Rasanya, ini pertama kalinya saya menulis renungan tentang arti Natal.
Entah kenapa, saya merasa ada sebuah bisikan di hati saya yang seakan
menyuruh saya untuk merenungkan arti Natal tahun ini.
Mungkin Tuhan mengingatkan saya dan Anda akan arti dari Natal.
Terlepas dari apa pun kado Natal yang saya terima atau saya berikan kepada teman-teman dan keluarga dan terlepas dari apa pun kegiatan saya saat liburan Natal atau rencana liburan yang saya rencanakan, benar rasanya bahwa Natal telah diidentikkan dengan kado, Santa klaus, makan-makan, diskon, belanja, liburan. Kita telah kehilangan arti sebenarnya dari Natal. Padahal, Natal adalah tentang kelahiran Yesus Kristus sebagai penyelamat manusia di dunia ini. (Benar, kita tidak akan menemukan satu pun tempat perbelanjaan yang akan memasang banner / iklan / poster mengenai kelahiran Yesus Kristus sebagai media promosi mereka.)
Sebagai umat Kristen / Katolik, seringkali saya atau kita, lupa bahwa Natal bukanlah tentang kado, makan-makan, santa klaus, melainkan tentang kelahiran Yesus Kristus sebagai Juru Selamat manusia. Seharusnya orang pertama yang kita berikan hadiah adalah kepada Dia yang kita peringati saat hari Natal, yaitu Yesus Kristus. Seharusnya kita seperti orang Majus yang mengikuti petunjuk bintang dan datang ke palungan yang sederhana untuk menemukan Yesus berada di sana dan bersyukur bahwa Sang Penyelamat telah bersama kita.
Kita yang merayakan Natal adalah jiwa-jiwa yang telah mendengar kabar baik karena kita percaya akan berita Kabar Baik dimana kelahiranNya adalah keselamatan jiwa kita.
Sayangnya kebanyakan dari kita tidak menyebarkan Kabar Baik dan kita tidak menyelamatkan sesama kita. Kita cenderung sibuk dengan diri kita sendiri.
Kita memposting ratusan ucapan Natal di sosial media kepada teman-teman kita namun disaat yang sama, masih ada ratusan orang diluar sana yang masih belum mengenal Yesus, tidak pernah mendengar namaNya dan bahkan mereka hidup dalam kegelapan. Sudahkah Anda meraih mereka?
Kalau kelahiran Yesus Kristus memberikan terang dalam hidup kita, sudahkah kita juga menjadi terang untuk kehidupan orang lain di luar sana? (Saya harap saya sudah melakukan itu dan tidak berhenti melakukannya)
Jadi, apa yang telah saya atau Anda berikan
sebagai hadiah kepada Dia,satu-satunya pribadi yang 'berulang-tahun'
setiap tanggal 25 Desember?
Sudahkah Anda dan saya mempersiapkan hadiah untuk Dia?
Pernahkah Anda bertanya kepada yang berulang tahun ini, apa hadiah yang Dia minta dari Anda?
Atau
jangan-jangan kita malah terlebih dahulu sibuk mencari hadiah kepada
kolega, tetangga, pasangan, kenalan, atasan kita terlebih dahulu
ketimbang Dia yang 'empunya' acara di tanggal 25 Desember ini?
Jangan-jangan kita lebih sibuk memesan tempat untuk makan malam mewah bersama pasangan atau keluarga kita jauh-jauh hari ketimbang memesan jauh-jauh hari sebuah tempat palungan kecil yang sederhana di pojokan kamar kita untuk bersamaNya merayakan hari kelahiranNya?
Ketika saya memikirkan bahwa saya cenderung lebih mengutamakan mencari
hadiah-hadiah kepada teman-teman saya terlebih dahulu dan cenderung
memuaskan keinginan saya akan liburan Natal ketimbang memberikan hadiah
kepada Dia terlebih dahulu, jujur, saya merasa malu dan tidak pantas
merayakan Natal meski saya tahu kasih karunia Tuhan akan terus menyertai
Anda dan saya. Namun biarlah rasa malu yang saya dapat dengan menuliskan ini semua membawa cara pikir baru dalam merayakan Natal tahun ini.
Selamat hari Natal.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment