Tuesday, July 31, 2012

Men with Excuses

He who excuses himself accuses himself. ~Gabriel Meurier, Trésor des sentences

Sadarkah Anda begitu banyak orang yang sibuk mencari alasan untuk dirinya ketika dirinya berada dalam situasi tertentu?

Mereka mencari alasan untuk menyelamatkan dirinya sendiri, membenarkan dirinya sendiri. Dan sikap mencari alasan ini sudah ada sejak 2000 tahun lalu sejak alkitab ditulis.

Tahukah Anda akan selalu ada keraguan untuk setiap mimpi dalam setiap manusia? Akan selalu ada penentang dalam setiap janji. Hal ini terjadi terjadi pada kita semua juga.

Dalam hidup Anda, akan selalu ada orang-orang yang mengatakan "tetapi" kepada Anda. Orang-orang ini akan selalu berusaha masuk ke dalam Anda, berusaha membuat Anda ragu atas apa yang rencana Tuhan telah tetapkan untuk Anda.

Tetapi Anda terlalu muda.
Tetapi Anda masih tidak berpengalaman.
Tetapi akan ada pengeluaran besar nantinya.
Tetapi bukan ini yang kami pikirkan dari Anda.
Tetapi ini resikonya besar.

TETAPI TUHAN TELAH MEMANGGIL ANDA UNTUK TUGAS ANDA! Cukup hanya itu yang perlu Anda pikirkan. Bangsa Israel mendengarkan suara yang salah sehingga mereka harus menghabiskan 40 tahun mereka di padang gurun. Apabila Anda mendengarkan orang-orang yang memberikan Anda alasan "tetapi" ini, Anda juga akan sama seperti bangsa Israel, Anda akan mengarungi lautan gurun entah untuk berapa lama. Anda akan berjalan di sisi yang salah dari takdir Anda. Anda akan berada di gurun hanya untuk bertahan semata.

Jangan biarkan suara-suara negatif ini memberikan Anda keraguan akan kemana Tuhan membawa Anda. Usahakan menggagalkan keraguan mereka dengan iman Anda sebanyak mungkin karena mereka juga sedang berusaha untuk menggagalkan iman Anda dengan keraguan yang diberikan oleh mereka kepada Anda. Akan selalu ada orang-orang yang memberikan Anda alasan "tetapi" ini di sekeliling Anda, tetapi apa jawaban Kaleb dan Yosua kepada orang-orang yang memberikan alasan "tetapi" ini? ... Mereka menjawab "TETAPI tuhan bersama kita" (Bilangan 14:9)

Tetapi Anda terlalu muda.
Tetapi Tuhan bersama saya.

Tetapi Anda masih tidak berpengalaman.
Tetapi lihat apa yang Tuhan bisa lakukan lewat murid-muridnya.

Tetapi akan ada pengeluaran besar nantinya.
Tetapi Tuhan akan menyediakan kebutuhan saya sesuai dengan kekayaanNya.

Tetapi bukan ini yang kami harapkan dari Anda.
Tetapi itu yang dipikirkan Tuhan untuk saya.

Tetapi ini resikonya besar.
Tetapi hal ini patut didapatkan.

Tetapi Anda tidak bisa melakukan hal ini.
Ya, benar. Saya tidak bisa. Tetapi sejak kapan ketidakbisaan saya adalah ketidakbisaan Tuhan?

Monday, July 30, 2012

Ketika baik saja tidak cukup

Temen : "Tre, cariin gw pacar dongss!!"
Saya : "Siap 'ndoro. Mau pacarnya tuh yang kaya opo?"
Temen : "Gak muluk-muluk lah, Tre. Yang baik!"
Saya : "Nggih.."


Entah sudah berapa kali mungkin Anda juga diminta menjadi biro jodoh oleh beberapa teman, saudara, rekan kantor atau mungkin adik-kakak Anda. Saya sering. (Meskipun saya juga masih jomblo hingga hari ini), tidak ada yang salah memang dengan percakapan di atas.

Namun saya sangat menyadari bahwa kebanyakan dari kita menginginkan seorang pasangan yang 'baik' semata. Benarkah 'baik' saja cukup? Untuk saya, tidak!

Untuk saya, kata 'baik' hanyalah sebatas kiasan saja. Saya menemukan banyak teman saya yang menawarkan temannya untuk dijadikan calon jodoh dengan perkataan semacam ini. "Ini gw kenalin seseorang nih, dia orangnya 'baik', kok" ... Alhasil si pencari jodoh pun mengiyakan. Tidak ada yang salah mungkin, tetapi sekali lagi saya katakan, terkadang 'baik' saja tidak cukup.

Saya juga percaya ketika Anda mati-matian meminta jodoh kepada Tuhan, Anda tidak hanya sekedar meminta pasangan yang 'baik'. Atau, kalau Anda ternyata memang meminta seorang pasangan dengan daftar 'baik' saja, lebih baik segera rubah doa Anda. Kenapa begitu? Karena Tuhan menciptakan kita secara detil. Bukankah Tuhan itu tahu setiap helai rambut kita? Lah, kita? Boro-boro tahu berapa helai rambut, wong berapa helai bulu kaki aja susah ngitungnya. Oleh karena Dia menciptakan kita sedemikian detil, masak Anda meminta sesuatu yang sikapnya abstrak atau sekedar rancu? Deskripsikan lah orang yang Anda 'butuhkan' secara detil. Oke Tre, karena 'baik' saja tidak cukup. Apa yang adalah cukup untukmu? Jawaban saya adalah 'benar'. Carilah seseorang yang benar.

Ketika kehidupan imannya benar, besar kemungkinannya orang tersebut baik kepada sesama.
Ketika karakternya benar, sangat besar kemungkinannya orang tersebut juga baik.
Ketika tutur katanya benar, besar kemungkinannya orang tersebut menjadi orang tua yang baik.
Ketika prinsip-prinsip hidupnya benar, besar kemungkinannya orang tersebut berhasil.


Untuk saya pribadi, seseorang yang baik adalah kulit luar yang dinilai orang lain dalam jangka waktu yang relatif sebentar. Tetapi seseorang yang benar adalah bagian dalam dari seseorang yang sudah terbukti kualitasnya dalam jangka waktu yang cukup lama. Kita dapat berbuat baik hari ini, tetapi belum tentu esok hari kita berbuat baik. Bisa jadi karena mood kita yang mengatur tindakan kita. Bisa jadi karena emosi kita yang mengatur tindakan kita. Renungkan hal dibawah ini :

Karena seseorang baik, belum tentu dia tidak malas.
Karena seseorang baik, belum tentu dia sopan.
Karena seseorang baik, belum tentu dia punya visi misi dalam hidupnya.
Karena seseorang baik, belum tentu dia rajin menabung.
Karena seseorang baik, belum tentu dia punya iman kepada Tuhan.
Karena seseorang baik, belum tentu dia menyayangi keluarganya.
Karena seseorang baik, belum tentu dia tidak memiliki agenda terselubung pada Anda.
Karena seseorang baik, belum tentu dia benar.
Karena seseorang baik, belum tentu dia tidak matre.
Dan daftarnya terus berlanjut ...

Oleh karena itu saya katakan, apabila Anda mencari seorang pasangan hidup dan Anda hanya terpaku kepada seseorang yang sekedar 'baik'. Mintalah secara detil seperti apakah orang yang Anda inginkan untuk dijadikan pasangan hidup Anda baik secara karakter dan fisik. Ingat bahwa tidak ada yang mustahil untuk Tuhan. Mintalah seorang pasangan yang dapat memberikan Anda nilai hidup yang lebih tinggi daripada nilai yang Anda miliki sekarang. Jangan takut untuk meminta secara detil karena Tuhan juga menciptakan kita secara detil.

Untuk saya pribadi, orang yang hidupnya benar memiliki nilai hidup yang lebih baik daripada mereka yang hidup baik semata. Atau setidaknya orang tersebut berusaha untuk terus hidup benar ketimbang hanya sekedar ingin dikenal menjadi orang yang 'sekedar baik.' Hidup benar memiliki arti dan pandangan yang lebih luas dan lebih dalam ketimbang hanya hidup baik. Dalam Alkitab ditulis bahwa doa orang benar, sangat besar kuasanya. Tidaklah ditulis bahwa doa orang baik besar kuasanya, bukan? Jadi, mintalah kepada Tuhan seorang pasangan yang benar untuk Anda. Dan mintalah kepada Tuhan agar hidup Anda pun dibenarkan olehNya agar Anda dapat menjadi pasangan yang sepadan dengan pasangan Anda nantinya.

Saya harap Anda menemukan seseorang yang benar untuk Anda dan Anda pun dapat menjadi orang yang benar untuk pasangan Anda. Saya menemukan banyak teman saya yang akhirnya pun putus dan berpisah dengan pasangannya karena misalnya, pasangannya terlalu kekanak-kanakan, pasangannya terlalu banyak bekerja, pasangannya tidak serius dengan mereka, pasangannya tidak berusaha cocok dengan keluarga mereka .. walaupun, mereka semua baik.

Wednesday, July 25, 2012

Saat mereka meninggalkan Anda

There is no distance on this earth as far away as yesterday. ~Robert Nathan

Pernahkah Anda merasakan keadaan dimana seseorang memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan Anda atau grup Anda?

Entah apakah itu adalah grup pertemanan ataupun grup pelayanan. Tentunya sangat sedih apabila orang-orang yang terbiasa berkumpul bersama kita, tiba-tiba memutuskan untuk keluar dari grup. Meskipun tentu itu adalah keputusan mereka dan kita harus menghargai keputusan tersebut.

Saya teringat saya pernah menonton dokumenter sebuah grup rock Dream Theatre. Sebuah band yang memiliki nama besar dan mereka sudah bersama selama puluhan tahun, mulai dari masing-masing menikah, anak mereka bertumbuh, orang tua mereka meninggal. Mereka bukan hanya sekedar grup, tetapi sudah menjadi seperti keluarga yang intim.

Setelah puluhan tahun bersama, dan tiba-tiba drummer mereka memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan band lain. Perasaan bercampuk aduk seketika dan perasaan yang paling besar yang biasanya terjadi adalah perasaan gagal.

Mungkin Anda pun begitu. Ribuan orang pergi meninggalkan sesuatu dalam kehidupan Anda, dan mungkin Anda menjadi pihak yang ditinggalkan atau mungkin Anda yang meninggalkan. Saat mereka meninggalkan Anda dan mungkin ada perasaan marah, kecewa, takut, gagal dan lainnya di hati Anda. Namun ketahuilah bahwa apabila ada seseorang meninggalkan Anda dalam kehidupan Anda bukan berarti Anda tersesat terhilang.

Beberapa orang memutuskan pergi karena situasi kehidupan mereka berubah. Mungkin Tuhan menginginkan mereka melakukan sesuatu hal yang lebih besar di tempat lain, atau mungkin peranan mereka di tempat tersebut sudahlah usai.

Saya pun sedang dalam masa di mana tim kerja saya saat ini akan segera bubar dan terpisah. Beberapa dari mereka akan pindah ke proyek-proyek baru bersama tim baru mereka. Tentu sedih melihat tim kerja saya yang sudah sangat solid terpecah dan kami harus mengambil orang baru lagi yang (bisa jadi) tidak seenak tim yang sekarang terbentuk. Ada perasaan tidak ingin maju dalam diri saya. Kami sudah bersama-sama selama 4 tahun lebih. Kami merasakan perkembangan dan progres yang kami buat, mendengarkan kisah satu sama lain, mengerti satu sama lain. Saya berusaha sebisa mungkin menahan untuk tidak membiarkan tim ini terpecah. Tetapi, apapun yang saya lakukan, waktu terus berjalan dan beberapa orang akan meninggalkan kami.

Saya sempat berasa saya tersesat. Apakah ada investasi yang saya berikan kepada mereka untuk menjadikan mereka lebih baik dan sebaliknya? Atau apakah semua itu tidak berarti apa-apa? Namun, saya berusaha untuk berpikir positif. Saya hanya harus percaya bahwa kemauan saya terkadang bukanlah kemauan Tuhan. Saya hanya harus percaya bahwa akan ada hari dimana semua benih yang telah tertanam dalam tim saya akan tumbuh. Mungkin belum terlihat hasilnya saat ini, namun saya menolak untuk mengatakan saya tidak bertumbuh.

Namun apabila saya memiliki rasa percaya dan setia, pekerjaan apa pun yang kita lakukan di dalam Tuhan tidak akan pernah gagal walaupun mungkin hasilnya belum terlihat. Satu hal yang pasti, kita menuju ke arah naik. Bukan turun.

Tuesday, July 24, 2012

Part 2 : Bagaimana cara mendengar suaraNya?

Setelah blog saya sebelumnya tentang mendengar suara Tuhan (klik disini), saya menyadari bahwa kita seringkali mengatakan kita adalah pengikut Kristus, tetapi kebanyakan dari kita tidak mengenali suaraNya (termasuk saya).

Saya ingin mencari dan mendengar suaraNya karena kekristenan bukan hanya sekedar datang ke gereja tetapi lebih daripada itu. Kekristenan menawarkan sebuah hubungan personal dengan Tuhan pencipta dahulu dan sekarang dan selamanya. Kita memiliki sebuah hak istimewa dimana kita bisa mengenal pencipta kita.

Yesus berkata bahwa "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”. Namun seringkali saya merasa seperti domba bodoh yang tidak mengenali suarra gembala saya dan malah sibuk bercengkrama dengan para kumpulan serigala di hutan yang tidak jelas dimana letaknya. Tetapi saya temukan ternyata hei, pertanyaan ini juga ditanyakan oleh para nabi-nabi jaman dahulu, loh.

Samuel mendengar suara Tuhan namun tidak mengenalinya sampai dia dinasehati oleh Eli.
Gideon mendapatkan wahyu secara fisik dari Tuhan dan masih meragukan apa yang didengarnya sehingga dia meminta tanda, bukan sekali, tapi tiga kali.

Jadi berdasarkan blog saya tentang mengenal suara Tuhan, saya ingin membuat blog lanjutan tentang bagaimana cara mendengar suaraNya. Ketika kita mendengarkan suara Tuhan, bagaimana kita tahu pasti bahwa Dialah yang berbicara?

1. Suara Tuhan terkadang muncul seperti pemikiran yang datangnya sepintas.
Saya tipikal orang yang pemikir dan banyak sekali pemikiran dalam otak saya. Saya selalu mencoba untuk mendengarkan suara hati saya, dan saya rasa Tuhan bekerja dengan berbicara melalui suara hati kita. Terkadang suara Tuhan datang lewat pemikiran sesaat, visi yang mendadak, perasaan, atau impresi tertentu.

Misalkan, suatu hari di hati Anda, ada sebuah perasaan dimana Anda mendadak merasa tidak enak akan sesuatu hal, dan suara hati Anda menyuruh Anda untuk mengambil waktu sejenak untuk berdoa sejenak. Apakah Anda percaya bahwa yang menyuruh hati Anda untuk berdoa adalah Tuhan? Apabila Anda percaya, sudahkah Anda mengerti seperti apa suaraNya? Mungkin bukan suara yang audibel, tetapi hanya pemikiran sepintas. Oleh karena itu, ketika Anda ingin mendengar suaraNya, cobalah memilah-milih pemikiran Anda yang terkadang datang sepintas.

2. Luangkan waktu bersamaNya
Kalau Yesus menggunakan perumpamaan domba, maka saya menggunakan perumpamaan yang sama, hanya binatangnya saja yang berbeda. Saya memiliki banyak piaraan anjing dirumah saya. Dan piaraan saya mengenali suara saya. Baik dari intonasi saat saya marah kepada mereka, saat saya merindukan mereka, saat saya bermain dengan mereka, saat saya memuji mereka. Kenapa mereka bisa mengenali suara saya? Karena saya dan mereka tinggal dan hidup bersama setiap harinya. Jadi, secara otomatis, anjing piaraan saya mengenali suara saya atau suara anggota keluarga saya lainnya.

Pastikan bahwa setiap hari Anda menikmati waktu doa yang berkualitas, mempelajari Alkitab dan dengan tenang merenungkan FirmanNya. Makin Anda menggunakan waktu secara intim dengan Tuhan dan FirmanNya makin mudah Anda mengenali suara Tuhan dan pimpinanNya dalam hidup Anda.

Karyawan bank dilatih untuk mengenali uang palsu dengan mempelajari uang asli dengan cermat sehingga dengan mudah mereka mendeteksi uang palsu. Kita perlu mengenali dengan cermat Firman Tuhan yang telah difirmankan olehNya sehingga ketika Tuhan berbicara kepada kita atau menuntun kita akan jelas bahwa itu adalah Tuhan.

Tuhan berbicara kepada kita supaya kita dapat mengerti kebenaran. Tuhan dapat saja berbicara secara lisan kepada orang, namun secara utama Dia berbicara melalui FirmanNya; dan kadang-kadang melalui Roh Kudus kepada hati nurani kita, melalui keadaan, dan melalui orang-orang lain. Dengan menerapkan apa yang kita dengar pada kebenaran Firman Tuhan, kita dapat belajar mengenali suaraNya.

3. Tetaplah berada di dalam naunganNya hingga Anda dapat merasakan kehadiranNya yang lembut di tempat yang sunyi.
Kebanyakan dari kita seringkali merasa bingung, cemas dan lainnya ketika kita membutuhkan untuk mendengar suaraNya. Biasanya, di saat-saat seperti ini, kita cenderung akhirnya melarikan kebutuhan kita akan mendengar suara Tuhan dengan cara curhat ke orang lain. Tidak salah memang. Tetapi saran orang lain belum tentu menjadi apa yang Tuhan kehendaki untuk Anda.

Habbakuk berkata dia akan tetap berdiri di tempat pengintaiannya dan menantikan apa yang akan difirmankan Tuhan kepadanya (Habakkuk 2:1) Habakkuk mengerti bahwa dia membutuhkan sebuah tempat yang sunyi sehingga jiwanya dapat berteriak, mengeluh, bercerita kepada Tuhan. Bukankah Yesus juga berdoa di taman Getsemani yang sunyi kepada Allahnya? Apakah Anda memiliki sebuah tempat sunyi seperti ini?

4. Berikan pujian-pujian kepadaNya
Seringkali disaat saya sedang pusing, stress, tidak tahu harus berbuat apa, rasanya begitu banyak yang ingin saya katakan kepada Tuhan namun saya tidak tahu berkata apa, saya melampiaskan semua perasaan saya lewat puji-pujian atau menyanyikan lagu dengan hati yang benar-benar tertuju kepadaNya. Puji-pujian adalah satu bentuk cara agar kita tetap bisa berdiri di dalam naunganNya. Kenapa saya tahu? Karena di 2 Raja-raja 3:15 dikatakan "... Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia."

Ketika saya bermain musik, menyanyikan lagu, membuat lagu, membuat lirik atau apapun itu, saya membuka jiwa saya, pikiran saya kepadaNya dalam keheningan agar Dia tahu, bahwa saya membutuhkan Dia tidak peduli saya terlihat kuat di hadapan orang lain.

5. Jangan remehkan visi dan mimpi-mimpi yang Anda dapatkan
Seringkali Tuhan berbicara lewat visi dan mimpi kepada orang pilihanNya di Alkitab. Ketika Habakkuk berdoa kepada Tuhan di ayat 2:1, sebenarnya dia sedang meminta visi kepada Tuhan. Dia menantikan Tuhan memberinya visi. Dia membuka seluruh jiwa, tubuh, hati, pikiranNya kepada Tuhan demi visi itu.

Mungkin saya jarang bersikap seperti Habakkuk, dimana saya benar-benar meminta visi. Tetapi bukankah dia memberi kita mata di hati kita agar kita dapat menerima visi rohaniNya dan juga pergerakan Tuhan di dalam hidup kita? Sadarkah Anda bahwa kita adalah makhluk roh dan ada banyak pergerakan aktif dari roh di sekitar kita. Baik itu Roh Kudus, para malaikat, para setan dan Iblis, Roh Allah Bapa, roh Yesus. Ketidakbisaan kita untuk melihat ini semua karena ketidakpercayaan kita atau kurangnya pengetahuan. Seringkali kita bingung ketika kita mendapatkan visi atau mimpi. "Ini apa ya? Kemarin kok bisa mimpi itu, ya?"

Apabila saat ini Anda tidak memiliki visi dan ingin Tuhan berbicara kepada Anda agar dia memberi Anda visi, maka carilah, terus cari dan terus cari. Kebanyakan dari kita tidak mencari. Kita hanya meminta. Jadi, rubah hati Anda. Mulailah tertuju kepada visi dan mimpiNya.

6. Catat semua berkat dan pertanyaan Anda untukNya
Pernahkah Anda mencatat berkat-berkat Anda atau setidaknya menghitung setiap hari berapa banyak berkat yang Anda telah dapatkan dari Tuhan? Mungkin Anda pernah meminta sebuah hal yang besar dan Anda mendapatkannya? Atau mungkin berkat-berkat sederhana yang tidak Anda tidak sadari setiap harinya seperti udara, kesehatan, pekerjaan, gaji, teman-teman dan lainnya?

Cobalah catat secara rutin 3 bulan saja untuk latihan pertama. Mungkin Anda memiliki banyak pertanyaan tentang hidup Anda, tentang pilihan-pilihan Anda, tentang keraguan Anda. Catatlah semua itu. Berkat dan pertanyaan Anda dan ajukan kepada Tuhan. Dan lihatlah hasilnya selama perjalanan maka Anda akan terkagum-kagum akan betapa baiknya Tuhan kepada Anda. Anda adalah gereja Tuhan. Anda adalah catatan dan buku harian Tuhan.

----------------------------------

Note :
Jaman kita berbeda dengan jaman nabi-nabi dimana mereka tidak memiliki akses kepada Alkitab, internet dan lainnya. Jadi ketika mereka ragu akan suara Allah, mereka tidak bisa saling BBM atau mendapatkan peneguhan dari nabi lain melalui twitter. Sedangkan kita memiliki apa yang tidak dimiliki oleh Gideon dan Samuel yakni Alkitab yang lengkap, Firman Tuhan yang diinspirasikan yang dapat kita baca, pelajari dan renungkan.

Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai hal-hal atau keputusan dalam hidup Anda? Lihat apa yang dikatakan Alkitab mengenai hal itu. Karena Alkitab adalah salah satu bentuk lain dari suaraNya.

Monday, July 23, 2012

Part 1 : Suara Tuhan

Oke, saya pernah menyebutkan di blog-thread saya sebelumnya bahwa saya iri dengan nabi-nabi di Perjanjian Lama yang bisa mendengar suara Tuhan secara verbal.

Siapa yang tidak mau? Tidakkah Anda ingin bisa mendengar suara Tuhan? Ayolah, masa Anda tidak ingin mendengar suaraNya sama sekali?

Dia lebih besar dari kita.
Dia tahu apa yang terbaik untuk kita.
Dia mencintai kita.

Kita memiliki begitu banyak musim dan area dalam kehidupan kita dimana kita sangat-sangat ingin mendengar suaraNya.

Lalu kenapa, begitu Anda begitu ingin mendengar suaraNya, kita tidak mendengar suaraNya sama sekali? Kemanakah Dia?

Saya sadari bahwa ketika kita menolak untuk mendengar suaraNya di satu area kehidupan Anda karena Anda merasa Anda tidak membutuhkan Tuhan, maka bisa jadi Anda tidak bisa mendengar Dia di seluruh kehidupan Anda. Akan ada begitu banyak pertanyaan Anda dan Anda sangat ingin mendengar suaraNya, misalnya :

Haruskah Anda mengambil pekerjaan tersebut?
Haruskah Anda menikahi orang tersebut?
Haruskah Anda menjalani ide atau proyek tersebut?
Haruskah Anda melakukan ini atau itu?
Ada masa dimana Anda ingin mendengar suaraNya karena Anda kesepian
Dan daftarnya terus berlanjut dan berlanjut...

Permasalahannya begini, kita ingin mendengarkan Tuhan, kita merindukan suara Tuhan ketika kita menginginkan kita mendengar suaraNya. Ketika banyak orang merasa mereka tidak mendengar suara Tuhan, mereka kecewa dan berjalan semakin menjauh dari Tuhan karena mereka merasa Tuhan tidak memberikan petunjuk atau bisikan kepada mereka.

Saya tidak merasa Tuhan berbicara kepada saya.
Ketika saya meminta Dia berbicara, Dia tidak berbicara.
Saya meminta kepadaNya tetapi Dia tidak menjawab.
Percuma saya meminta dan ingin mendengar suaraNya. Lupakan saja.

Dan karena kekecewaan Anda, Anda terus saja berjalan menjauh. Tetapi bagaimana dengan sebaliknya? Bagaimana kalau kita yang tidak memberikan jawaban kepada Tuhan ketika Dia ingin mendengar suara kita? Kemanakah kita ketika Tuhan menyuruh kita untuk bersyukur? Kemanakah kita ketika Tuhan menyuruh kita untuk disiplin membaca firmanNya setiap hari? Kemanakah kita ketika Dia ingin kita melakukan ini dan itu?

Permasalahannya adalah ini, ketika Anda merasa dan berpikir bahwa Anda tidak mendengar suaraNya, Anda tidak sedang berada di frekuensi yang sama dengan frekuensiNya. Anda menginginkan Tuhan yang berada di frekuensi Anda. Padahal seharusnya, kita yang menyesuaikan frekuensi kita denganNya.

Anda tahu Radio Prambors? Radio Prambors selalu mengudara setiap hari di frekuensi 102.2FM. Ketika Anda ingin mendengar siaran Prambors, Anda tentu menyetel frekuensi Anda sesuai dengan frekuensi Prambors bukan? Anda tidak mungkin bisa menyetel siaran Radio Prambors di frekuensi lainnya. Hal yang sama juga terjadi antara Anda dan Tuhan. Tahukah Anda bahwa setiap saat Tuhan selalu membuka siaran frekuensiNya untuk Anda ketemukan.

Tuhan selalu akan menggunakan semua media yang Anda tahu untuk berbicara kepada Anda. Bisa lewat alam, keluarga, spanduk, firman di Alkitab, iklan, lagu, tulisan di majalah, lewat gereja, lewat oranag asing, atau mungkin lewat tulisan di blog saya ini. Dia memberikan Anda semua sumber yang bisa Anda dengarkan. Tetapi Anda yang tidak mau menyatukan frekuensi Anda denganNya. Bahayanya adalah ketika Anda tidak bisa mendengar suaraNya di salah satu area kehidupan Anda, bisa jadi Anda juga tidak bisa mendengar suaraNya di area hidup Anda yang lain.

Kita hanya mau mendengarkan Dia ketika kita sedang ingin mendengarkanNya. Sadarkah Anda bahwa Anda bisa dengan mudah melewatkan satu lagu ke lagu yang lainnya hanya dengan menekan tombol next di iPod? Saya pun begitu, ketika intro pertama lagu A terdengar dan saya sedang tidak mood untuk mendengarkannya, saya tinggal menekan tombol next hingga saya mendengarkan lagu yang sesuai dengan mood saya.

Sayangnya, terkadang kita memperlakukan Tuhan seperti iPod. Padahal, seharusnya kita tidak memperlakukan Tuhan seperti lagu di iPod kita. Seharusnya suara Tuhan menjadi lagu yang selalu ingin kita dengar berulang-ulang karena lagu itu terlalu sayang untuk dilewatkan. Jadi, rubah kembali frekuensi Anda. Sesuaikan frekuensi Anda denganNya dan bersiaplah menikmati lagu terbaik Anda, yakni ... suaraNya.

Friday, July 20, 2012

Menjadi sempurna

No one is perfect... that's why pencils have erasers. ~taukdehsapa

Saya setuju dengan pernyataan gembala sidang gereja saya, Jeffrey Rachmat bahwa tujuan kehidupan bukan untuk menjadi kaya, atau sukses, tetapi menjadi dewasa.

Namun lebih daripada itu, saya mencoba untuk berpikir, bagaimana kalau ada sesuatu yang lebih daripada sekedar menjadi dewasa? Bagaimana kalau tujuan hidup kita adalah bereaksi dan berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan keinginan Tuhan secara sempurna.

Sebentar Tre ... Sempurna? Yap! Anda tidak salah membaca. Saya menulis kata sempurna. Tetapi bukankah kita semua tahu bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Sayangnya, tujuan hidup kita bukan berasal dari dunia ini, tetapi berasal dari Tuhan sendiri.

Saya yakin, di setiap hati super terkecil di setiap kita, kita ingin melayani Tuhan secara sadar atau tidak sadar. Keinginan Tuhan akan memberikan kita sebuah kedamaian sejahtera dariNya. Tetapi keinginan Tuhan yang super mulia itu mungkin tidak terlihat sama dengan apa yang kita inginkan kita lihat.

Kita perlu mengerti dan menelaah apa arti sempurna Tuhan terlebih dahulu. Karena kalau kita salah, bisa jadi kita menjadi tidak mengerti akan maksud asli tujuan Tuhan untuk kita karena kita terlalu sibuk mengejar impian kita sendiri. Kebanyakan dari kita sibuk membuat mimpi kita sendiri. Kebanyakan dari kita sibuk menciptakan tujuan hidup kita sendiri, padahal kita semua memiliki tujuan kita yang berasal dari Tuhan.

Pengertian kita akan kata sempurna sayangnya, artinya adalah sempurna untuk kita.
Hari yang sempurna artinya adalah semua berjalan sesuai dengan yang kita inginkan.
Pernikahan yang sempurna artinya adalah pernikahan itu berjalan mudah dan tidak membuat stres.
Pekerjaan yang sempurna adalah pekerjaan itu menghasilkan banyak uang dan kita menjadi pemimpin teratas di rantai makanan dengan hanya sedikit bekerja.
Hasil ulangan yang sempurna adalah mendapatkan nilai A+ tanpa perlu belajar seharian atau semalam suntuk.

Hal tersebut di atas tidak salah atau tidak buruk, tetapi seperti yang saya katakan. Pengertian sempurna itu hanya berdasarkan keinginan kita. Bukan keinginan dan kehendak Tuhan. Sialnya, apa yang menurut kita sempurna, belum tentu sempurna untuk Tuhan.

Sial untuk Anda lagi, apa yang sempurna di mata Tuhan akan menjadi sempurna untuk kita juga. Keinginan Tuhan untuk Anda adalah agar Anda menjadi semua yang telah Dia ciptakan untuk Anda di awal hidup Anda, agar Anda memuliakan Tuhan dengan cara yang layak dimataNya. Kehendak dan rencana Tuhan yang sempurna mungkin tidak sempurna untuk setiap kita. Kehendak Tuhan mungkin tidak terlihat sempurna di mata Anda. Tetapi saya yakinkan Anda, bahwa kehendaknya adalah sempurna untuk Anda.

Anda mungkin mengutuki pekerjaan Anda sekarang ini. Anda mungkin memaki Tuhan atas hubungan Anda yang kandas dengan kekasih Anda. Penyakit yang Anda hadapi saat ini sudah pasti tidak terlihat sempurna di mata Anda. Tetapi melalui semua itu, ketahuilah bahwa Tuhan (secara sempurna) meningkatkan dan mengasah karakter Anda, Dia melebarkan dan membesarkan ruang hati Anda agar Anda menjadi orang yang persis Dia inginkan. Dan sepanjang perjalanan pengasahan karakter tersebut, Dia akan meletakkan Anda di posisi dimana Anda akan dapat melihat bahwa Dia begitu baik, besar, dapat diandalkan dan memiliki tujuan baik untuk Anda pada akhirnya.

Kehendak Dia mungkin akan mudah untuk dijalani, tetapi Anda yang akan menikmati hasil kebaikanNya. Seperti yang saya katakan diatas, tujuan hidup manusia bukanlah untuk menjadi kaya, tetapi menjadi sesuai apa yang Dia harapkan dengan mendewasakan kita, menyempurnakan kita. Mungkin saat ini Anda adalah ulat gendut yang berjalan merambat, namun saya percaya bahwa setiap dari kita adalah kupu-kupu yang indah. Sekarang hanya tinggal pertanyaannya adalah, maukah Anda disempurnakan olehNya?

Menjadi Luar Biasa #Wish

Saya teringat dengan obrolan teman saya beberapa hari bahwa kami menemukan, bahwa saya dan dia memiliki satu kesamaan dalam hidup yakni, kami sama-sama ingin menjadi manusia yang lebih baik. Baik dari segi keuangan, karakter, sifat, cara pikir dan lainnya. Sayangnya, terkadang ucapan itu lebih mudah dilakukan ketimbang dilakukan.

Saya juga ingat beberapa belas tahun lalu, saya pernah berjanji kepada Tuhan untuk menjadi orang yang lebih baik. Seorang sahabat karib saya di masa lalu pernah bertanya kepada saya, ingin menjadi apakah saya nanti? Ingin seperti apakah saya dikenang kalau saya tidak lagi ada di dunia ini? Saat itu, saya tampaknya tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Namun setelah beberapa belas tahun berjalan, saya rasa apabila teman karib saya bertanya lagi kepada saya pertanyaan yang sama, saya akan menjawab "Saya ingin menjadi orang yang luar biasa. Bukan hanya sekedar baik."

Saya ingin menjadi dan dikenal sebagai orang yang luar biasa.
Luar biasa dalam integritas saya.
Luar biasa dalam prioritas saya.
Luar biasa dalam kerendahan hati.
Luar biasa dalam mempertahankan iman saya.
Saya ingin menjadi dan dikenal sebagai orang tua yang luar biasa.

Ssaya sadar bahwa dunia kita sekarang ini secara mayoritas dengan cepat berubah menjadi dunia yang hanya mementingkan diri sendiri dan memamerkan kesuksesan mereka secara menyolok. Dimana keberhasilan diumumkan sendiri oleh orang yang bersangkutan tanpa rasa malu.

Saya ingin menjadi pribadi yang unik yang dapat berdiri teguh dan tidak tergoyahkan.
Saya ingin menjadi pribadi yang tidak terintimidasi oleh masalah yang saya hadapi.
Saya ingin menjadi pribadi yang tidak takut akan rintangan yang muncul di depan.
Saya ingin menjadi pribadi yang tidak sombong atas keberhasilan yang saya dapatkan.

Saya belum disana. Namun hei, cerita perjalanan saya belum berakhir. Bagaimana dengan Anda? Akan menjadi seperti apakah cerita Anda? Bagaimanakah Anda ingin dikenal dan dikenang?

Apa yang sedang Anda bangun?

Progress always involves risks. You can't steal second base and keep your foot on first. ~Frederick B. Wilcox

Saya selalu melewati jalan yang sama dalam perjalanan pulang ke rumah dan di sepanjang jalan pulang, saya melihat ada sebuah rumah yang cukup besar yang sedang dibangun.

Saya melihat setiap hari para pekerja sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Ada yang mengaduk semen, ada yang mengecor, ada yang sibuk menyiapkan material, ada yang mengukur, ada yang sibuk menyiapkan bata dan lainnya.

Disaat yang sama, setelah beberapa kali melihat proses pembuatan rumah itu secara terus menerus setiap hari, saya jadi berpikir, bukankah kita semua juga hidup untuk membangun sesuatu? Mungkin kita tidak secara harafiah membangun rumah, tetapi secara alami, kita sedang membangun sesuatu.

Ada teman saya yang sedang membangun reputasinya sebagai seller yang baik.
Saya dan teman-teman saya, kami sedang membangun karakter kami.
Para teman saya yang sudah menikah sibuk membangun rumah tangga dan keluarga mereka.
Teman saya yang memiliki usaha sendiri sibuk membangun usaha mereka.
Teman saya yang bekerja sebagai investor sibuk membangun portofolio keuangannya.

Bagaimana dengan Anda? Apa yang sedang Anda bangun?

Sangat baik untuk membangun apa pun yang Anda rencanakan dan inginkan. Hanya saja pastikan sesuatu yang Anda bangun tersebut adalah benar-benar sesuatu yang Anda inginkan. Kenapa? Karena Anda yang akan menjalani semuanya itu.

Anda akan menjalani reputasi yang Anda bangun.
Anda akan pulang ke rumah dan keluarga yang Anda bangun setiap harinya.
Usaha yang Anda bangun, akan menjadi tugas Anda untuk Anda pimpin.
Karakter yang Anda bangun, akan menjadi bagian dari Anda nantinya.

Mungkin ada sebagian orang diluar sana yang sedang tidak membangun apa-apa. Mereka hanya berada di area yang itu-itu saja, sehingga mereka tidak terlihat sedang membangun apa-apa. Benarkah? Saya rasa tidak. Untuk saya, yang sedang mereka bangun adalah zona nyaman dan mengikuti arus semata. Salahkah? Tidak.

Hanya saja, tampaknya zona nyaman terkadang menipu. Kebanyakan dari orang yang berada di zona nyaman menginginkan sesuatu yang lebih besar, lebih berarti, namun mereka tidak bergerak. Mereka bingung apa yang harus digerakkan dan bagaimana cara untuk bergerak?
Hasilnya? Mereka tetap berada di tempat tersebut. Jadi, untuk Anda yang berada di dalam zona nyaman, saya mengajak Anda untuk membangun sesuatu yang lebih daripada yang Anda miliki sekarang karena ya, pasti ada dan akan ada sesuatu yang jauh lebih besar daripada apa yang sekedar Anda punya sekarang.

Jadi, bangunlah sesuatu dimana Anda mau tinggal di dalamnya.
Bangunlah sesuatu dimana Anda akan rindu untuk tinggal di dalamnya.
Bangunlah!
Bangun sesuatu!
Hari ini!

Monday, July 9, 2012

Top Of The World

"Perjuangan pantang menyerah ditunjukkan Regina Ivannova Pollapa untuk meraih mimpinya menjadi penyanyi terkenal. Setelah 6 kali gagal, Regina akhirnya berhasil menjadi juara Indonesian Idol 2012."

Setiap dari kita berusaha mencapai kesuksesan. Cukup banyak dari kita yang dengan mudah merasa iri dengan rekan kerja, dengan saudara, dengan atasan, dengan bawahan, dengan sahabat. Rasa gelisah muncul dan meningkat dengan cepat ketika persaingan meningkat.

Tekanan untuk mendapatkan kesuksesan terasa begitu nyata dan menyakitkan. Cukup banyak dari kita yang belum merasa menjadi 'seseorang' kalau kita belumlah sukses. Semua waktu, tenaga, sumber daya, pemikiran kita curahkan dan habiskan untuk mengejar yang namanya kesuksesan.

Saya salut dan mengacungkan jempol kepada teman-teman saya yang sudah mencapai tingkat kesuksesan dengan berani keluar dari zona nyaman mereka. Berinovasi dengan hal-hal baru atau bahkan bisa memberikan dampak positif yang lebih besar kepada orang lain lewat hidup mereka. Saya berharap saya bisa seperti mereka suatu hari nanti.

Anda dan saya tentu tahu bahwa tidak semua puncak kesuksesan dibarengi dengan pendewasaan diri. Oleh karenanya tidak heran bahwa kebanyakan orang yang paling merasa kesepian dan paling tidak merasa puas adalah mereka-mereka yang berada di puncak kesuksesan. Mereka mungkin telah berada disana, tetapi sebagian besar dari mereka merasa kesepian, kosong, dan berusaha menemukan arti keberadaan hidup mereka.

Kita melhihat begitu banyak orang berbakat dan kita bahkan mendorong mereka untuk maju. Kita berusaha menemukan cara agar membuat orang-orang berbakat ini tetap sibuk tanpa sadar kita menggantikan integritas mereka dengan popularitas. Akibatnya? Karena mereka tidak memiliki akar yang kuat, gelisah dan dangkal dan tidak bertanggung jawab, mereka jatuh. Dan disaat mereka jatuh, kita terkejut dan bertanya-tanya kenapa mereka bisa jatuh.

Lihatlah acara-acara di televisi saat ini dimana hampir semua acara menawarkan kesuksesan awal pada mereka yang berusia muda. Bisa jadi mereka direkrut setelah mereka lulus SMP / SMU dan mereka belum menjalani pelatihan kehidupan. Mereka menandatangani kontrak senilai ratusan juta atau milyaran rupiah per tahun. Mreeka tidak pernah dipersiapkan secara matang akan apa yang harus mereka hadapi. Dan, seluruh mata melihat dan semua mulut tampaknya membicarakan ketika bintang-bintang muda ini jatuh kedalam narkoba, perselingkuhan untuk menenteramkan kekecewaan dan rasa sakit mereka.

Mereka tidak dapat mengontrol kesuksesan mereka. Tepuk tangan, pujian, sorakan mungkin memabukkan mereka. Mereka mungkin tidak tahu tentang nilai-nilai kehidupan yang lebih sederhana dan lebih mendalam. Mungkin lapisan hidup mereka rentan pecah dan kehidupan mereka dihancurkan oleh rasa tergesa-gesa dalam mencari kesuksesan dan perlombaan menuju puncak kesuksesan.

Benar bahwa Anda dan saya kemungkinan besar tidak pernah ditawari kontrak bernilai ratusan juta atau milyaran rupiah. Anda tidak perlu tergesa-gesa dalam mencapai kesuksesan. Kenapa? Karena Tuhan memiliki rencana kesuksesanNya untuk Anda sendiri dan saya. Baik apabila Anda memiliki sebuah bidang yang Anda tekuni. Tetapi cobalah untuk menjadi orang yang pandai dalam bidang apa pun juga. Lakukan yang terbaik yang dapat Anda lakukan dengan apa yang telah Tuhan berikan kepada Anda.

Saya juga berharap seperti pemenang Indonesian Idol 2012, Regina, tidak hanya menorehkan prestasi cukup sebagai Indonesian Idol tapi World Idol dan juga saya harap karakter dia pun sudah terasah ketika dia sedang berada di puncak kesuksesan dia saat ini. Sama seperti Regina, Jika rencana Tuhan adalah membawa Anda ke tingkat kesuksesan yang lebih tinggi, Dia akan melakukan itu dalam waktuNya. Bagian Anda saat ini adalah menyingkir sejenak dari panggung dan memberikan kendali kepadaNya. Biarkan Dia yang mengambil alih. Karena kesuksesan yang Dia berikan kepada Anda mungkin bukanlah tentang uang. Bukan tentang harta. Tetapi saya yakin kesuksesan yang Dia berikan kepada Anda adalah kesuksesan yang berasal dari hati. Dimana hati Anda merasa penuh dan tidak kekurangan apa pun juga.

Mahalnya Keheningan

Everything becomes a little different as soon as it is spoken out loud. - Hermann Hesse

Kata-kata. Semua itu ada dimana-mana. Baik kata-kata verbal maupun non-verbal. Kita mendengar kata-kata verbal dari teman, radio, televisi, gadget kita.

Kita mendengar kata-kata non-verbal dari papan reklame, majalah, surat kabar, spanduk. Bayangkan, di lift pun ada musik. Mungkin Anda tidak terlalu menyadari hal ini, tetapi benar bahwa lift-lift sekarang ini dilengkapi dengan lagu.

Pernahkah Anda ikut bernyanyi saat lagu kesukaan Anda diputar di lift? Saya tidak. Meskipun hal tersebut tidak terlalu berguna, tetapi kenyataannya musik tetap diputar di dalam lift untuk mengisi keheningan.

Ketika Anda masuk ke dalam mobil Anda, segera Anda menyalakan radio, pemutar musik dari CD / iPod Anda. Mungkin bukan hal yang aneh ketika Anda melihat seseorang menggunakan headphone saat mereka mengendarai motor sekarang ini.

Kita dipenuhi dengan kebisingan. Bahkan di bagian terdalam perpustakaan, masih ada orang yang berbisik-bisik dan berbicara. Di dalam bioskop masih ada orang yang sibuk menelpon atau mengobrol pelan. Di gereja pun tidak jarang kita mendengar orang masih mengobrol. Belum lagi saat Anda sedang enak-enaknya tidur, tiba-tiba di depan rumah Anda ada sepeda motor dengan knalpotnya yang bising lewat. (beeuh ..)

Di dunia kita sekarang ini, keheningan adalah sesuatu yang mahal harganya. Kita harus membayar lebih untuk mendapatkan keheningan. Mungkin saya salah, tetapi rasanya harga untuk bisa pergi ke pantai yang indah dan sepi harganya jauh lebih mahal ketimbang pergi ke kota-kota besar yang bising. Betapa terkadang kita perlu memaksa diri kita untuk menekan tombol "pause" untuk semua kebisingan itu.

Tidak semua orang mau mengambil keputusan besar untuk hidup dalam kesunyian. Pernahkah Anda merasa keheningan itu terasa begitu nyata sehingga keheningan itu dapat menulikan telinga Anda? Kalau Anda tidak pernah merasakannya, cobalah di saat rumah Anda mati lampu nanti. Disaat mati lampu, banyak teman saya justru tidak bisa tidur karena suasana terlalu hening. (Diluar tidak adanya AC dan listrik)

Rasanya penting untuk setiap kita menekan tombol pause untuk menghentikan kebisingan yang ada di dalam hidup kita. Dalam keheningan kita mencari makna hidup. Kita dapat menemukan siapa diri kita. Apa kebutuhan kita. Kita dapat berpikir lebih mendalam. Kita dapat berdoa lebih khusyuk. Kita dapat merefleksikan nilai-nilai kita. Kita dapat berjalan dengan lebih enteng. Kita bisa memperlambat hidup kita. Sayangnya, kebanyakan orang menganggap aneh ketika seseorang memutuskan untuk hidup sementara waktu dalam 'keheningan'.

Beberapa dari kita bahkan menjadi sumber kebisingan. Karena kebanyakan dari kita tanpa sadar berbicara terlalu banyak sehingga kita bahkan tidak bisa mengingat apa yang kita ucapkan. Kita telah memberi jawab kepada pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah ditanyakan. Kita menyusun kata-kata, dimana hanya sedikit yang memberikan makna dan menarik perhatian orang lain. Jadi tanpa sadar kita terus berbicara-berbicara-berbicara dan berbicara. Kapan Anda terakhir kali menarik diri untuk masuk ke dalam keheningan?

Retret Rohani bersama Tuhan

"Sometimes its better off from life, and finding yourself in a dark ... with God holding your hands" - Tre Haushinka

Mungkin terdengar sedikit galau, tetapi beberapa hari / minggu terakhir, jujur saya merasa kosong. Seakan saya menjalani hidup sebagai sebuah rutinitas belaka. Hidup saya pun merasa begitu kosong dan sepi.

Beberapa kali saya mencoba untuk melakukan aktifitas ini dan itu namun saya tetap merasa kosong. Saya juga mencoba untuk pergi dengan teman-teman namun akhir-akhirnya saya rasa lebih baik saya pergi sendirian daripada nanti teman-teman saya terkena sindrom galau saya. Sudah beberapa minggu terakhir saya juga selalu ke gereja sendirian dan yes, it not feel so great eventhough the sermon is always great.

Mungkin Tuhan sengaja membuat keadaan saya sepi dan sendiri seperti ini karena Dia ingin mengalihkan perhatian saya kepadaNya? Bisa jadi.

Tadi pagi saya mencoba merenung, berusaha memutar balik pemikiran saya. Berusaha tetap berpikir positif meski susah. Rasanya saya perlu waktu untuk retret rohani dengan diri saya sendiri. Saya perlu menanyakan apa yang menjadi kebutuhan diri saya sendiri. Ingin rasanya saya mengambil liburan dan pergi meninggalkan kehidupan saya untuk sementara. Tidak menulis, tidak berpikir tentang ini itu, tidak berhadapan dengan gadget, komputer. Tidak disibukkan dengan hal-hal lain dan retret ini hanya untuk saya, diri saya, dan Tuhan.

Saya tahu bahwa orang lain akan tetap hidup meskipun saya mengambil cuti retret rohani ini. Kenyataannya, saya ada atau tidak, kehidupan orang lain sebenarnya akan terus berjalan. Terdengar sarkasme dan radikal memang, tetapi orang lain tidak terlalu membutuhkan saya seperti saya membutuhkan menemukan kelegaan rohani ini.

Mungkin tidak terlalu masuk akal, tetapi saya rasa seperti yang saya bilang, untuk saat ini, mungkin Tuhan memang membuat situasi dan kondisinya terlihat seakan-akan pertarungan di ring ini hanya untuk saya dan Tuhan. Kebanyakan dari kita dengan mudah tenggelam dengan rasa galau atau perasaan-perasaan yang membuat kita bersalah. Kita jarang mau mengambil cukup waktu untuk melihat sisi positif dari hidup kita. Kita jarang mau menghitung berapa banyak berkat-berkat yang telah dan pernah masuk ke dalam hidup kita meski hal tersebut terasa kecil dan tidak berarti. Meski saya galau, saya bersyukur atas keluarga, nafas, kesehatan, pekerjaan, Tuhan, pendengaran, teman-teman, pendapatan, waktu, umur dan lainnya.

Anda dan saya perlu berjalan lebih lambat dan melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan lewat hal-hal lain seperti alam. Ketika kita melakukan retret rohani dengan Tuhan, kita tidak memerlukan panduan "Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum matahari tenggelam" atau "Sepuluh Langkah Menuju Sukses". Tidak, kita hanya perlu melihat semua hal dengan lebih lambat.

Anda mungkin perlu merenungkan kembali masa lalu Anda.
Anda mungkin perlu merenungkan keputusan-keputusan Anda dan masa depan Anda.
Anda mungkin perlu mengenang apa yang telah Anda lakukan.
Anda mungkin perlu menyusun kembali prioritas dan motivasi-motivasi Anda.
Ya, tentu saja hal tersebut memerlukan waktu. Banyak waktu. Tetapi waktu yang kita habiskan dalam retret rohani kita bersama Tuhan mempersiapkan kita untuk tantangan yang akan datang dalam kehidupan kita.

Hari ini dan esok hari saya masih menjalani retret rohani bersama Tuhan. Saya berusaha secepat mungkin menyelesaikan retret ini meski Tuhan yang memegang kendali atas hidup saya dan Dia ingin saya berjalan lebih lambat bersamaNya.

Thursday, July 5, 2012

Tidur = Asal kemalasan?

No day is so bad it can't be fixed with a nap. ~ Carrie Snow

Beberapa hari terakhir, entah karena memang terlalu banyak pikiran yang mandek, atau memang pengaruh umur yang tidak lagi muda, atau memang karena sedang tidak fit, saya merasa sangat letih dan bawaannya mau pergi ke pulau kapuk di ranjang tersayang.

Bahkan ketika saya bangun di pagi harinya setelah saya puas tidur pun, saya masih merasa kurang tidur. Menangkal rasa kantuk, entah sudah berapa sachet kopi yang saya tenggak untuk membuat kelopak mata ini setidaknya masih terbuka. Lucunya, selagi saya menyeruput kopi saya, pikiran saya menyuruh saya untuk membuat blog tentang masalah tidur ini.

Saya menyadari bahwa tidur adalah sebuah eksklusifitas yang kita dapat selama kita hidup di dunia. Tidur hanya kita dapatkan di dunia. Di surga kita tidak tidur karena kita sibuk memuji Tuhan, hidup bersamaNya. Saya tidak pernah mendapatkan bacaan atau referensi bahwa kita membutuhkan tidur di surga. Di neraka pun kita tidak tidur karena kita sibuk disiksa oleh iblis-iblis. Saya juga tidak pernah mendapatkan bacaan atau referensi bahwa kita boleh meminta waktu sebentar untuk tidur di sela-sela Iblis menyiksa jiwa-jiwa di neraka.

Sadarkah Anda karena Tuhan tidak pernah tidur, maka Iblis pun juga tidak pernah tidur? Tuhan tidak pernah melepaskan pandangannya untuk melindungi dan memberkati kita. Sedangkan Iblis juga tidak pernah melepaskan pandangannya dari kita untuk menipu, mencobai dan menerkam kita. Bahkan di saat kita tidur pun, Tuhan memberkati kita. Dan satu sisi, di saat kita tidur, Iblis masih berusaha menyesatkan kita.

Karena kita masih hidup dalam tubuh yang berupa daging ini, maka kita butuh tidur. Tidur berfungsi untuk memulihkan, menyegarkan. Setiap masalah berat dapat terasa lebih ringan apabila kita tidur secukupnya. Dan setiap dari kita butuh tidur yang cukup. Tuhan Allah menyadari hal ini, dan karena berkatNya yang melimpah seperti udara yang Dia berikan kepada kita secara bebas setiap harinya, maka setiap hari pun kita membutuhkan tidur. Tanaman butuh tidur, binatang butuh tidur, bahkan orang-orang terkeji di muka bumi pun butuh tidur, bukan?

Tuhan mengajarkan dan menyuruh kita untuk hanya tidur SECUKUPNYA. Kenapa? Karena Tuhan tahu tidur yang berlebihan akan membuat kita malas dan kemalasan akan merugikan kita. Saya selalu menyukai ayat dari Amsal tentang kemalasan akibat kebanyakan tidur.

6:9 Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
6:10 "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring"
6:11 maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Ams. 19:15 Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.

Saya merasa dijewer oleh Tuhan saat menuliskan ayat ini lagi, karena ya, untuk beberapa waktu belakangan saya sering sekali tidur melewati waktu 'snooze' saya dan akhirnya saya merasa kurang tidur dan akibatnya saya menjadi malas. Saya yakin banyak dari Anda semua yang juga memiliki kesulitan untuk bangun pagi atau kebanyakan dari kita ingin pergi tidur disaat setelah jam makan siang atau saat hari sedang hujan.

Benar bahwa kebanyakan orang malas menghabiskan waktu mereka dengan tidur nyenyak. Kalau Anda mengetik kata 'lazy' di Google / Yahoo pun, saya yakin kemalasan diidentikan dengan tidur. Saya jadi ingat akan omelan teman saya saat dia melihat seorang tukang ojek yang sedang tidur di pangkalan ojek di daerah Gunung Sahari. Dia berkata "Gimana mau kaya? Bukannya cari penumpang, siang-siang gini tidur. Muter, kek cari penumpang."

Seperti yang saya tulis di atas bahwa tidur adalah sebuah eksklusifitas. Tidak semua orang dapat tidur secara berkualitas. Banyak saya baca artis-artis atau orang berduit pun memiliki kesulitan tidur. Uang tidak dapat membeli tidur yang berkualitas. Saya rasa kebanyakan dari kita(khususnya saya) perlu melatih hidup tidak malas dan melatih hidup tidak mudah mengantuk atau mudah menjadi malas. Apalagi karena orang Indonesia yang terkenal malasnya dan saya tidak bangga menjadi Indonesia-ers yang malas. Hei! Saya tidak mau hidup miskin di kemudian hari hanya karena saya malas. Dan kekayaan hanya bisa didapatkan kalau kita tidak malas.

Monday, July 2, 2012

Iri : Bentuk ketidak-bisaan Anda menerima diri Anda sendiri

Jealousy is no more than feeling alone against smiling enemies. ~Elizabeth Bowen

Saya rasa sejak jaman Adam dan Hawa, perasaan iri dan cemburu dengan mudah merasuki setiap dari kita.

Begitu banyak pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan karena motifnya mereka iri dan cemburu akan kepunyaan orang lain. Pepatah rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau menandakan Anda tidak menanam di ladang Anda sendiri. Saya mengambil contoh dari wanita-wanita yang bisa dengan mudahnya iri dengan tubuh orang lain atau tubuh supermodel.

Oke, anggap saja Anda wanita dan Anda tidak merasa nyaman dengan tubuh Anda karena Anda merasa tubuh Anda gemuk atau beratnya diatas rata-rata atau ada timbunan lemak di perut dan lengan Anda dan Anda merasa iri dengan seorang wanita yang bisa dengan mudahnya menggunakan pakaian superketat dan superseksi di mal. Permasalahannya adalah ini :
  • Anda tidak tahu apa yang wanita itu telah lakukan untuk mendapatkan tubuh se'ideal' itu. Anda juga tidak tahu apa yang wanita itu lakukan untuk merawat tubuhnya. Bagaimana kalau tadinya wanita itu beratnya 90kg dan memutuskan untuk secara mati-matian menurunkan berat badannya (Ya, hal tersebut memungkinkan, Anda saja yang mungkin terlalu malas untuk melakukannya?)
  • Kapan terakhir kali ANDA benar-benar berusaha untuk mencapai sesuatu yang dekat dengan usaha wanita itu? Dan seberapa keras Anda bersedia melakukan ini-itu untuk mempertahankannya? (Apabila jawaban Anda adalah esok hari, maaf, Anda tidak akan menurunkan apa pun)
  • Biasanya kalau Anda cemburu, yang terjadi adalah Anda membenci diri Anda sendiri. Apa gunanya untuk Anda? Anda tidak menambahkan apa pun dalam diri Anda dengan membenci diri Anda sendiri.
  • Kenapa Anda mengharapkan sesuatu yang wanita itu miliki, seakan-akan hal tersebut tidak mungkin untuk Anda? Wanita tersebut tidak lahir dengan memiliki gigi yang terbuat dari emas dan berlian, kok. Yang dia miliki hanyalah sebuah tubuh yang sehat dan berbentuk yang bisa juga Anda dapatkan dengan latihan, kerja keras, kemauan, dan tekad serta semangat di tempat gym atau olahraga lainnya.
Mari saya ajak Anda melihat Kitab Yusuf di kitab Kejadian 41:43-45 berikut ini,
41:41 Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
41:42 Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
41:43 Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: "Hormat!" Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.

Kalau Anda melihat sepenggal ayat di atas, tentu Anda berpikir "Oh, enak benar si Yusuf, bisa tenar seperti itu. Bisa langsung diangkat raja Firaun." Atau kalau kita mau mencibir dan menuduh Yusuf, kita bisa dengan mudah mengatakan bahwa dia mengkhianati Tuhan dan dia hanya memperdulikan kekuasaan dan uang. Tetapi tahukah Anda cerita lengkapnya?

Yusuf dikhianati oleh saudara-saudaranya dan dimasukkan ke penjara.
Yusuf dijual untuk menjadi budak.
Yusuf dituduh memperkosa istri majikannya dan kemudian masuk lagi ke dalam penjara.
Semua ini terjadi selama kurang lebih 13 tahun lamanya. Dan Alkitab berkata dia melewati semua itu tanpa mengeluh sehingga Tuhan mengangkat dia untuk menyelamatkan bangsa dan keluarganya.

Anda masih iri terhadap ketenaran Yusuf? Ataukah Anda masih mau menjadi seperti Yusuf yang harus melewati semua kejadian itu? Saya tidak yakin Anda mau. Anda lihat, kebanyakan dari kita iri kepada orang lain karena kita hanya melihat apa yang menjadi ujung hidup dari kesuksesan orang lain. Kita tidak mau peduli dan ambil pusing dengan apa saja kejadian yang menjadi proses mereka. Anda tidak tahu apa saja harga yang telah mereka bayar untuk bisa menjadi sukses seperti mereka sekarang.

Dan ini bukan hanya tentang hubungan terhadap sesama, tetapi juga tentang keluarga yang sukses. Pernikahan yang sukses. Perusahaan yang sukses. Gereja yang sukses. Karir yang sukses. Pendidikan yang sukses dan lainnya. Bisa jadi semua itu harus didapatkan setelah melewati beberapa neraka dunia seperti yang dilalui oleh Yusuf. Tetapi perbedaannya, mereka memiliki keyakinan dan iman untuk terus melangkah tanpa mengeluh seperti Yusuf juga.

Masihkah Anda menginginkan berkat yang sama setelah Anda mengetahui latar belakangnya?
Apakah Anda mau untuk melewati itu semua untuk mendapatkan kesuksesan yang sama?
Bisakah Anda tidak terpancing untuk iri setelah Anda mengetahui keseluruhan ceritanya?
Saya rasa setiap berkat yang diturunkan untuk setiap kita tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi pemicu roh iri atau kecurigaan dalam orang lain.

Jadi, jangan habiskan lebih banyak waktu untuk cemburu akan berkat yang didapatkan orang lain. Tuhan akan memberikan Anda secara pasti apa yang Anda butuhkan selama Anda menjalankan apa yang menjadi tugas Anda dan pastikan tugas itu berasal dariNya. Cemburu adalah bentuk Anda memikirkan diri Anda sendiri. Anda terjebak dengan pemikiran Anda sendiri. Iri artinya Anda membatasi kemampuan dan berkat Anda sendiri.

Jangan cemburu akan kemana Tuhan membawa orang lain pergi. Ya, mungkin orang lain sudah pernah pergi jalan-jalan ke tempat-tempat baru dimana Anda belum pernah mendengar nama atau mengunjungi tempat tersebut. Berhentilah berpikir kapan kira-kira Tuhan akan menjamah Anda karena Dia selalu menjamah kehidupan Anda setiap harinya. Hanya saja, Anda yang tidak pernah sadar dan mengerti akan jamahanNya karena Anda terlalu sibuk membaca cerita orang lain tanpa sempat menulis cerita Anda sendiri.

Jadi, lebih baik rubah cara pikir Anda. Lebih baik Anda berpikir bahwa hari ini Anda merasakan begitu besar jamahan Tuhan yang begitu besar dan begitu baik, sehingga karena besar dan baik kasih karuniaNya, ada orang lain diluar sana yang cemburu dan iri akan kasih karunia yang Anda dapatkan dariNya. How's that?