Sunday, November 11, 2012

I'm Proud of Them, But Do They Proud of Me?

They never quite leaves their children at home, even when they doesn't take them along.  ~Margaret Culkin Banning


Selepas perjalanan pulang saya dari tol Bekasi ke Jakarta, saya menghabiskan waktu di mobil untuk mengobrol dengan Mama saya. Biasanya memang Saya jarang ngobrol dengan Mama saya di rumah dan memang saya tidak terlalu dekat dengan anggota keluarga saya lainnya.

Namun, saya belajar bahwa keluarga adalah hadiah dari Tuhan dan saya mau belajar untuk dekat dengan anggota keluarga saya.

Dalam perjalanan pulang di tol, sebenarnya lebih banyak Mama saya yang bercerita ketimbang saya yang bercerita sepanjang perjalanan. Saya hanya mengangguk-ngangguk dan mengomentari sedikit-sedikit tentang apa yang Mama saya ceritakan.

Mama saya bercerita tentang mukjizat-mukjizat yang terjadi dalam hidupnya.
Mama saya bercerita tentang orang-orang yang diberkati dan dipakai Tuhan di gerejanya.
Mama saya bercerita tentang adik saya yang disayang oleh seluruh anggota keluarga pacarnya.
Mama saya bercerita tentang pusingnya bekerja untuk membayar cicilan toko.
Mama saya bercerita tentang betapa banyaknya pesaing-pesaing baru yang mulai muncul.
Mama saya bercerita tentang teman-temannya yang anaknya sudah sukses
Mama saya bercerita tentang berapa jumlah hutang yang harus dibayar kepada bank untuk toko.

Saya bangga dengan Mama saya. Benar-benar bangga. 
Bisa dibilang tulang punggung keluarga saya adalah Mama saya sejak dahulu.
Walaupun sudah cukup berumur, namun Mama saya masih diberikan berkat untuk dipercaya Tuhan mengurusi semua pekerjaan toko selama bertahun-tahun dan bisa menghidupi anak-anaknya hingga bisa kuliah dan membuat dapur mengebul hingga detik ini.

Permasalahannya adalah ya, saya bangga dengan Mama saya. Namun apakah Mama saya bangga dengan saya? Karena saat dia menceritakan semua cerita-cerita saat perjalanan pulang, saya merasa begitu marah kepada keadaan karena seakan-akan saya kurang bertindak banyak untuk Mama saya. Saya merasa tidak berguna sama sekali. Rasanya yang saya lakukan selama ini hanyalah membuang-buang waktu saya untuk DIRI SAYA SENDIRI.

Kok bisa-bisanya saya durhaka karena 'membiarkan' Mama saya yang sudah berumur terus menerus bekerja seperti ini. 
Kok bisa-bisanya saya mau terus menerus bekerja dengan gaji yang segitu-segitu saja.
Kok bisa-bisanya saya tidak memantapkan rencana hidup saya lebih matang agar bisa membantu Mama.
Kok bisa-bisanya saya mementingkan diri saya setiap weekend untuk hura-hura ketimbang membantu Mama saya di toko, dan pemikiran-pemikiran lainnya.

Pada hari Ibu, tentu kita semua merayakannya karena kita semua mungkin bangga dengan orang tua kita. Tetapi saya berpikir, seandainya saja ada hari Anak. Akankah orang tua kita bangga kepada kita sebagai anaknya? Pada detik ini, rasanya satu-satunya hal yang saya inginkan hanyalah menyenangkan hati orang tua namun saya tidak tahu apa caranya. Apa jalannya? Ingin rasanya saya kaya mendadak dan memberikan rumah, mobil, dan hal-hal hadiah lainnya kepada orang tua saya dan membiarkan mereka melewati masa tua mereka dengan damai. Kenyataannya, mereka masih harus menanggung saya hingga detik ini dengan terus membanting tulang dan dipusingkan dengan masalah-masalah yang harusnya tidak lagi mereka pikirkan dan saya malu dengan keadaan ini.Sungguh saya berasa sia-sia sebagai anak.

Mungkin hal ini pun menimpa pada Anda. Mungkin Anda bangga dengan orang tua Anda. Namun apakah orang tua Anda bangga kepada Anda? Apakah mereka puas dengan jalan hidup yang Anda tempuh? Atau malah jangan-jangan mereka membanding-bandingkan Anda dengan anak orang lain? Atau malah jangan-jangan Anda tidak pernah terpikir untuk memikirkan kebahagiaan mereka?

Saya juga masih tidak tahu apa yang harus saya lakukan agar keadaan lebih baik ke depannya, namun rasanya memiliki 'moda' pemikiran ini, sudah cukup untuk memulai api semangat dalam diri saya bahwa saya tidak bisa begini-begini saja dalam hidup saya. There's gotta be something more than this. Saya tidak tahu Anda dan situasi keluarga Anda. Namun satu hal yang saya tahu pasti, waktu terus berjalan dan suatu saat mereka akan tiada dan jangan biarkan di saat mereka tiada, Anda memiliki penyesalan karena tidak melakukan ini-itu untuk mereka. Cintailah mereka. Ayo, buat mereka bangga dengan anaknya.

No comments:

Post a Comment