There's something in every atheist, itching to believe, and something in every believer, itching to doubt. ~ Mignon McLaughlin
Sebenarnya saya agak tersenyum-senyum sendiri saat menulis blog thread ini karena mengingatkan saya akan diri saya beberapa tahun lalu. Perlu diketahui bahwa dulu saya tidak mempercayai adanya Tuhan meski saya dibesarkan dalam keluarga yang bisa dibilang cukup liberal dalam segi agama.
Namun untungnya, Tuhan tidak selesai berurusan dengan saya.
Dia menarik saya terus menerus untuk kembali kepadaNya hingga saya akhirnya menyerah dan kembali kepadaNya. (Dan saya bersyukur karena itu)
Ketika bertemu dengan beberapa orang ateis mengingatkan saya bahwa sebenarnya orang-orang ateis adalah saudara-saudara kita, hanya saja mereka memiliki keyakinan yang berbeda.
Dan saya belajar sesuatu dari segi iman mereka akan ke-ateis-an mereka.
Saya belajar akan keyakinan mereka yang teguh.
Mereka begitu yakin akan iman mereka bahwa Tuhan tidaklah ada.
Agama tidak menyelamatkan apa-apa.
Setiap kata yang keluar dari mulut mereka terasa begitu meyakinkan.
Anda bisa melihat bahwa iman mereka begitu teguh seakan tidak ada yang dapat mematahkan argumen mereka.
Mereka maju melangkah berdasarkan sejauh akal mereka dan terkadang mereka membuat lompatan besar dalam hidup mereka.
Mungkin Anda merasa kesal atau mengatakan mereka bebal karena mereka begitu bertahan kepada pemikiran ateisme mereka.
Mungkin selama ini Anda mencoba mempengaruhi mereka agar setidaknya mereka berubah, namun mereka tetap kepada keyakinan mereka.
Pemikiran saya adalah bukankah kita juga seharusnya melakukan hal tersebut kepada iman kita kepada Tuhan?
Ketika di luar sana begitu banyak godaan dan 'jalan-pintas' yang datang kepada kita, bukankah kita seharusnya memegang teguh iman kita agar tidak ada yang dapat mematahkan kepercayaan kita kepada Tuhan?
Saya merasa terkadang iman saya terlalu 'lembek' dan 'mudah digoyahkan' ketika masalah datang, (khsuusnya godaan datang lewat pemikiran-pemikiran dan bisikan-bisikan sesat dalam otak dan hati kita.)
Saya dengan mudahnya terombang-ambing dalam kebingungan pilihan hidup akan keputusan-keputusan yang harus saya ambil.
Padahal seharusnya saya yakin seperti layaknya orang ateis di luar sana memegang teguh keyakinan mereka dan terus berjalan.
Bagaimana mungkin, saya sebagai orang yang beragama memiliki lebih banyak keraguan ketimbang mereka yang tidak memiliki agama sama sekali?
Bagaimana mungkin saya yang memiliki pedoman dan panduan hidup berdasarkan firmanNya, jauh lebih bimbang dan galau saat melangkah ketimbang mereka yang tidak memiliki Tuhan namun bisa melangkah lebih mantap dalam hidup mereka?
Saya sangat setuju dengan kutipan quote di pembuka blog thread ini, bahwa dalam setiap orang ateis, mereka memiliki keinginan untuk mau percaya. Dan bahwa untuk setiap orang percaya, memiliki kelamahan dalam keraguan mereka. Pelajaran yang saya dapat adalah, seharusnya saya lebih tidak mudah dipatahkan karena saya memiliki FirmanNya. Dan tidak hanya firmanNya, saya bahkan memiliki Dia, Yesus Kristus dalam hidup saya. Apa lagi yang kurang di dalam Dia?
No comments:
Post a Comment