Predicting the end of the world is very excruciating. Of all the possibilities and unseen doors that lead us to assume the end. Let the creator decide, not man.
Dear Diary,
Tanggal 21 Desember 2012.
Hari yang kudengar adalah hari terakhir kami semua, manusia, di muka bumi ini.
Semua desas-desus yang kudengar seakan meyakinkan bahwa benar dunia akan berakhir hari ini. Kiamat akan datang segera.
Aku melihat beberapa orang menyiapkan persiapan untuk beberapa bulan ke depan kalau-kalau kiamat datang esok hari.
Aku juga melihat perusahaan-perusahaan besar menyiapkan perlindungan di sebuah bola tahan bencana di depan pelataran perusahaan mereka.
Seorang anak perempuan bertanya kepada ayahnya kenapa semua orang begitu panik namun sang ayah hanya menggenggam erat tangan anak perempuannya itu.
Aku berjalan menyusuri lorong dan mengambil salah satu selebaran yang banyak jatuh di tanah.
Sistem kalender Tzolk'in yang mengukur siklus 260 hari.
Sistem kalender Haab yang mengukur siklus 365 hari.
Sistem kalender Bak'tun yang mengukur siklus 400 tahun.
Semua terangkum dalam 1 kertas yang besar dengan tulisan "kiamat akan datang" besar-besar dibawahnya.
Benarkah sistem kalender suku bangsa ini?
Tepatkah ramalannya?
Benarkah hari ini akan berakhir?
Seberapa cepatkah kiamat datang?
Dari kertas yang terpaku di batang sebuah pohon, aku membaca bahwa tahun 1966, seorang peneliti bernama Michael Coe, menulis buku yang menyebutkan ada petunjuk akan ada kiamat pada hari akhir kalender tersebut. dan gagasan tersebut dikembangkan oleh pengarang New Age di tahun 1970-an dan seperti virus kronis, cerita tersebut menyebar.
Percayakah aku? Tidak. Jangan sekali-kali pernah jiwa dan pikiran ini mempercayainya.
Aku melihat matahari bersinar cerah di angkasa ditemani oleh birunya langit dan kapas-kapas awan.
Betapa indahnya hidup dan dunia ini.
Bahkan Bibi Socoro Poot yang berumur 41 tahun yang tinggal di Holca, desa yang terletak 40 kilometer dari Chichen Itza pun mengatakan dia tidak sedikit pun dia percaya.
"Tak ada yang tahu hari dan jam terjadinya kiamat. Hanya Tuhan yang tahu."
Aku mengeluarkan sobekan kertas yang lusuh, beberapa di antaranya berkerut terkena basahan air hujan. Aku membacanya keras-keras di hamparan orang-orang yang sibuk mengurusi datangnya hari kiamat. Dengan penuh keyakinan aku membacakannya,
Matius 24 : 35-36
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."
Beberapa orang tersenyum dan meneguhkan iman mereka akibat perkataanku.
Seperti Bibi Poot, aku pun meneguhkan imanku akan perkataan Tuhan yang kubaca keras-keras itu.
Namun kebanyakan dari mereka mengacuhkanku dan terus sibuk menyiapkan datangnya hari kiamat.
Aku melihat jam tanganku. Menyadari bahwa hari ini adalah tanggal 20 Desember.
Satu hal yang aku yakin bahwa besok akan terjadi kegelapan kalau aku tidak melakukan suatu hal.
Kegelapan akan melanda rumah dan keluargaku kalau aku mengabaikan hal tersebut dan aku yakin 98% akan kepastian hal yang satu ini.
Karena jelas hari ini adalah hari terakhir bayar listrik, harus segera bayar tagihan listrik PLN atau besok kegelapan akan datang.
Oops...
Salam dari blogger yang kurang terkenal ini.
Tre Haushinka
No comments:
Post a Comment