Monday, November 12, 2012

Mau Bukan Berarti Mampu

There are so many things that we wish we had done yesterday, so few that we feel like doing today.  ~Mignon McLaughlin


Saya memiliki banyak sekali keinginan untuk melakukan banyak hal untuk orang lain. 
Saya sendiri ingin menggunakan talenta saya untuk memberkati tidak hanya hidup saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. 

Hanya saja terkadang saya atau Anda memiliki keterbatasan sumber daya ataupun akses. 
Saya ingin mengajak Anda untuk berpikir bahwa terkadang kita tidak dapat melakukan kebaikan yang kita inginkan, yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan kebaikan yang mampu kita lakukan.

Anda dan saya mungkin memiliki begitu banyak rencana besar dalam hidup Anda atau mungkin ada impian-impian yang belum terkabul. 
Mungkin Anda ingin menulis sebuah buku laris yang dapat menggapai jiwa-jiwa lainnya, tetapi kesempatan itu tidaklah datang. 
Sambil menunggu kesempatan itu datang, maukah Anda menulis di buletin-buletin majalah gereja Anda?

Mungkin Anda ingin mengajar di seminari atau di sekolah-sekolah, tetapi tekanan hidup mendorong Anda menuju sebuah arah yang berbeda. 
Maukah Anda mengajar di sebuah kelas Sekolah Minggu? 
Maukah Anda memimpin sebuah kelompok studi?

Mungkin Anda ingin merilis sebuah album lagu rohani yang diputar di seluruh belahan dunia, tetapi Anda malahan menjadi stress karena semua label rekaman lagu seakan menolak lagu ciptaan Anda.
Maukah Anda bermain musik di sebuah gereja kecil setiap minggu?

Berhati-hatilah juga apakah benar hal-hal tersebut yang mendorong hati Anda dan saya, ataukah jangan-jangan kebanggaan yang kita harapkan karena Anda menduduki posisi atas tersebut? 
Mungkin, Anda dan saya mengalami banyak sekali kegagalan dalam hidup. 
Ya, kita bermimpi, kita berusaha, kita mencoba, namun gagal lagi. 
Dan gagal lagi.

Yang saya tahu, kegagalan mengajarkan kita sebuah karakter. 
Yakni, karakter seorang hamba. 
Dan apa yang dilakukan seorang hamba? Ia melakukan tugas berikut yang diberikan oleh tuannya. 
Ia mengerjakan apa yang ada dan tersedia baginya untuk dilakukan. 
Ia tidak memilih atau bermimpi melakukan hal ini-itu. 
Ia hanya fokus kepada tugas yang ada di hadapannya dan melakukannya sebaik mungkin

Sayangnya, kebanyakan dari kita enggan untuk memiliki sikap dan karakter seorang hamba. 
Kita menolak untuk membiarkan tangan kita menjadi kotor. 
Kita tanpa sadar tidak pernah mau terlibat di dalam bagian tersulit dalam bekerja dengan orang-orang lain. 
Kita selalu menginginkan bagian yang paling mengkilap, bagian yang menyenangkan. 
Tetapi bagian kotor dan keras di belakang layar? Yah, berikan saja bagian itu untuk orang lain.

Saya rasa, Tuhan tidak pernah menutup mata akan kegagalan kita. 
Dia akan memanfaaatkan semua kegagalan (dan juga penundaan) yang kita alami untuk mengerjakan di dalam kita untuk menjadikan kita semua memiliki hati seorang hamba. 
Itu semua adalah bagian dari proses. 
Jadi, saat ini, mari kita buka mata dan pikiran kita. 
Apa yang bisa kita mampu lakukan untuk orang lain?

No comments:

Post a Comment