"If I could do anything over, I'd have spent more time with my first set of children. I would have taken more quality time with them, for sure." - unknown

Romantic Dinner
"Selamat datang ke acara Romantic Dinner kami hari ini. Terima kasih kepada para undangan yang telah datang ke acara ini." ucap sang MC.Beberapa pasang suami istri mulai memasuki tempat yang telah dipersiapkan oleh panitia untuk acara romantic dinner yang diadakan di tepian tebing dengan pemandangan matahari terbenam pukul enam sore ini.
Udara terkadang berhembus sedikit lebih kencang menyebabkan beberapa wanita yang mengikuti acara romantic dinner malam ini menutupi bahu dan lengannya dengan kain atau sekedar mengelus-elusnya dengan tangan mereka.
Meja-meja bundar ditutupi oleh kain berwarna merah dengan bahan yang lembut dengan motif-motif floral terlihat lebih cantik dengan adanya pot bunga kecil di tengahnya. Beberapa papan kecil bertuliskan nama masing-masing pasangan seakan memanggil-manggil para sang pemilik nama agar mereka menempati tempatnya masing-masing. Posisi meja satu sama lain berada cukup jauh sehingga satu meja benar-benar difungsikan agar para pasangan benar-benar menikmati waktu yang ada berduaan.
Saya berada di belakang sebuah area berbentuk cekung. Dengan jelas saya dapat melihat MC yang membawakan acara. Para undangan yang datang. Para pria rata-rata menggunakan kemeja putih dengan setelan jas hitam dengan gaya maskulin. Saya yakin kebanyakan dari mereka adalah pebisnis, ujar saya dalam hati.
Yang wanita? Hmm .. bisa dikatakan bahwa unsur elegan, hormat, feminin, up-to-date, percaya diri dan menarik rata-rata ada di hampir setiap wanita yang datang di sore hari ini meski beberapa dari mereka sudah separuh baya. Saya juga bisa melihat dekorasi tempat acara diadakan dan saya bisa merasakan juga hembusan angin yang sama yang membelai wajah saya. Angin yang sama yang membuat beberapa para undangan wanita merasa sedikit menggigil.
Sementara para undangan yang sudah datang menunggu undangan lain yang belum datang. Para pasangan suami istri ini mengeluarkan gadget mereka masing-masing dan berkutat serius dengan gadget masing-masing. Mulai dari Blackberry, Samsung Galaxy Note, iPad, iPhone, Samsung SIII, HTC, Vertu, dan lainnya.
Jari jemari mereka sibuk menekan-nekan tombol untuk ber-BBM ria.
Beberapa orang mengabadikan suasana sore itu dengan foto kamera gadget mereka dan saya yakin mereka mengunduhnya ke Instagram.
Beberapa mengecek twitter dan Facebook mereka.
Beberapa dari mereka terlihat sedang melihat pergerakan saham sore itu.
Beberapa mengecek koran online dan lainnya. Mereka mengacuhkan pasangannya masing-masing dan sibuk dengan dirinya sendiri.
Menyadari bahwa di setiap meja terlihat cahaya kecil yang timbul dari gadget-gadget tersebut, panitia menyadari ada yang salah dan segera memberitahukan bahwa selama acara berlangsung, tidak diperbolehkan adanya gadget di atas meja dan meminta agar setiap gadget yang ada dimasukkan ke dalam tas atau saku celana. Menghormati perintah sang MC, setiap pasangan memasukkan gadget mereka. Dan yang terjadi kemudian adalah ... kebingungan.
Mereka diam.
Tidak berbicara satu sama lain.
Ada yang hanya melihat-lihat pemandangan.
Ada yang mengetuk-ngetukkan jemari mereka ke meja.
Berpegangan tangan saja mereka tidak.
Hanya beberapa pasang yang berusaha berbicara dengan pasangannya masing-masing. Beberapa wanita terlihat kebingungan harus berbicara apa. Sang pria merasa sangat kikuk dan terlihat berpikir keras apa obrolan pertama yang kira-kira dapat mencairkan suasana. Perhatikan sekali lagi, mereka adalah pasangan suami istri. Pasangan yang sah. Dan saya melihat semua itu, berusaha mencatat setiap detail kejadian yang ada di memori saya dan mengetikkan kata-kata ini kepada Anda.
Dan ini semua terjadi di acara yang bernama romantic dinner. Romantiskah? Tidak. Bagi pasangan-pasangan ini, saya yakin waktu terasa begitu lama dan bukan tidak mungkin, mereka menganggap acara ini hanya membuang-buang waktu saja. Awkward moments benar-benar terasa. Bandingkan ketika saat mereka pacaran, dimana begitu banyak kata dan cerita yang terungkap. Begitu banyak kontak fisik yang belum sah dilanggar. Dimana banyak sekali tawa canda yang terdengar. Dimana dunia hanya milik mereka berdua dan yang lain hanya mengontrak. Kemana perginya semua kesenangan itu? Semua hilang karena adanya gadget yang mengontrol mereka.
Family Restaurant
"Silahkan. Bapak, Ibu. Restaurant kami sedang diskon 30% untuk kartu kredit X" ujar sang pramuniaga menawarkan promo yang sedang berlaku di family restaurant itu dan sebuah keluarga tertarik dengan promo tersebut dan masuk ke dalam restoran.
Sang ayah berusia mungkin sekitar 43 tahunan dengan perut yang sudah membuncit dengan beberapa rambutnya yang sudah beruban. Sang istri mungkin berusia sekitar 39 tahun dengan muka yang sudah berminyak meski rambut tertata rapih. Ia mengenakan tas kulit berwarna hitam dengan merk Balenciaga tertera di tas tersebut. Asli atau palsu, saya tidak mau menghakimi. Anak pertama mereka adalah seorang gadis dengan rok jeans. Kacamata HelloKitty tersekat diantara telinganya membuatnya terlihat lebih manis. Anak kedua mereka adalah seorang anak lelaki yang cukup gemuk dengan 2 tahi lalat di mukanya.
Sang pramuniaga mengantarkan mereka ke sebuah meja bundar. Dan tidak lama kemudian sang ayah dan ibu memesankan beberapa makanan untuk mereka sekeluarga. Sembari mereka menunggu, saya yang berada tidak jauh dari mereka sambil menyeruput teh jasmine.
Sang ayah mengeluarkan Blackberrynya untuk berteks ria.
Sang ibu mengeluarkan samsung galaxy tabnya dan sibuk entah apa.
Sang anak gadis sibuk menelepon entah dengan siapa, mungkin pacarnya.
Adiknya yang kecil, yang lelaki sibuk bermain dengan Nintendonya bermain Mario Kart.
Dan semua ini terjadi di Family Restaurant. Sebuah tempat yang berembel-embel "keluarga" namun tidak ada anggota keluarga yang memperhatikan satu sama lain. Bagi keluarga ini. Kebersamaan adalah penting, tetapi komunikasi tidaklah penting.
Kemana perginya canda tawa sang suami istri ketika anak mereka lahir?
Dimanakah komunikasi ketika sang anak masih di gendongan sang ibu?
Tidakkah sang ayah dan ibu ingin mengetahui apa yang ada di dalam dunia sang anak.
Apakah sang anak tidak rindu bisa bercerita tentang apa saja kepada orang tua mereka yang telah melahirkan dan membesarkan mereka?
Kemana perginya semua keintiman itu?
Semua hilang karena adanya gadget yang mengontrol mereka.
---------------------------------
Saya yakin Anda menemukan lebih banyak kejadian ini di kehidupan nyata dan mungkin Anda punya lebih banyak cerita ketimbang saya. Saya hanya menyentil Anda. Membuat sepenggal cerpen untuk Anda dan membuat Anda tersadar, bahwa secara tidak sadar, terkadang Anda pun mungkin menjadi seperti mereka.
Sadarkah Anda bahwa anggota keluarga adalah hadiah dari Tuhan, terlepas dari seberapa Anda tidak menyukai mereka, tidak cocok dengan mereka, membenci mereka. Mereka ada dari Tuhan karena Tuhan ingin memperbesar dan mengasah karakter Anda. Cintailah anggota keluarga Anda dan pasangan Anda. Berkomunikasilah dengan mereka. Bagilah pikiran dan perasaan Anda kepada mereka. Jangan menyesal dan rindu kepada mereka ketika mereka sudah tiada. Penyesalan tidaklah berguna.
Ingat dan sadari bahwa gadget ada untuk membantu kita, bukan untuk menyerahkan hidup kita kepadanya terlepas dari seberapa hebat dan mahalnya gadget Anda. Anda dapat mencintai gadget Anda, namun maaf, gadget Anda tidak dapat mencintai Anda balik (Sehebat apa pun jawaban SiRi Anda)
No comments:
Post a Comment