Tuesday, December 25, 2012

Happy Birthday Jesus

A birthday is just the first day of another 365-day journey around the sun.  Enjoy the trip.  ~Author Unknown


Hari ini, Yesus, Sang Raja, Juru Selamat, berulang tahun. 
Sudahkah Anda mempersiapkan hadiah untuknya atau berpikir kira-kira hadiah apa yang cocok untukNya? Tahukah Anda apa hadiah yang Dia mau? Kira-kira apa hadiah yang cocok untuk Dia, ya?

Kalau kita memberikan Dia uang sebesar 1 Milyar, akankah Dia terkesan? Saya rasa tidak. Kenapa? Kalau pun kita memberikan Dia emas batangan, Dia tidak akan terkesan. Karena jalanan di Surga terbuat dari emas. Dia empunya harta terbesar dan terbanyak. Apa untungnya emas batangan untuk Dia?

Kalau kita memberikan Dia seluruh waktu kita, akankah Dia terkesan? Tidak. Kenapa? Karena bukankah waktuNya tidak terbatas. Dia abadi dan Maha-hadir. Sekarang dan selama-lamanya. Dan malah, Dia yang memberikan kita waktu mulai dari detik, menit, jam, hari, bulan, tahun. Apa untungnya waktu kita untukNya? Toh, Yesus juga tidak akan bertambah tua, bukan?

Mungkin Anda berpikir, Anda akan memberikan hidup Anda. Whoa..whoa. Tunggu dulu. Bukankah Dia yang memberikan Anda hidup dan kehidupan itu sendiri? Kenapa Anda memberikan kembali hidup ke Dia? Jangan melakukan itu. Hidup Anda dan saya adalah kepunyaanNya. Jadi, apa dong hadiah yang cocok untuk Dia?

Saya rasa hadiah terbaik yang bisa kita berikan untukNya adalah dosa-dosa kita. Sadarkah Anda bahwa dosa-dosa kita bukanlah hal-hal yang Dia berikan kepada kita pada awalnya? Dia menginginkan kehidupan kita yang penuh dengan dosa. Dia ingin dosa-dosa kita. Sadarkah Anda bahwa Yesus menginginkan kehidupan orang-orang yang rusak, Dia menginginkan orang-orang yang mau menurunkan harga dirinya di hadapanNya, Dia menginginkan pertobatan yang tulus dari kita karena dosa-dosa kita. 

Dengan dosa-dosa yang kita lakukan dan miliki, Dia dapat mengubah kita. Dia dapat menyembuhkan kita dan melakukan hal-hal besar yang Dia akan senang hati lakukan dalam hidup kita. Jadi, datanglah kepadaNya. Bawa hadiah terbesar untukNya, yaitu dosa-dosa kita. Mintalah pertobatan dariNya dan tiup lilin ulang tahun bersamaNya dan minta agar dia memberikan Anda hikmat, pengampunan, jalan, visi, misi, tujuan, pengajaran dan perlindungan. Bawalah kehidupan Anda yang rusak, berbelok itu kepadaNya. Dia akan senang hati menerimanya. 

Selamat Ulang Tahun, Yesus dan Selamat Hari Natal semua.

Monday, December 24, 2012

[Renungan Malam Natal] Hadiah untuk Dia


Rasanya, ini pertama kalinya saya menulis renungan tentang arti Natal. 
Entah kenapa, saya merasa ada sebuah bisikan di hati saya yang seakan menyuruh saya untuk merenungkan arti Natal tahun ini. 
Mungkin Tuhan mengingatkan saya dan Anda akan arti dari Natal.
Terlepas dari apa pun kado Natal yang saya terima atau saya berikan kepada teman-teman dan keluarga dan terlepas dari apa pun kegiatan saya saat liburan Natal atau rencana liburan yang saya rencanakan, benar rasanya bahwa Natal telah diidentikkan dengan kado, Santa klaus, makan-makan, diskon, belanja, liburan. Kita telah kehilangan arti sebenarnya dari Natal. Padahal, Natal adalah tentang kelahiran Yesus Kristus sebagai penyelamat manusia di dunia ini. (Benar, kita tidak akan menemukan satu pun tempat perbelanjaan yang akan memasang banner / iklan / poster mengenai kelahiran Yesus Kristus sebagai media promosi mereka.)

Sebagai umat Kristen / Katolik, seringkali saya atau kita, lupa bahwa Natal bukanlah tentang kado, makan-makan, santa klaus, melainkan tentang kelahiran Yesus Kristus sebagai Juru Selamat manusia. Seharusnya orang pertama yang kita berikan hadiah adalah kepada Dia yang kita peringati saat hari Natal, yaitu Yesus Kristus. Seharusnya kita seperti orang Majus yang mengikuti petunjuk bintang dan datang ke palungan yang sederhana untuk menemukan Yesus berada di sana dan bersyukur bahwa Sang Penyelamat telah bersama kita.
Kita yang merayakan Natal adalah jiwa-jiwa yang telah mendengar kabar baik karena kita percaya akan berita Kabar Baik dimana kelahiranNya adalah keselamatan jiwa kita.
Sayangnya kebanyakan dari kita tidak menyebarkan Kabar Baik dan kita tidak menyelamatkan sesama kita. Kita cenderung sibuk dengan diri kita sendiri. 
Kita memposting ratusan ucapan Natal di sosial media kepada teman-teman kita namun disaat yang sama, masih ada ratusan orang diluar sana yang masih belum mengenal Yesus, tidak pernah mendengar namaNya dan bahkan mereka hidup dalam kegelapan. Sudahkah Anda meraih mereka?
Kalau kelahiran Yesus Kristus memberikan terang dalam hidup kita, sudahkah kita juga menjadi terang untuk kehidupan orang lain di luar sana? (Saya harap saya sudah melakukan itu dan tidak berhenti melakukannya)
Jadi, apa yang telah saya atau Anda berikan sebagai hadiah kepada Dia,satu-satunya pribadi yang 'berulang-tahun' setiap tanggal 25 Desember? 
Sudahkah Anda dan saya mempersiapkan hadiah untuk Dia? 
Pernahkah Anda bertanya kepada yang berulang tahun ini, apa hadiah yang Dia minta dari Anda?
Atau jangan-jangan kita malah terlebih dahulu sibuk mencari hadiah kepada kolega, tetangga, pasangan, kenalan, atasan kita terlebih dahulu ketimbang Dia yang 'empunya' acara di tanggal 25 Desember ini?
Jangan-jangan kita lebih sibuk memesan tempat untuk makan malam mewah bersama pasangan atau keluarga kita jauh-jauh hari ketimbang memesan jauh-jauh hari sebuah tempat palungan kecil yang sederhana di pojokan kamar kita untuk bersamaNya merayakan hari kelahiranNya?
Ketika saya memikirkan bahwa saya cenderung lebih mengutamakan mencari hadiah-hadiah kepada teman-teman saya terlebih dahulu dan cenderung memuaskan keinginan saya akan liburan Natal ketimbang memberikan hadiah kepada Dia terlebih dahulu, jujur, saya merasa malu dan tidak pantas merayakan Natal meski saya tahu kasih karunia Tuhan akan terus menyertai Anda dan saya. Namun biarlah rasa malu yang saya dapat dengan menuliskan ini semua membawa cara pikir baru dalam merayakan Natal tahun ini.
Selamat hari Natal.
Tuhan Yesus memberkati.

Thursday, December 20, 2012

21.12.2012. Kegelapan datang


Predicting the end of the world is very excruciating. Of all the possibilities and unseen doors that lead us to assume the end. Let the creator decide, not man.


Dear Diary,

Tanggal 21 Desember 2012. 
Hari yang kudengar adalah hari terakhir kami semua, manusia, di muka bumi ini. 
Semua desas-desus yang kudengar seakan meyakinkan bahwa benar dunia akan berakhir hari ini. Kiamat akan datang segera. 
Aku melihat beberapa orang menyiapkan persiapan untuk beberapa bulan ke depan kalau-kalau kiamat datang esok hari.
Aku juga melihat perusahaan-perusahaan besar menyiapkan perlindungan di sebuah bola tahan bencana di depan pelataran perusahaan mereka.
Seorang anak perempuan bertanya kepada ayahnya kenapa semua orang begitu panik namun sang ayah hanya menggenggam erat tangan anak perempuannya itu.

Aku berjalan menyusuri lorong dan mengambil salah satu selebaran yang banyak jatuh di tanah.
Sistem kalender Tzolk'in yang mengukur siklus 260 hari.
Sistem kalender Haab yang mengukur siklus 365 hari.
Sistem kalender Bak'tun yang mengukur siklus 400 tahun.
Semua terangkum dalam 1 kertas yang besar dengan tulisan "kiamat akan datang" besar-besar dibawahnya. 
Benarkah sistem kalender suku bangsa ini? 
Tepatkah ramalannya?
Benarkah hari ini akan berakhir? 
Seberapa cepatkah kiamat datang?

Dari kertas yang terpaku di batang sebuah pohon, aku membaca bahwa tahun 1966, seorang peneliti bernama Michael Coe, menulis buku yang menyebutkan ada petunjuk akan ada kiamat pada hari akhir kalender tersebut. dan gagasan tersebut dikembangkan oleh pengarang New Age di tahun 1970-an dan seperti virus kronis, cerita tersebut menyebar.
Percayakah aku? Tidak. Jangan sekali-kali pernah jiwa dan pikiran ini mempercayainya.
Aku melihat matahari bersinar cerah di angkasa ditemani oleh birunya langit dan kapas-kapas awan.
Betapa indahnya hidup dan dunia ini.

Bahkan Bibi Socoro Poot yang berumur 41 tahun yang tinggal di Holca, desa yang terletak 40 kilometer dari Chichen Itza pun mengatakan dia tidak sedikit pun dia percaya.
"Tak ada yang tahu hari dan jam terjadinya kiamat. Hanya Tuhan yang tahu."
Aku mengeluarkan sobekan kertas yang lusuh, beberapa di antaranya berkerut terkena basahan air hujan. Aku membacanya keras-keras di hamparan orang-orang yang sibuk mengurusi datangnya hari kiamat. Dengan penuh keyakinan aku membacakannya,

Matius 24 : 35-36
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. 
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."

Beberapa orang tersenyum dan meneguhkan iman mereka akibat perkataanku.
Seperti Bibi Poot, aku pun meneguhkan imanku akan perkataan Tuhan yang kubaca keras-keras itu.
Namun kebanyakan dari mereka mengacuhkanku dan terus sibuk menyiapkan datangnya hari kiamat.
Aku melihat jam tanganku. Menyadari bahwa hari ini adalah tanggal 20 Desember.
Satu hal yang aku yakin bahwa besok akan terjadi kegelapan kalau aku tidak melakukan suatu hal. 
Kegelapan akan melanda rumah dan keluargaku kalau aku mengabaikan hal tersebut dan aku yakin 98% akan kepastian hal yang satu ini.
Karena jelas hari ini adalah hari terakhir bayar listrik, harus segera bayar tagihan listrik PLN atau besok kegelapan akan datang. 
Oops...

Salam dari blogger yang kurang terkenal ini.
Tre Haushinka

Friday, December 14, 2012

Belajar dari orang Atheis

There's something in every atheist, itching to believe, and something in every believer, itching to doubt.  ~ Mignon McLaughlin


Anda pernah bertemu dengan seseorang yang mengaku dirinya ateis dan berbincang-bincang dengan seseorang yang tidak mempercayai akan adanya Tuhan dan tidak mempercayai agama? 
Sebenarnya saya agak tersenyum-senyum sendiri saat menulis blog thread ini karena mengingatkan saya akan diri saya beberapa tahun lalu. Perlu diketahui bahwa dulu saya tidak mempercayai adanya Tuhan meski saya dibesarkan dalam keluarga yang bisa dibilang cukup liberal dalam segi agama.

Namun untungnya, Tuhan tidak selesai berurusan dengan saya. 
Dia menarik saya terus menerus untuk kembali kepadaNya hingga saya akhirnya menyerah dan kembali kepadaNya. (Dan saya bersyukur karena itu)
Ketika bertemu dengan beberapa orang ateis mengingatkan saya bahwa sebenarnya orang-orang ateis adalah saudara-saudara kita, hanya saja mereka memiliki keyakinan yang berbeda. 
Dan saya belajar sesuatu dari segi iman mereka akan ke-ateis-an mereka.
Saya belajar akan keyakinan mereka yang teguh.

Mereka begitu yakin akan iman mereka bahwa Tuhan tidaklah ada. 
Agama tidak menyelamatkan apa-apa. 
Setiap kata yang keluar dari mulut mereka terasa begitu meyakinkan. 
Anda bisa melihat bahwa iman mereka begitu teguh seakan tidak ada yang dapat mematahkan argumen mereka.
Mereka maju melangkah berdasarkan sejauh akal mereka dan terkadang mereka membuat lompatan besar dalam hidup mereka.

Mungkin Anda merasa kesal atau mengatakan mereka bebal karena mereka begitu bertahan kepada pemikiran ateisme mereka. 
Mungkin selama ini Anda mencoba mempengaruhi mereka agar setidaknya mereka berubah, namun mereka tetap kepada keyakinan mereka.
Pemikiran saya adalah bukankah kita juga seharusnya melakukan hal tersebut kepada iman kita kepada Tuhan? 
Ketika di luar sana begitu banyak godaan dan 'jalan-pintas' yang datang kepada kita, bukankah kita seharusnya memegang teguh iman kita agar tidak ada yang dapat mematahkan kepercayaan kita kepada Tuhan? 

Saya merasa terkadang iman saya terlalu 'lembek' dan 'mudah digoyahkan' ketika masalah datang, (khsuusnya godaan datang lewat pemikiran-pemikiran dan bisikan-bisikan sesat dalam otak dan hati kita.)
Saya dengan mudahnya terombang-ambing dalam kebingungan pilihan hidup akan keputusan-keputusan yang harus saya ambil.
Padahal seharusnya saya yakin seperti layaknya orang ateis di luar sana memegang teguh keyakinan mereka dan terus berjalan.
Bagaimana mungkin, saya sebagai orang yang beragama memiliki lebih banyak keraguan ketimbang mereka yang tidak memiliki agama sama sekali? 
Bagaimana mungkin saya yang memiliki pedoman dan panduan hidup berdasarkan firmanNya, jauh lebih bimbang dan galau saat melangkah ketimbang mereka yang tidak memiliki Tuhan namun bisa melangkah lebih mantap dalam hidup mereka?

Saya sangat setuju dengan kutipan quote di pembuka blog thread ini, bahwa dalam setiap orang ateis, mereka memiliki keinginan untuk mau percaya. Dan bahwa untuk setiap orang percaya, memiliki kelamahan dalam keraguan mereka. Pelajaran yang saya dapat adalah, seharusnya saya lebih tidak mudah dipatahkan karena saya memiliki FirmanNya. Dan tidak hanya firmanNya, saya bahkan memiliki Dia, Yesus Kristus dalam hidup saya. Apa lagi yang kurang di dalam Dia?

Wednesday, December 12, 2012

Bertambah tua bukan berarti terlambat

Time is the wisest counsellor of all.  ~Pericles


Entah dengan Anda, namun saya rasa cukup banyak teman-teman saya yang baru mulai memikirkan arah hidup mereka ketika mereka menginjak usia 30-an. Seakan-akan mereka kepala mereka baru saja kepentok dengan sesuatu yang disebut waktu dan ketika mereka menengok ke belakang, mereka baru menyadari "Wow, gw ngapain aja ya selama ini?" 

Menyesal? Mungkin. Tetapi seperti biasanya, penyesalan selalu datang belakangan (sama seperti tagihan kartu kredit yang datang belakangan).

Saya pun terkadang merasa begitu apalagi ketika melihat teman-teman yang sudah sukses membangun bisnis dan usaha mereka, mengetahui perjalanan hidup mereka yang 'wow', mendengar cerita bahwa mereka keluar negeri kesana-kemari, menikah dengan pasangan yang mereka inginkan, memiliki anak yang lucu-lucu dan bertumbuh besar, saya berpikir "Saya tuh ngapain saja, sih?"

Saya merasa ketinggalan jauh dan seketika hidup merasa sangat datar seperti LED TV 42". Saya merasa sepertinya hidup saya begitu-begitu saja. Sepertinya tidak ada yang membanggakan dalam hidup saya. Benarkah? Tidak! Kenyataannya masih begitu banyak impian, cita-cita saya yang belum terwujud dan saya masih belum mengeluarkan yang terbaik dalam diri saya. Saya yakin bahwa tidak pernah terlambat untuk memulai sesuatu. Anda pun juga begitu.

Ya, mungkin Anda pun sama seperti saya. Mungkin sekarang Anda merasa sangat tua karena usia Anda kepala empat atau lebih, (Oh ya, saya baru mulai di kepala tiga tahun ini). Jadi, apa masalahnya? Tidak ada masalah.  Tahukah Anda masalah yang biasanya kita hadapi ketika kita berurusan dengan umur? Kebanyakan dari kita merasa tua sebelum waktunya. 

Umur hanyalah angka dan berkat dari Tuhan. Bersyukurlah untuk itu. Ketika Anda diberikan hidup dan umur, berarti ada sesuatu yang belum Anda kerjakan dan Tuhan belum selesai berurusan dengan Anda. Mungkin Anda merasa gagal atau takut dan merasa sudah sangat terlambat untuk memulai sesuatu (atau melanjutkan hal yang tadinya Anda sukai / kerjakan), Buang perspektif itu. Tidak pernah terlambat untuk memulai sesuatu (atau melanjutkan sesuatu), Anda adalah bejana Tuhan dan bejana dibentuk untuk sebuah tujuan.

Ketika Anda merasa lelah, tidak bersemangat, merasa tua, merasa terlambat, merasa usia Anda adalah masalah, dan Anda menyerah, saya ingin memberikan sesuatu kepada Anda untuk dipikirkan. Saya menemukan ini dalam sebuah artikel yang saya baca yang berasal dari Longfellow : 

Cato belajar bahasa Yunani saat berusia delapanpuluh tahun.
Sophocles menulis karya besarnya Oedipus saat berusia lebih dari delapanpuluh tahun.
Theophrastus memulai menulis tentang karakter manusia saat berusia sembilanpuluh tahun.
Chaucer berusia enampuluh tahun ketika menulis kisah Canterbury Tales.
Goethe, berusaha keras menyelesaikan karya 'Faust' saat berusia lebih dari delapanpuluh tahun.
Musa, berusia lebih dari seratus tahun ketika dia membawa bangsa Israel.

Jujur, saya tidak kenal dengan Cato / Sophocles, yang saya tahu hanya Musa. Dan saya yakin, kebanyakan dari Anda yang membaca tulisan ini belumlah berusia limapuluh tahun. Saya pun belum. Membaca kilasan artikel dari Longfellow diatas membuat saya berpikir bahwa saya sama sekali belum terlambat meskipun rasanya saya belum memulai apa-apa.

Sekarang saatnya untuk memulai sesuatu (apa pun itu) Sialnya, kebanyakan dari kita lebih memilih untuk duduk di kursi malas dan meratapi waktu-waktu yang ada. Ketahuilah teman, bahwa usia adalah kesempatan. Kesempatan agar kita bisa mendapat hal-hal yang bisa kita dapati dalam usia kita yang berjalan. Waktu membuat mengajar dan membuat kita semakin bijak dalam mengambil setiap kesempatan yang ada. Permasalahannya, maukah Anda menggunakan kesempatan itu? Keputusannya di tangan Anda.

Friday, December 7, 2012

Lewat Mana, sih?

A man travels the world over in search of what he needs and returns home to find it.  ~George Moore


Saya ingat benar bahwa beberapa hari kemarin hidup saya dikuasai oleh emosi. Seakan semuanya berjalan tidak sesuai rencana saya.

Dimulai dari kesal kepada Tuhan karena rasanya begitu susah untukNya mengatakan kepada saya secara gamblang arah mana sebenarnya yang perlu saya tuju dalam hidup saya.
Dilanjutkan dengan pekerjaan dadakan tanpa briefing dari atasan saya.
Ketiadaan internet di agency video ketika mau mengirim dan men-download file kerjaan.
Barang pesanan yang tidak jelas kapan datangnya.
Pekerjaan presentasi yang dimajukan deadlinenya dan lainnya.
Betapa sebuah hari yang tidak menyenangkan untuk saya. Namun dari semua hal itu, yang membuat saya agak gusar adalah hal pertama. Saya merasa kenapa Tuhan begitu pelitnya untuk menunjukkan arah kepada saya.

Mungkin para Rasul di jaman terdahulu, Anda yang membaca tulisan ini atau mungkin hampir semua orang menanyakan hal yang sama dengan saya.
Bagaimana caranya menemukan apa yang menjadi keinginan Tuhan dalam hidup kita?
Bagaimana kita bisa membedakan impian kita dengan apa yang menjadi impian Tuhan untuk kita? Apa yang Dia inginkan untuk kita berikutnya?

Semua orang yang menanyakan hal ini saya yakin adalah orang-orang yang mau berkembang secara spiritual karena jawaban yang kita terima sangatlah penting dan krusial akan kebutuhan dan pemenuhan batin kita. Mengetahui apa yang menjadi rencana Tuhan seharusnya menjadi pemikiran utama dari setiap pengikut Tuhan. Permasalahannya tidak sering juga pertanyaan kita tentang apa kemauan Tuhan seringkali bentrok dengan satu atau banyaknya keputusan yang harus kita ambil. Misalkan keputusan yang mungkin akan berpengaruh akan masa depan kita, keputusan besar yang resikonya besar, atau bisa jadi panggilan dalam hati kita.

Saya selalu kagum akan Rasul Paulus dalam usahanya mengejar kemauan Tuhan. Rasul idaman saya berdoa untuk saya dan Anda dalam Kolose 1: 9-10 seperti ini :
1:9 Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,
1:10 sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.

Tentu ketika kita ingin mengetahui rencana Tuhan atas kita tidak mungkin bisa diketahui kalau kita tidak mengenalNya. Kejarlah arahan langsung dari Tuhan itu sendiri dengan berdoa dan membaca firmanNya. Mungkin benar bahwa Alkitab tidak akan secara langsung menunjukkan kepada Anda jawaban yang Anda butuhkan. Tetapi dengan membaca Alkitab, hal tersebut akan mengantar kita kepada banyak sekali permasalahan-permasalahan atau kondisi yang serupa. Dan juga, membaca firmanNya akan mempengaruhi nilai-nilai dan pemikiran Anda sehingga hati dan pikiran Anda akan diperbaharui sehingga Anda akan melihat dari sudut pandang yang berbeda dengan filter yang baru, yakni filter yang berdasarkan kata-kataNya. Akibatnya? Tentu saja, Anda akan mendapatkan hikmat dan kebijaksanaan dalam segala ketidakpastian yang ada di sekeliling Anda.

Kemampuan kita untuk memutuskan sebuah keputusan yang penuh dengan hikmat dan kebijaksanaan ketika kita dihadapkan oleh situasi dan kondisi yang serba tidak jelas akan membuat membuat perbedaan besar antara maju melangkah berdasarkan firman Tuhan dalam hidup kita ketimbang hanya menjalani hidup penuh kebingungan.Saya belajar bahwa terkadang menemukan kehendak-Nya adalah cukup dengan melihat prinsip yang sama dalam FirmanNya dapat diterapkan pada situasi yang unik yang kita hadapi sekarang.

Mungkin saya dan Anda berpikir bahwa mendengar suara Tuhan adalah dengan adanya ungkapan verbal yang dapat kita dengar. Tetapi saya rasa saya harus merubah pemikiran saya bahwa hanya orang-orang yang penuh dengan anugerah tertentu yang dapat mendengar suara Tuhan secara langsung. Tetapi saya tidak menyerah, saya rasa dalam versi saya, mendengar suara Tuhan artinya adalah tidak hanya sekedar mengerti arah yang Ia inginkan untuk saya (berdasarkan firmanNya) tetapi juga mengetahui apa langkah selanjutnya yang harus saya ambil. 

Mungkin Tuhan tidak berkata secara lantang sehingga telinga saya dapat mendengar, tetapi bisa jadi Dia sebenarnya sedang berbisik secara perlahan kepada hati saya, untuk mengarahkan saya kepada sebuah arah yang untuk bersekutu denganNya melalui tulisan-tulisan firmanNya.

Thursday, December 6, 2012

Tolerate but Not Negotiable


Blog thread kali ini adalah hasil bincang-bincang dengan teman saya dalam sebuah perjalanan pulang ke Jakarta tentang relationship.

Kesimpulannya, kami mencatat bahwa kebanyakan pasangan memiliki relationship yang ribet atau hancur berantakan karena banyak negosiasi yang dilakukan dalam menjalani relationship.

Bahwa ada beberapa hal yang seharusnya menjadi prinsip / pedoman (dalam artian tidak bisa diganggu-gugat) akhirnya dinegosiasikan karena alasan tidak mau kehilangan pasangan, menghindari konflik dan alasan lainnya.

Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan, khususnya dalam membina sebuah relationship. Kesalahan? Sudah pasti semua orang pasti melakukan kesalahan dalam sebuah relationship. Benar bahwa terkadang kita perlu memberikan toleransi kepada pasangan kita dalam artian kita percaya bahwa orang tersebut akan berubah dan mau berubah.

Ambil contoh tentang toleransi, teman saya memiliki pemikiran bahwa memakan sayuran hijau adalah penting sedangkan istrinya tidak (Meskipun kita semua tahu sayuran hijau itu bermanfaat dan masih saja beberapa dari kita tidak menyukainya) Tetapi, mereka berdua berkomitmen agar anak mereka kelak pun juga merasakan manfaat dari makan sayuran hijau. Maka teman saya mengajak istrinya untuk perlahan-lahan menyukai sayuran hijau dan dari dosis yang kecil 'menyelipkan' sayuran hijau ke menu makanan istrinya. Tidak selalu setiap saat sang istri mau makan sayuran hijau dan disinilah teman saya melakukan toleransi ketika istrinya tidak memakan sayuran hijau.

Dalam memberikan toleransi atau kesempatan, kita sebenarnya sedang memberikan kesempatan kepada diri kita untuk mau percaya bahwa orang tersebut bisa berubah. Dalam kasus teman saya dan sayuran hijau di atas, setidaknya teman saya melihat usaha istrinya untuk mau menyukai sayuran hijau itu. Ketika kita memberikan toleransi, bukan berarti kita "memanjakan" pasangan kita ketika mereka berbuat salah atau tidak sesuai dengan apa yang kita mau, tetapi toleransi digunakan untuk mencapai sebuah komitmen dan kesepakatan berdasarkan pemikiran atau prinsip yang ada. Tetapi ketika Anda dan pasangan Anda mulai menoleransi prinsip-prinsip yang menurut Anda tidak bisa diganggu gugat, saya menyarankan untuk berhati-hati.

Kenali apa prinsip relationship Anda
Apabila hubungan relationship Anda kandas, bisa jadi hal tersebut karena selama ini (mungkin) Anda tidak memiliki prinsip atau kriteria yang jelas akan apa yang Anda mau dari pasangan Anda. Mungkin Anda hanya sebatas suka, memiliki perasaan dan memulai proses PDKT, lalu jadian. Tok, sebatas itu. Terkesan mengikuti arus? Anda benar.

Saya setuju dengan teman saya yang mengatakan bahwa sebelum kita berpacaran atau mau serius atau sedang serius dengan seseorang, sebaiknya kita mengenali diri kita sendiri terlebih dahulu. Pepatah menjadi seseorang yang lebih baik untuk pasangan untuk kali ini saya rasa benar adanya. Akibat saran teman saya, saya mulai mencoba untuk menuliskan sebenarnya apa sih yang saya mau dari seorang pasangan saya.

Saya mencoba menulis dan memikirkan secara detail semuanya. Mulai dari segi fisik, karakter, kedewasaan, dan lainnya. Terdengar terlalu muluk dan sempurna? Mungkin. Tetapi setidaknya saya mencoba mengenal siapakah saya dan apa yang saya mau dari seorang pasangan saya nantinya (terlepas saya mendapatkan yang sesuai kriteria saya atau tidak), dan hasil akhirnya? Jujur, tidak terlalu memuaskan.

Mungkin prinsip Anda adalah pasangan harus seiman. 
Mungkin prinsip Anda adalah sang wanita harus bisa memasak.
Mungkin prinsip Anda adalah pasangan Anda memiliki kemauan untuk mengembangkan karakter.
Mungkin prinsip Anda adalah pasangan harus memiliki hobi yang serupa, dan lainnya.

Prinsip adalah pedoman mencari goal yang sama dalam jangka panjang
Adalah baik ketika Anda mengenali apa yang menjadi prinsip Anda nantinya karena ketika Anda mengenali prinsip Anda, Anda tahu apa yang Anda mau. Ketika Anda mengetahui apa yang menjadi prinsip dalam relationship Anda, akan lebih mudah untuk mengetahui dan melihat apakah benar Anda dan pasangan Anda cocok secara visi dan misi Anda berdua. Anda juga tidak membuang-buang waktu. Dan sadar tidak sadar, prinsip yang Anda pegang akan Anda wariskan kepada keturunan Anda. Sadar tidak sadar, prinsip yang Anda pegang adalah batu pegangan bersama pasangan Anda untuk membangun sebuah hubungan. Mungkin prinsip Anda dan pasangan tidak sama persis, namun ketika ditelisik ditemui adanya kesamaan dalam perjalanan Anda membangun hubungan.

Sayangnya banyak dari kita yang sebenarnya mengetahui apa yang menjadi hal-hal prinsip (yang positif) yang tidak bisa diganggu-gugat namun kita masih melakukan negosiasi kepada pasangan untuk melanggar prinsip-prinsip itu karena alasan Anda menyayangi pasangan Anda. Anda bernegosiasi dengan apa yang Anda pegang sebagai prinsip. Banyak teman saya yang mengatakan bahwa mereka yakin pasangannya akan berubah ketika mereka nantinya menikah. Atau ketika mereka sudah memiliki anak. Kenyataannya? Banyak dari mereka yang tidak berubah. 

Prinsip relationship saya dengan Anda pasti berbeda. Salah satu contoh prinsip yang saya pegang hingga sekarang (dan yang masih tidak bisa saya negosiasi) adalah masalah rokok. Membayangkan pasangan saya nantinya adalah perokok adalah A Big NO-NO. Jadi, secara otomatis, saya tidak akan mencari seorang pasangan yang merupakan perokok aktif. Benar saya bisa mencari dan membangun hubungan dengan seseorang yang merupakan perokok aktif dan mungkin semuanya berjalan baik-baik saja, tetapi besar kemungkinan saya menjadi tidaklah nyaman ketika melihat pasangan saya merokok. Ini adalah prinsip yang saya pegang dan yang tidak akan saya negosiasi.

Bagaimana dengan Anda? Adakah prinsip-prinsip yang tidak akan bisa Anda nego dalam menentukan kriteria pasangan Anda? Ketika Anda mengetahui prinsip-prinsip yang Anda pegang, akankah Anda menego prinsip tersebut?

Tuesday, November 27, 2012

Bukan Kepala? No Problemo!

"Sodara-Sodara!! Karena apa yang disebut kepala itu bukanlah ekor, dan apa yang dikatakan ekor itu bukanlah kepala. "#Halah!


Saya seringkali mendengar beberapa hinbauan dari pastor-pastor senior di gereja-gereja terdahulu baik di gereja Katolik ataupun Kristen bahwa kehidupan kita seharusnya menjadi kepala, bukan ekor. Saya mengerti bahwa maksud dan tujuan dari perkataan seperti itu adalah baik meskipun rasanya kok sedikit 'nyinyir' karena kita semua dipaksakan menjadi kepala.

Terlepas dari pernyataan motivasi di atas, saya rasa pada kenyataannya, tidak semua orang dapat menjadi kepala. Karena apabila kita semua menjadi kepala, maka siapa yang menjadi badannya? Saya rasa semua dari kita walaupun bagian dari Kristus, memiliki peran dan bagiannya masing-masing. 

Kenyataannya, di dalam tubuh Kristus itu sendiri (dalam hal ini, gereja) beberapa orang dipanggil untuk menjadi jari-jari kaki. Tidak semua orang bisa menjadi tangan kanan, mata atau telinga. Semua itu adalah bagian tubuh yang mudah terlihat dari luar. Bagian tubuh ini menjadi sorotan dari apa yang terlihat dari luar.

Beberapa orang berfungsi sebagai paru-paru, ginjal, lever, darah, hati, usus. Anggota-anggota tubuh ini berada di bagian dalam tubuh dalam artian jarang terlihat. Tetapi coba saja biarkan salah satu organ-organ tubuh ini berhenti berjalan, bisa jadi seluruh tubuh bisa berada dalam kesulitan. Bisa jadi orang-orang yang menjadi bagian-bagian dalam tubuh ini tidak terlalu dikenal, tidak berada di bawah sorotan panggung, tetapi tanpa mereka, tubuh Kristus pun mengalami kesulitan.

Sialnya, kebanyakan dari kita mau menjadi kepala meskipun kita tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk menjadi kepala. Mungkin bisa jadi fungsi dan tugas kita hanya menjadi jemari kaki atau sebatas lengan atau leher. Atau yang lebih parah, mungkin menjadi bagian di dalam tubuh. Pertanyaan saya, maukah Anda? Maukah Anda berada di belakang layar? Maukah Anda menjadi seseorang yang (mungkin) kurang terkenal di dalam tubuh Kristus? 

Siapa pun Anda, apa pun tugas dan fungsi Anda dalam tubuh Kristus, saya rasa itu bukanlah hal penting untuk Tuhan. Dia hanya ingin menggunakan Anda. Itu saja. Mungkin Anda gagal dalam hidup Anda, mungkin Anda selalu berusaha untuk menjadi kepala namun berakhir menjadi bagian lainnya. Saya yakin Tuhan akan memakai kegagalan dalam hidup Anda untuk menghancurkan hasrat besar yang ada di dalam hati Anda untuk melihat Anda berada di dalam kilauan cahaya tubuhNya.

Ketika Anda mengerti bahwa apa pun bagian Anda di dalam tubuh Kristus, itu tidak akan menjadi masalah. Anda tidak akan peduli apakah Anda berada di waktu utama atau sampingan, pemimpin kendali atau pengemas barang-barang. Yang penting adalah Anda adalah bagian dari Sang Raja, Yesus Kristus. Penting untuk kita mengerti bahwa tidak selalu setiap dari kita menjadi kepala. Menjadi bagian apa pun tidak masalah asalkan kita memiliki hati seorang hamba. Percuma saja ketika Anda menjadi kepala namun tugas dan fungsi Anda sebagai kepala tidaklah berjalan, bukan?

Lagipula, bolehkah saya tahu, apakah hebatnya menjadi kepala tanpa leher? Kepala pun tidak dapat menoleh tanpa ditopang leher.
apakah hebatnya menjadi kepala tanpa mata? Kepala pun tidak dapat melihat kalau tidak memiliki mata.
Apakah hebatnya menjadi kepala tanpa rambut? Kepala tidak dapat memiliki mahkota tanpa rambut. 

Untuk saya pribadi, satu-satunya pribadi yang cocok menjadi kepala hanyalah Yesus Tuhan dalam hidup, bukan manusia (siapa pun itu orangnya). Dan saya sangat setuju kalau kita jangan mau jadi ekor. Karena hei, kita bukan binatang, kita tidak punya ekor. Tuhan tidak menciptakan kita, manusia sebuah ekor. Dan entah kenapa kalau kita dikatakan menjadi ekor, saya selalu terbayang seekor naga. Jadi, apapun bagian tubuh Anda saat ini, bukan itu yang dicari oleh Tuhan. Yang dicari olehNya adalah orang-orang yang memiliki pengabdian penuh kepadaNya tanpa keegoisan. Orang-orang seperti ini yang sangatlah diperlukan. Banyak sekali diperlukan, malah.

Beat Your Own Idol

"Everyone can be a fans. But making everyone be your fans? It takes more than just dreaming -  My anoynimous quote"


Beberapa waktu lalu, saya membaca sebuah tabloid olahraga tenis internasional dimana sebutlah si Mamat bertanding dengan Asep. (Saya lupa nama pemainnya karena saya bukan penggemar tenis) Setelah melewati beberapa ronde pertandingan sengit, Mamat berhasil mengalahkan Asep. Mungkin terdengar biasa saja, namun satu hal yang membuat saya takjub adalah di akhir artikel tersebut dikatakan bahwa Asep sebenarnya adalah idola Mamat sedari kecil.

Bayangkan betapa Mamat mengidolakan bisa bertemu dengan si Asep. Mungkin si Mamat selalu menonton pertandingan-pertandingan Asep secara langsung maupun dari layar kaca sejak remaja. Mungkin adalah sebuah impian belaka untuk Mamat bisa bertemu langsung dengan Asep. Namun saya yakin tekad, latihan, skill, gemblengan pelatih menjadikan Mamat bisa satu panggung dengan Asep untuk bertanding melawannya dan bahkan berhasil mengalahkannya. 

Untuk saya pribadi, hal ini benar-benar hebat. Kenapa? Karena saya melihat kebanyakan dari kita hanya berhenti untuk menjadi sebatas penggemar saja. Anda mungkin memiliki idola Anda sendiri di bidang-bidang tertentu. Bisa jadi Anda (secara kebetulan atau tidak) memiliki bidang atau area yang sama dengan idola Anda. Kalau iya, pertanyaan saya, maukah Anda mengalahkan reputasi idola Anda atau setidaknya mengikuti jejak kesuksesan idola Anda?

Kalau Anda mengidolakan seorang penulis favorit Anda, mau / akankah Anda membuat sebuah karya yang  sama tenarnya dengan idola Anda? (bayangkan idola Anda juga membaca karya Anda)
Kalau Anda penggemar seorang chef favorit Anda, mau / akankah Anda membuat sebuah resep atau karya yang bisa membuat Anda bisa mengadakan demo masak bareng dengan chef favorit Anda?
Kalau Anda penggemar seorang tokoh politik tertentu, mau / akankah Anda membuat sebuah gerakan nasional baru yang positif sehingga bisa membuat tokoh politik idola Anda bergabung dengan Anda?

Saya rasa sangat mudah untuk sekedar menjadi penggemar. Siapa pun bisa dalam posisi penggemar.
Sedikit lebih susah untuk menjadi copycat idola Anda. 
Tetapi mengalahkan idola Anda? 
Dibutuhkan lebih dari sekedar mimpi.

Saya rasa itu alasan kenapa begitu banyak mengikuti acara-acara kontes seperti American Idol, Stand Up Comedy atau Masterchef. Karena mereka menyadari apa yang menjadi kesukaan mereka dan mereka termotivasi bahwa seseorang yang biasa saja pada awalnya bisa menjadi 'seseorang'. Mereka dapat membuat sebuah dunia dan warna baru dan tidak tertutup kemungkinan ke depannya mereka bisa bertemu dengan idola favoritnya.

Ketika saya menulis ini, saya jadi teringat bahwa saya mengagumi band Bon Jovi saat saya masih remaja dan saya hanya sebatas menjadi penggemar saja tanpa embel-embel bisa mengikuti jejak grup band tersebut. Padahal, kalau mau dilihat ke tahun-tahun yang berlalu, bukan tidak mungkin kalau saya mencoba membangun band atau berkarir di bidang musik, saya bisa menyamai karir band tersebut atau malahan bisa bermain musik 1 panggung dengan Bon Jovi? Terdengar seperti mimpi? Mungkin. Tetapi bolehlah kita bermimpi selama mimpi itu masih rasional dan masuk akal untuk dilakukan. Toh, bermimpi itu gratis dan tidak merugikan siapa-siapa. 

Mungkin Anda mengidolakan Agnes Monica atau Regina Idol, Tukul, Andy Warhol, U2, Vera Wang atau siapa pun itu. Pertanyaannya adalah maukah Anda menjadikan reputasi (positif) idola Anda sebagai motivasi Anda untuk maju? Mungkin Anda tidak mencapai karir atau ketenaran yang sama dengan mereka tetapi hei, mereka bisa mencapai titik tersebut. Bukan tidak mungkin kita pun bisa mencapai titik itu. Sekedar mengulang, sangat mudah untuk berdiri sebatas menjadi penggemar. Jadi, di manakah posisi Anda sekarang?

Monday, November 12, 2012

Mau Bukan Berarti Mampu

There are so many things that we wish we had done yesterday, so few that we feel like doing today.  ~Mignon McLaughlin


Saya memiliki banyak sekali keinginan untuk melakukan banyak hal untuk orang lain. 
Saya sendiri ingin menggunakan talenta saya untuk memberkati tidak hanya hidup saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. 

Hanya saja terkadang saya atau Anda memiliki keterbatasan sumber daya ataupun akses. 
Saya ingin mengajak Anda untuk berpikir bahwa terkadang kita tidak dapat melakukan kebaikan yang kita inginkan, yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan kebaikan yang mampu kita lakukan.

Anda dan saya mungkin memiliki begitu banyak rencana besar dalam hidup Anda atau mungkin ada impian-impian yang belum terkabul. 
Mungkin Anda ingin menulis sebuah buku laris yang dapat menggapai jiwa-jiwa lainnya, tetapi kesempatan itu tidaklah datang. 
Sambil menunggu kesempatan itu datang, maukah Anda menulis di buletin-buletin majalah gereja Anda?

Mungkin Anda ingin mengajar di seminari atau di sekolah-sekolah, tetapi tekanan hidup mendorong Anda menuju sebuah arah yang berbeda. 
Maukah Anda mengajar di sebuah kelas Sekolah Minggu? 
Maukah Anda memimpin sebuah kelompok studi?

Mungkin Anda ingin merilis sebuah album lagu rohani yang diputar di seluruh belahan dunia, tetapi Anda malahan menjadi stress karena semua label rekaman lagu seakan menolak lagu ciptaan Anda.
Maukah Anda bermain musik di sebuah gereja kecil setiap minggu?

Berhati-hatilah juga apakah benar hal-hal tersebut yang mendorong hati Anda dan saya, ataukah jangan-jangan kebanggaan yang kita harapkan karena Anda menduduki posisi atas tersebut? 
Mungkin, Anda dan saya mengalami banyak sekali kegagalan dalam hidup. 
Ya, kita bermimpi, kita berusaha, kita mencoba, namun gagal lagi. 
Dan gagal lagi.

Yang saya tahu, kegagalan mengajarkan kita sebuah karakter. 
Yakni, karakter seorang hamba. 
Dan apa yang dilakukan seorang hamba? Ia melakukan tugas berikut yang diberikan oleh tuannya. 
Ia mengerjakan apa yang ada dan tersedia baginya untuk dilakukan. 
Ia tidak memilih atau bermimpi melakukan hal ini-itu. 
Ia hanya fokus kepada tugas yang ada di hadapannya dan melakukannya sebaik mungkin

Sayangnya, kebanyakan dari kita enggan untuk memiliki sikap dan karakter seorang hamba. 
Kita menolak untuk membiarkan tangan kita menjadi kotor. 
Kita tanpa sadar tidak pernah mau terlibat di dalam bagian tersulit dalam bekerja dengan orang-orang lain. 
Kita selalu menginginkan bagian yang paling mengkilap, bagian yang menyenangkan. 
Tetapi bagian kotor dan keras di belakang layar? Yah, berikan saja bagian itu untuk orang lain.

Saya rasa, Tuhan tidak pernah menutup mata akan kegagalan kita. 
Dia akan memanfaaatkan semua kegagalan (dan juga penundaan) yang kita alami untuk mengerjakan di dalam kita untuk menjadikan kita semua memiliki hati seorang hamba. 
Itu semua adalah bagian dari proses. 
Jadi, saat ini, mari kita buka mata dan pikiran kita. 
Apa yang bisa kita mampu lakukan untuk orang lain?

Sunday, November 11, 2012

I'm Proud of Them, But Do They Proud of Me?

They never quite leaves their children at home, even when they doesn't take them along.  ~Margaret Culkin Banning


Selepas perjalanan pulang saya dari tol Bekasi ke Jakarta, saya menghabiskan waktu di mobil untuk mengobrol dengan Mama saya. Biasanya memang Saya jarang ngobrol dengan Mama saya di rumah dan memang saya tidak terlalu dekat dengan anggota keluarga saya lainnya.

Namun, saya belajar bahwa keluarga adalah hadiah dari Tuhan dan saya mau belajar untuk dekat dengan anggota keluarga saya.

Dalam perjalanan pulang di tol, sebenarnya lebih banyak Mama saya yang bercerita ketimbang saya yang bercerita sepanjang perjalanan. Saya hanya mengangguk-ngangguk dan mengomentari sedikit-sedikit tentang apa yang Mama saya ceritakan.

Mama saya bercerita tentang mukjizat-mukjizat yang terjadi dalam hidupnya.
Mama saya bercerita tentang orang-orang yang diberkati dan dipakai Tuhan di gerejanya.
Mama saya bercerita tentang adik saya yang disayang oleh seluruh anggota keluarga pacarnya.
Mama saya bercerita tentang pusingnya bekerja untuk membayar cicilan toko.
Mama saya bercerita tentang betapa banyaknya pesaing-pesaing baru yang mulai muncul.
Mama saya bercerita tentang teman-temannya yang anaknya sudah sukses
Mama saya bercerita tentang berapa jumlah hutang yang harus dibayar kepada bank untuk toko.

Saya bangga dengan Mama saya. Benar-benar bangga. 
Bisa dibilang tulang punggung keluarga saya adalah Mama saya sejak dahulu.
Walaupun sudah cukup berumur, namun Mama saya masih diberikan berkat untuk dipercaya Tuhan mengurusi semua pekerjaan toko selama bertahun-tahun dan bisa menghidupi anak-anaknya hingga bisa kuliah dan membuat dapur mengebul hingga detik ini.

Permasalahannya adalah ya, saya bangga dengan Mama saya. Namun apakah Mama saya bangga dengan saya? Karena saat dia menceritakan semua cerita-cerita saat perjalanan pulang, saya merasa begitu marah kepada keadaan karena seakan-akan saya kurang bertindak banyak untuk Mama saya. Saya merasa tidak berguna sama sekali. Rasanya yang saya lakukan selama ini hanyalah membuang-buang waktu saya untuk DIRI SAYA SENDIRI.

Kok bisa-bisanya saya durhaka karena 'membiarkan' Mama saya yang sudah berumur terus menerus bekerja seperti ini. 
Kok bisa-bisanya saya mau terus menerus bekerja dengan gaji yang segitu-segitu saja.
Kok bisa-bisanya saya tidak memantapkan rencana hidup saya lebih matang agar bisa membantu Mama.
Kok bisa-bisanya saya mementingkan diri saya setiap weekend untuk hura-hura ketimbang membantu Mama saya di toko, dan pemikiran-pemikiran lainnya.

Pada hari Ibu, tentu kita semua merayakannya karena kita semua mungkin bangga dengan orang tua kita. Tetapi saya berpikir, seandainya saja ada hari Anak. Akankah orang tua kita bangga kepada kita sebagai anaknya? Pada detik ini, rasanya satu-satunya hal yang saya inginkan hanyalah menyenangkan hati orang tua namun saya tidak tahu apa caranya. Apa jalannya? Ingin rasanya saya kaya mendadak dan memberikan rumah, mobil, dan hal-hal hadiah lainnya kepada orang tua saya dan membiarkan mereka melewati masa tua mereka dengan damai. Kenyataannya, mereka masih harus menanggung saya hingga detik ini dengan terus membanting tulang dan dipusingkan dengan masalah-masalah yang harusnya tidak lagi mereka pikirkan dan saya malu dengan keadaan ini.Sungguh saya berasa sia-sia sebagai anak.

Mungkin hal ini pun menimpa pada Anda. Mungkin Anda bangga dengan orang tua Anda. Namun apakah orang tua Anda bangga kepada Anda? Apakah mereka puas dengan jalan hidup yang Anda tempuh? Atau malah jangan-jangan mereka membanding-bandingkan Anda dengan anak orang lain? Atau malah jangan-jangan Anda tidak pernah terpikir untuk memikirkan kebahagiaan mereka?

Saya juga masih tidak tahu apa yang harus saya lakukan agar keadaan lebih baik ke depannya, namun rasanya memiliki 'moda' pemikiran ini, sudah cukup untuk memulai api semangat dalam diri saya bahwa saya tidak bisa begini-begini saja dalam hidup saya. There's gotta be something more than this. Saya tidak tahu Anda dan situasi keluarga Anda. Namun satu hal yang saya tahu pasti, waktu terus berjalan dan suatu saat mereka akan tiada dan jangan biarkan di saat mereka tiada, Anda memiliki penyesalan karena tidak melakukan ini-itu untuk mereka. Cintailah mereka. Ayo, buat mereka bangga dengan anaknya.

Thursday, November 1, 2012

Chayank, kita mau kemana?

Pria :"Sayang, kamu mau kemana hari ini?"
Wanita :"Terserah kamu kemana aja. Asal bareng kamu."
Pria : "Aaah.. Toow Tweet. "#blushed


Anda mungkin cukup jijik membaca kalimat pembuka di blog thread kali ini (sama seperti saya yang agak sedikit jijik menuliskan kalimat tersebut)

Tetapi hei  .. bukankah itu kata-kata manis dan indah dan menenangkan jiwa ketika pasangan Anda mementingkan kehadiran diri Anda ketimbang memikirkan makanan apa yang kalian makan, tempat seperti apa yang akan dituju dan lainnya. 

Saya yakin untuk siapa pun yang mendapatkan pengakuan seperti itu akan bertindak lebih. Mungkin sang pria akan membawa sang wanita ke tempat yang lebih 'baik' dan 'spesial' ketimbang biasanya. 

Bukankah seharusnya seperti itu perjalanan kita kepada Tuhan? Anggap saja kita di pihak wanitanya sekarang. Kita mengatakan kepada Tuhan "Terserah deh Tuhan, kamu bawa aku kemana, yang penting aku bareng sama kamu, Tuhan." Hei, mungkin kita tidak tahu kemana Tuhan akan membawa kita kemana. 

Mungkin Tuhan karena saking senangnya mendengar perkataan kita, dia menutup mata kita dan membawa ke tempat yang spesial. Ya, mungkin perjalanannya sedikit bergelombang, berputar atau cukup jauh, tetapi dia tetap memegang kita untuk membawa kita ke tempat spesial itu. Karena dia juga tidak sabar untuk cepat-cepat menunjukkan tempat spesial itu kepada Anda tetapi tentu akan ada perjalanan yang harus dilewati.

Kita mungkin memiliki ekspektasi kemana pasangan kita akan membawa kita. Kita mungkin memiliki ekspektasi tempat-tempat romantis yang wow, makanan-makanan enak dan ditemani lagu-lagu romantis, misalnya. 

Tetapi sadarkah Anda bukan ekspektasi yang membuat Anda mau dibawa oleh pasangan Anda. Kepercayaan yang Anda berikan kepada pasangan Anda itulah yang membuat Anda mau dibawa olehnya. Bayangkan ketika Anda tidak mempercayai pasangan Anda, saya yakin Anda tidak akan mau dibawa kemana pun oleh dirinya. Kalau pasangan Anda yang manusia bisa membawa ke tempat-tempat spesial dimaan hati Anda berbunga-bunga, bayangkan apa yang bisa Tuhan lakukan untuk Anda. Pertanyaannya hanya :

Percayakah Anda kepadaNya? 
Maukah Anda bersama Tuhan? 
.... Terlepas kemana pun Dia membawa Anda?

Wednesday, October 31, 2012

Bersikap Melebih-lebihkan

Yohanes 4:28-29
4:28 Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:
4:29 "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"


Benarkah Yesus mengatakan SEMUA yang telah diperbuat oleh wanita itu? Jawabannya adalah tidak. Tidak semuanya ... 

Ingat bahwa perempuan ini tidaklah mengenal Yesus dalam jangka waktu yang lama. Yesus tidak menghabiskan waktu berjam-jam, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun untuk mengatakan segala sesuatu yang perempuan itu lakukan. Bahkan, bisa saja pertemuan Yesus dengan wanita itu mungkin hanya berlangsung beberapa menit saja.

Tetapi efek dari waktu singkat itulah yang perlu kita cerna. Karena tampaknya hidup wanita itu begitu dirubahkan pada saat Yesus berbicara dengannya selama beberapa menit, sehingga wanita itu melebih-lebihkan segala sesuatunya. 

Bagi diri wanita itu, kasih yang diberikan dan ditujukan dari Yesus untuk wanita itu begitu menakjubkan sehingga wanita itu tidak tahu harus berkata apa untuk mengungkapkan ketakjubannya. Jadi, hiperbola adalah jalan keluar terbaik yang wanita muda itu lakukan.

Anda mungkin mendengar banyak sekali hal-hal yang hiperbola di sekeliling Anda. Anda mungkin mendengar apabila banyak orang mengatakan bahwa Yesus tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin tidak akan ada sekarang ini. Terkadang hal itu benar. Tetapi biasanya hal tersebut juga salah. Kenapa? Karena walaupun mereka tidak mengenal Yesus, mereka akan tetap hidup. Tetapi apakah hidup mereka berarti?

Kasih karunia Tuhan membuat kita melebihkan segala sesuatunya. Dibutuhkan hanya satu ons saja dalam perubahan hidup kita yang berasal dari kasih karunia Tuhan untuk kita sampai kepada pemikiran bahwa kasih karunia Tuhan begitu dashyat (Dan memang seharusnya begitu). Kita harus bersyukur atas segala belas kasih Tuhan di dalam hidup kita untuk segala hal.

Ketika Anda pernah merasakan atau mengetahui kasih karunia yang memang berasal dari Allah dan Anda disuruh untuk menceritakan kembali pengalaman itu, saya yakin Anda juga mungkin akan bereaksi hiperbola seperti wanita di dalam cerita itu, kenapa? Karena Anda menginginkan orang lain mengalami hal yang sama.

Hal yang menyedihkannya adalah, seringkali kita bertindak sebaliknya. Kita meremehkan hal tersebut, kita meminimalisasi mukjizat Tuhan dalam hidup kita. Kita berbicara dan bertindak seakan-akan Yesus telah membuat hidup kita hanya SEDIKIT lebih baik. Hal tersebut tidaklah benar. 

Kasih karunia Tuhan akan mengubah kehidupan Anda jauh lebih dari apa yang Anda bisa bayangkan. Dan apabila Anda mengatakan bahwa kasih karunia Tuhan hanya menambah sedikit aspek kehidupan Anda, orang lain akan merendahkan efeknya juga. Tidak perlu takut untuk melebih-lebihkan efek yang telah Tuhan perbuat dalam hidup Anda, karena kasih karunia Tuhan jauh lebih besar daripada yang Anda bisa bayangkan, hanya saja terkadang anda harus meniup efeknya lebih besar untuk Anda bisa menyadari hal itu.

Monday, October 29, 2012

Alasan untuk hidup

Suicide is man's way of telling God, "You can't fire me - I quit." - Bill Maher


Beberapa hari kemarin sekitar pukul tiga pagi saya melihat-lihat kembali tulisan-tulisan saya sejak saya SMP.

Hanya beberapa catatan dan tulisan biasa yang sering saya tulis di buku saya yang memiliki gambar depan seekor induk bebek berwarna kuning yang sedang bermain dengan anak-anaknya.

Di dalam buku tersebut tersimpan catatan nomor telepon teman-teman lama saya. Saya termenung melihat deretan nama tersebut ketika menyadari beberapa teman saya tidak lagi ada di dunia ini karena mereka menyerah dan mengambil keputusan dalam hidup mereka untuk bunuh diri beberapa tahun silam ketika mereka berumur belasan tahun.

Jadi, dalam blog thread kali ini saya berusaha membuat sebuah memoire pendek untuk mengenang mereka yang telah mengambil keputusan untuk melakukan tindakan bunuh diri tersebut. 

Terkadang, nampaknya begitu mudah melepaskan diri dari semua ini ketika kita semua mengakhiri hidup kita sendiri ketika sebuah problema yang begitu besar tidak bisa kita atasi. Sebuah pemikiran yang terkesan sepele namun sangat menyesatkan.

Saya sendiri pun sering berada dalam kondisi seperti itu. Saya merasa buruk. Tidak berarti. Tidaklah penting. Mencoba bunuh diri? Saya pernah. Terpikir untuk melakukan bunuh diri? Cukup sering. Pada saat itu saya tidak dapat menemukan satu pun alasan agar saya bisa melanjutkan hidup saya. Dan mungkin dunia akan menjadi sedikit lebih peduli ketika saya tidak lagi ada. Benarkah? Kenyataannya, tidak. Dunia akan terus berjalan dan berputar terlepas Anda ada atau tidak di dalamnya. 

Saya tidak tahu siapa Anda dan apa kondisi Anda saat ini. 
Tetapi ketika Anda berada dalam posisi dimana saya pernah berada, yaitu posisi dimana seakan-akan orang tidak ada yang peduli atau posisi dimana-mana seakan-akan Tuhan tidak peduli. Saya mohon, temukan alasan untuk Anda tetap hidup karena selalu ada alasan untuk Anda tetap hidup. Kita semua disini untuk sebuah alasan dan tujuan. Dan saya yakin mengakhiri hidup Anda sendiri bukanlah tujuan akhir Anda dan tindakan itu tidak pernah dirancang Tuhan untuk Anda.

Anda PENTING!
Anda INDAH !
Anda DICINTAI !

Mungkin Anda merasa tidak ada sosok manusia yang mencintai Anda. Tetapi Tuhan mencintai Anda. Dia sedang mendemonstrasikan cintaNya kepada Anda. Dengan membiarkan Anda hidup, bernafas, berpikir, merasakan, Dia sedang mendemonstrasikan cintaNya kepada Anda.
Dia ingin Anda kembali kepadanya.

Anda berhak mendapatkan alasan untuk hidup.
Anda perlu mencari alasan untuk tetap hidup.
Ingatlah bahwa bertahan hidup selalu lebih sulit ketimbang mengakhiri hidup.
Bertahan hidup membutuhkan keberanian.
Beranikah Anda menjalani hidup Anda sendiri?


---------------------------

Saya berdoa untuk jiwa-jiwa yang memiliki kecenderungan negatif seperti depresi, stress, kecenderungan untuk mengakhiri hidup sendiri agar mereka dikuatkan dimanapun jiwa-jiw ini berada. Aku meminta agar Roh Kudus menemani mereka, menghibur mereka, mengubah cara pikir mereka dan Yesus Kristus memaafkan kami semua (termasuk jiwaku sendiri) yang pernah berpikir untuk menyerah terhadap hidup. Berikan kami kelemahan untuk mau datang kepadamu ya, Bapa. Berikan kami kekuatan dan keberanian untuk mau menutup mata kami, membuka hati kamu dan menyerahkan semua masalah kami kepadamu. Berikan kami jalan keluar ketika kami merasa semua pintu tertutup. Dan untuk jiwa-jiwa yang sudah mendahului kami, ampuni jiwa mereka. Berikan kami damaiMu.

Thursday, October 25, 2012

Salahkah bila memiliki tato?

Good tatoos are not cheap and cheap tatoos are not good - Unknown


Banyak sekali orang yang memiliki tato dewasa ini terlepas apakah mereka pria, wanita ataupun anak-anak. Rasanya hampir sebagian besar memiliki tato atau setidaknya ingin memiliki tato di tubuh mereka. 

Rasanya memiliki tato menjadi sebuah kegiatan yang menjadi tren untuk dilakukan. Ada yang mengatakan tato adalah bentuk kebebasan dan ekspresi personal. Saya sendiri sering terpikir untuk memiliki tato di lengan kanan saya. 

Tetapi saya juga seringkali menanyakan pertanyaan ini "Memiliki tato, apakah boleh atau tidak apa-apa di mata Tuhan?" Teman saya Laureen Margareth (colek Laureen di@mommynyaceline) pernah mengatakan bahwa tato digunakan sebagai penanda bahwa orang tersebut adalah budak. Banyak orang yang mengatakan bahwa tentu boleh memiliki tato dan tidak masalah karena tidak merugikan siapa pun. Banyak juga yang mengatakan "tidak pantas" "tidak boleh", dan ada juga yang mengatakan "Boleh selama gambar tatonya bukan gambar yang "aneh-aneh" seperti perempuan telanjang, dsb".

Saya mencoba merenungkan dua hal ini : 
1. Apakah tindakan mentato ini menghormati Tuhan? Atau justru tidak menghormati Tuhan? Apakah saya mentato hanya karena keputusan personal saya saja?
2. Apakah keputusan saya mentato tubuh saya akan memberikan efek kepada orang lain? Akankah tato-tato itu menyinggung orang lain?

Terlepas dari keinginan saya atau Anda untuk memiliki tato, mari kita coba renungkan "Apa yang kira-kira Tuhan akan katakan tentang hal ini?" Imamat 19:28 "Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu, Akulah Tuhan"

Ayat ini bercerita tentang bangsa Israel yang baru saja melarikan diri dari penjajahan bangsa Mesir dimana beberapa orang akan memakai tato bergambar dewa-dewa Pagan (dewa-dewa bangsa Mesir) di tubuh mereka. Tuhan memberitahukan kepada mereka "Jangan mengambil apa pun dari praktik-praktik dewa Pagan"

Apabila kita berkata bahwa ayat ini orang-orang Kristen dewasa ini tidak boleh memiliki tato, maka berarti kita juga harus mematuhi ayat lainnya di ayat 26 yang berkata "janganlah memakan makanan yang memiliki darah di dalamnya" dan juga ayat 27 yang berkata "Janganlah kamu mencukur tepi rambut kepalamu berkeliling dan janganlah engkau merusakkan tepi janggutmu".

Kalau dipikir-pikir, kita makan daging dan menggunting rambut kita sesuai dengan tren saat ini tanpa takut kita mengikuti ritual Paganisme. Karena dalam masa itu, kebiasaan-kebiasaan itu dikaitkan dengan ritual Paganisme, namun tidak lagi saat masa sekarang ini. Jadi saya rasa ayat itu tidak terlalu relevan untuk pertanyaan tentang bolehkah kita memiliki tato.

----------------------------

Fokus kita adalah mematuhi perintah Tuhan, ketika ayat tidak secara spesifik menyinggung beberapa jawaban akan pertanyaan, bisa jadi karena hal tersebut bukanlah hal yang harus hitam atau harus putih. Dari segi alkitabiah, kita tidak apat mengatakan secara tegas bahwa memiliki tato itu salah. Karena keputusan itu adalah keputusan yang Anda ambil dan akan Anda pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Ini adalah area yang membutuhkan evaluasi personal.

Kolose 3:17 "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapak kita."

Seharusnya ini yang menjadi pedoman dalam hidup kita. Hal terpenting adalah tubuh kita adalah bait Allah dan sudah seharusnya kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita. Pilihan / keputusan yang kita buat seharusnya menghormati Tuhan terlepas apakah keputusan-keputusan itu menyangkut masalah mental atau fisik.

Terlepas apakah Anda memiliki tato atau tidak, hal tersebut benar-benar antara Anda dengan Tuhan. Hal ini bukanlah hal mutlak yang harus hitam atau harus putih karena saya rasa tidak ada ayat Alkitab yang secara gamblang menjelaskan hal ini.

Apabila Anda sedang mepertimbangkan untuk mentato tubuh Anda, atau berniat menambahkan tato lagi, ada beberapa hal yang mungkin bisa dipikirkan.

1. Orang lain bisa dengan mudah menghakimi Anda
Mereka akan dengan mudah men-cap Anda memiliki kepribadian yang buruk hanya karena Anda memiliki tato -Meskipun hanya Tuhan yang bisa melihat hati- Orang lain mungkin tidak akan mengabaikan "hati" Anda dan dengan mudah menghakimi Anda. 

Anda juga mungkin secara tidak adil dikatakan "pemberontak", "rendah" atau "Tidak bertanggung jawab". Apabila tato anda terlihat secara terang-terangan - Bisa jadi itu adalah salah satu masalah yang akan menyangkut tentang relationship Anda atau menjadi masalah saat Anda mencari pekerjaan. Pertanyaannya, Is it worth it?

2. Apakah tato yang Anda inginkan memiliki arti khusus untuk Anda atau orang lain?
Apakah tato yang Anda torehkan di tubuh Anda dapat mengirimkan pesan yang ingin Anda sampaikan? Adakah arti atau pengaruh khusus ke orang lain yang melihat tato itu selain Anda sendiri?

3. Kira-kira, apakah Anda masih menginginkan tato ini beberapa tahun ke depan? 
Ingat bahwa tato yang anda buat saat Anda berumur 19 tahun akan terlihat sama sekali berbeda saat Anda berumur 64 tahun. Tato perahu pada perut Anda yang masih six-pack mungkin terlihat keren sekarang, tetapi saat Anda berumur 60 tahun, bisa jadi perahu itu akan terlihat "tenggelam". Anda tahu maksud saya.

4. Hormati orang tua Anda
Kalau anda adalah seorang anak muda yang masih tinggal bersama orang tua, dan orang tua anda tidak memperbolehkan Anda memiliki tato - mungkin Anda harus menunggu beberapa saat - agar Anda dapat mengambil keputusan Anda sendiri tetapi tetap menghormati orang tua Anda.

5. Apakah keputusan ini akan berbalik menjadi keputusan yang berakibat tidak menghormati Tuhan?

6. Pikirkan efek jangka panjangnya
Hati-hati - Ingat bahwa tato permanen adalah jangka waktu yang sangat panjang. Apakah tato itu ada di tempat yang Anda inginkan - SELAMANYA? 
Apakah ukurannya adalah ukuran yang Anda mau - SELAMANYA? 
Karena kalau Anda memiliki tato yang bergambar "I love Sukinem" tetapi kenyataannya Anda akhirnya Anda menikahi Iyem - (Saya tidak ikut campur...)

7. Mintalah opini orang lain
Kalau Anda memiliki tato sebelum Anda menjadi Kristen, Anda memiliki hak untuk memiliki opini Anda sendiri. Namun terkadang kita mencoba untuk membenarkan opini kita sendiri dengan mencari referensi dari Kitab Suci dan orang lain.

Bagaimanapun juga, Anda memiliki hak untuk memiliki pandangan sendiri dan hal tersebut harus dihormati. Berhati-hatilah untuk tidak terpancing / mudah menghakimi orang lain hanya karena orang lain memiliki pandangan yang berbeda dengan Anda. Keputusan tetap di tangan Anda.

Wednesday, October 24, 2012

Knowing God's Will

"Bagaimana saya mengetahui kehendak Tuhan?"
"Apa sih yang Dia ingin saya lakukan berikutnya?"


Ini adalah dua dari pertanyaan yang sering saya ajukan kepada banyak orang yang menurut saya level imannya lebih besar daripada saya. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah hal krusial dalam kehidupan rohani saya karena saya cenderung tidak mengetahui apa yang Tuhan inginkan dalam hidup saya.

Tindakan yang akan saya lakukan akan pertanyaan ini juga penting dan bisa menjadi dilematik karena bisa membawa berkat dan juga kefrustasian karena pengertian yang salah. 

Kolose 1:9-10 berkata
1:9 Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,
1:10 sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,

Betapa sebuah pemberitaan firman yang menyegarkan karena Anda dan saya didoakan oleh Kolose untuk menerima pengertian yang benar. Jadi dari perbincangan saya dengan teman-teman, referensi-referensi dan lainnya, ada beberapa petunjuk untuk mengetahui kehendak Tuhan : 

1. Mengejar arah yang berasal dari tuhan dalam Doa dan membaca firmanNya
Mazmur 119:105 : "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."

Saya percaya  bahwa Alkitab tidak akan menjawab setiap keputusan yang hendak kita ambil, tetapi Alkitab akan membawa kita kepada berbagai contoh dan referensi masalah yang spesifik yang akan membantu kita mengambil keputusan. Dan juga, membaca firman-Nya akan memberikan pengaruh dan merubah nilai-nilai kehidupan kita sendiri sehingga hati dan pikiran kita diperbaharui sehingga kita mulai menjalani kehidupan kita dengan 'filter' yang baru, yaitu filter yang berasal dari firman-Nya. Hal ini akan membantu kita untuk mengambil keputusan yang bijak dimana kala kita tidak tahu apa hendak kita putuskan.

Kemampuan kita dalam hal ini akan membuat perbedaan antara pengikut kristus yang dewasa dan mereka yang belum dewasa. Kita belajar mempelajari untuk menemukan kemauanNya dengan melihat beberapa prinsip yang sama di dalam Alkitab yang bisa kita terapkan dalam keadaan/situasi kita yang unik. Banyak pengikut kristus berpikir mereka mendengar suara Tuhan berkata kepada mereka untuk melakukan sesuatu hal padahal hal yang mereka lakukan berlawanan dengan apa yang Alkitab ajarkan.

Sebuah definisi yang bagus dari "mendengar suara Tuhan" adalah : mengerti arah kehidupan kita yang berasal dari Dia (firmanNya) dan juga mengetahui "langkah berikut" yang hendak kita tempuh. - tidaklah perlu kita mendengar suara lantang dari tuhan, tetapi cukup dengarkan suaraNya di dalam hati kita dan jangan lupa untuk mengecek juga apakah langkah berikut yang akan kita ambil mengarahkan kita ke dalam persekutuanNya? Karena banyak dari orang-orang kristen yang merasa mereka mendengar suara Tuhan, tetapi mereka tidak tahu atau tidak ada ide akan apa langkah berikut yang akan mereka ambil. Yang juga penting adalah ambil waktu untuk berdoa mempertimbangkan kemauanNya dalam memutuskan setiap keputusan hidup Anda yang penting.

2. Apakah Anda mempunyai "Holy Discontent?"
Mengetahui kehendak Tuhan seharusnya ada di dalam pikiran setiap pengikut Kristus. Terkadang pertanyaan kita tentang kemauan Tuhan tidak jauh-jauh dari keputusan yang akan kita ambil. Terkadang kita berpikir tentang masa depan, keputusan hidup yang sangat besar dan penting atau juga "panggilan" dalam hidup kita.

Jadi, apakah Anda memiliki sebuah Holy Discontent? Apa itu? Holy Discontent adalah sebuah hal yang terus menerus mengganggu Anda dan membuat Anda tidak tahan setiap kali Anda melihat atau berhadapan dengan hal tersebut? Maksud saya, itu adalah satu hal yang benar-benar yang mengganggu Anda sehingga Anda tidak tahan lagi dan ingin berteriak. Apakah misalnya ketika seseorang memotong antrian Anda? Pelayan restoran yang kasar? Orang-orang yang berbohong kepada Anda? Apakah tentang pelayanan sosial/rohani? Apakah hal yang membuat hati Anda memikirkan hal itu terus-menerus sehingga Anda tidak bisa tidur? Seperti kelaparan di belahan dunia lainnya atau di sekeliling Anda? Anak-anak yatim? Para pecundang? Pezinah? Janda-janda? Atau bahasa simpelnya, apa hal yang PALING TIDAK ANDA SUKAI?

Kita semua memiliki hal yang tidak kita sukai, bukan? Saya tidak menyukai asap rokok, saya tidak menyukai kemacetan, saya tidak menyukai diburu-buru waktu dan lain halnya. Atau misalnya ketika saya mendengar ada seorang pria yang memukul seorang wanita, ingin rasanya saya mencari pria tersebut dan memukul balik pria tersebut. Mengerti apa yang saya maksud?

Jadi, apa Holy Discontent Anda? kalau Anda belum pernah berpikir dan tidak tahu akan apa Holy Discontent Anda, berdoalah kepada Tuhan untuk menemukannya, mintalah petunjuk dan mintalah Tuhan menunjukkannya. Jangan tertipu dengan hanya mengarahkan perhatian Anda terhadap sesuatu yang hanya tidak suka, karena Holy Discontent jauh lebih besar dari itu dan terkadang hal tersebut tidaklah jelas. 

Karena sangat mungkin untuk menemukan Holy Discontent ini membutuhkan doa Anda sungguh-sungguh dan ketika Tuhan menunjukkannya kepada Anda, hal itu akan membuat Anda tidak bisa tidur karena Anda akan memikirkan apa hal yang kira-kira harus Anda lakukan tentang hal itu. Misalkan saya, saya tidak suka dengan asap rokok (saya tidak ada masalah dengan batang rokoknya), jadi pernah saya memikirkan saat saya mau tidur, bagaimana caranya supaya tidak ada lagi asap rokok di dunia ini? Dan bisa jadi, saat anda memikirkan hal tersebut, Holy Discontent Anda adalah passion Anda.

Berikut adalah beberapa contoh Holy Discontent dari para tokoh dunia dan Alkitab yang bisa saya temukan :

Musa - penderitaan terhadap umat-umat Allah.
Raja Daud - Goliath berbicara 'sampah' tentang Tuhan dan umatnya.
Nehemia - orang-orang mengejek Tuhan
Bunda Teressa - melihat orang-orang hidup dalam kemiskinan
Martin Luther King Jr - melihat ketidakadilan dan kekerasan terhadap manusia.
Bill Hybels - gereja yang terkesan tidak peduli terhadap mereka yang "terhilang"

Ketika Anda menemukan apa hal yang membuat hati Anda galau, Anda perlu men-gekspose hal tersebut keluar. Anda perlu membuka pikiran Anda tentang hal itu. Anda mungkin pernah mendengar "Saya ingin mendisplinkan orang ini, tetapi orang ini terlalu bebal dan terperangkap dengan tindakan bodoh mereka, saya menyerah!" Permasalahannya, tidak akan ada orang yang mengatakan HAL INI AKAN MUDAH sedari awal. Jangan menyerah, ingatlah bahwa Holy Discontent adalah panggilan Anda, passion Anda, dan salah satu tujuan yang Allah taruh di dalam Anda. Dan untuk alasan itu, tidak ada alasan untuk menyerah.

Ketika anda menemukan Holy Discontent Anda, jangan kabur atau pura-pura tidak mengetahuinya. Mendekatlah dengan hal itu. Beri makanan kepada Holy Discontent Anda. Kebanyakan dari kita berusaha kabur dari ke-frustasian kita. Tetapi Tuhan memberikan kita Holy Discontent untuk lari kepada hal itu, bukan lari dari hal itu. Jadi, libatkan diri Anda dengan hal itu and do something about it!!  Doa yang berbahaya adalah mungkin doa dimana Anda berkata "Tuhan ... gunakan saya!" Tahukah Anda ketika Tuhan menggunakan Anda, Dia tidak akan menggunakan Anda secara setengah-setengah? Dia akan menggunakan kapasitas Anda secara penuh. Jadi persiapkan diri Anda untuk melewati batas Anda, dan Anda bisa mmeiliki kemungkinan untuk merubah dunia.

3. Mengikuti kehendak-Nya diatas segala hal
Berikan kemauan Anda untuk mengikuti segala kehendak-Nya akan segala hal yang sudah dibuat jelas untuk Anda - terlepas dari betapa bedanya hal tersebut dari ide dan mimpi Anda -

4. Menafsirkan peluang dan keadaan
Berdoalah meminta petunjuk dan mintalah bantuan kepada pemimpin spiritual Anda - ketika Anda ingin menginterpretasikan peluang dan keadaan Anda - Langkah ini akan membantu Anda menuju keinginan Tuhan yang terbaik ketika Anda menghormati firman-Nya. (Kolose 1:9-10)

5. Ketahuilah bahwa rencana Tuhan itu sempurna untuk Anda
Jangan takut untuk mengikuti petunjukNya, Keinginan Dia adalah yang rencana TERBAIK untuk hidup Anda.
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

6. Jalankan prinsip "Dua atau tiga orang berkumpul"
Jangan Anda mengatakan dengan tiba-tiba mengatakan "Ini adalah tanda dari Allah", tahan emosi dan kegembiraan Anda, dan mintalah 2-3 orang yang lain untuk mengkonfirmasi apakah "tanda" yang Anda maksud adalah benar dari Tuhan dan apakah "tanda" itu adalah tanda yang baik?

Matius 18:16  Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
2 Korintus 31 : 1 Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah.

Berikut adalah list yang dapat membantu Anda mendapatkan konfirmasi akan keinginan Allah :
-. Apakah ada keinginan spiritual yang kuat di hati Anda?
-. Apakah ada ayat alkitab yang mendukung keputusan Anda?
-. Apakah situasi dan keadaannya tepat?
-. Apakah ada pemimpin spiritual lain yang mendukung Anda?
-. Apakah waktunya tepat?

Amsal 15:22 
Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.