagipula, bukankah Kristus sendiri yang menjadi Tuhan dan Ia tidak pernah membedakan. Ingatlah, orang yang haus akan Yesus hanya mau satu hal, yakni YESUS ITU SENDIRI!
No comments:
Post a Comment