Monday, June 4, 2012

Belajar dari Natanael

Saya baru saja melakukan saat teduh saya melanjutkan membaca kitab Yohanes dan sekarang masuk ke Yohanes pasal satu. Cerita ini berakhir dengan kehadiran seseorang bernama Natanael dan ada sesuatu tentang Natanael yang membuat saya berpikir. Mari kita lihat cuplikannya di Yohanes 1:46-50

1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."

Saya membayangkan ketika saya dikenalkan oleh teman saya kepada seseorang sebutlah X. Ketika si X mengatakan bahwa dia mengenal saya hanya karena dia pernah melihat saya di mal misalnya, apakah saya serta merta mengakui dia adalah sahabat saya? Tentu tidak.

Maksud saya, hei, saya tidak kenal kamu loh. Oke, kamu pernah melihat saya di salah satu mal. Lalu? Anda tidak serta merta mengatakan orang tersebut adalah sahabat Anda hanya karena dia pernah melihat Anda, bukan?

Saya membaca paragraf ini berkali-kali dan entah kenapa hati saya menanyakan, kok bisa ya, Natanael langsung percaya kepada Yesus hanya dengan omongan bahwa Yesus pernah melihat Natanael di bawah pohon ara?
Bahkan Natanael detik itu langsung mengaku bahwa Yesus adalah anak Allah?
Ada apa dengan Natanael?
Apakah dia dihipnotis?

Begitu anehnya paragraf ini sehingga ada beberapa pertanyaan yang berkecamuk di benak saya. Saya berdoa agar Roh Kudus membimbing saya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini dan Roh Kudus membimbing saya menuju jawabannya dan saya ingin membagikannya kepada Anda.

1. Siapakah Natanael?
Natanael adalah seorang pria yang cerdas, hidup, energik dan percaya diri; ia juga seorang yang jujur dan tulus hati. Dia bekerja sebagai pegawai di sebuah kantor di luar kawasan Gennabris. Gennabris sendiri adalah sebuah kota yang indah. Di sana ada sebuah sekolah dan sebuah sinagoga. Ada juga sebuah sekolah retorik dan perdagangan di kota Gennabris tergolong ramai.

Yesus disambut penuh hormat di Gennabris dan penduduknya antusias menahan-Nya tinggal bersama mereka lebih lama. Kantor Natanael berada di luar kota, di sebuah rumah yang tinggi yang berdiri sendiri, meski ada juga rumah-rumah lain beberapa jauh sekelilingnya. Kendati undangan yang diterimanya dari para murid mengenai peristiwa itu, ia tidak masuk ke dalam kota untuk menjumpai Yesus. Memang di ayat ini diceritakan bahwa Filipus bertemu dengan Natanael, tetapi sebenarnya, Yesuslah yang mengutus Filipus untuk menjemput Natanael untuk bertemu dengan diriNya di tengah perjalanan.

Sementara itu Filipus telah pergi ke kantor Natanael. Di sana ia mendapati Natanael berada di sebuah ruangan di atas. Filipus belum pernah berbicara mengenai Yesus kepada Natanael, sebab Natanael tidak pergi bersama teman-temannya ke Gennabris. Akan tetapi mereka saling mengenal baik satu sama lain, dan Filipus yang dipenuhi sukacita dengan antusias berbicara tentang Yesus. “Ia,” demikian katanya, “adalah Mesias yang tentang-Nya para Nabi telah berbicara. Kami telah menemukan Dia, Yesus dari Nazaret, Putra Yosef.”

2. Kenapa Natanael bertanya kepada Filipus, "Apakah ada yang baik yang datang dari Nazaret?"

Natanael tahu reputasi orang-orang Nazaret, bahwa mereka mempunyai semangat yang tidak terlalu membara seperti orang-orang di Gennabris dan sekolah-sekolah di Nazaret tak terkenal karena kebijaksanaannya.

Ia berpendapat bahwa orang yang dididik di sana mungkin sungguh cemerlang di mata teman-temannya yang berpikiran sederhana dan mudah percaya, tetapi Natanael juga berpikir bahwa orang-orang Nazaret tak akan pernah dapat mengklaim diri mereka sebagai orang yang 'berpendidikan'. Filipus mengerti keheranan Natanael, oleh karena itulah Filipus mengatakan "Datang dan lihatlah" . Sebagai teman baik Filipus, Natanael menghormati ajakan Filipus untuk setidaknya bertemu dengan Yesus.

3. Kenapa Yesus memuji Natanael dengan mengatakan Natanael adalah jujur dan tidak ada kepalsuan di dalam dirinya?
Yesus, bersama beberapa murid, sedang berdiri di jalan raya. Sementara Filipus dan Natanael mendekat, Filipus menyapa Yesus dengan suara lantang: “Rabbi! Aku membawa kepada-Mu dia yang bertanya: Apakah gerangan yang baik yang mungkin datang dari Nazaret?”

Yesus berpaling kepada para murid yang berdiri sekeliling-Nya, berkata sementara Natanael datang mendekat: “Lihat, inilah seorang Israel sejati (Natanael), tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Yesus mengucapkan kata-kata ini dalam suatu cara yang lembut penuh kasih-sayang. Benar bahwa tidak ada kepalsuan dalam diri Natanael karena dia hanya menanyakan kebingungannya. Sama seperti Anda diajak teman Anda pergi liburan ke Irak, misalnya. Pasti Anda juga akan bertanya hal yang sama seperti Natanael, "Memangnya di Irak ada apa sehingga kita mau liburan ke sana?"

Natanael juga bertanya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” yang artinya: “Bagaimana Engkau tahu bahwa aku seorang yang benar dan tanpa kepalsuan, sebab kita belum pernah saling berbicara sebelumnya satu sama lain?”

Yesus menjawab, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau berdiri di bawah pohon ara.” Kata-kata Yesus ini disertai dengan suatu tatapan penuh arti kepada Natanael yang dimaksudkan untuk mengingatkannya akan sesuatu.


4. Ada apa dengan pohon ara yang dimaksud oleh Yesus?
Sebenarnya pada sebelumnya, Natanael telah melihat Yesus ketika dirinya sedang sedang berdiri di bawah sebuah pohon ara di lapangan rekreasi sekitar tempat-tempat pemandian air panas, menatap perempuan-perempuan cantik yang sedang bermain dengan buah-buahan di padang seberang. Ingat bahwa Natanael adalah seorang yang baik hati dan dengan melihat wanita-wanita cantik di padang seberang, dia bergumul di dalam batinnya apakah dia harus terus melihat wanita-wanita itu atau tidak.

Disaat hatinya bergumul itulah, Ia sempat melihat ada seorang pejalan kaki yang lewat yang lewat tatapan peringatanNya telah memberikan
suatu kekuatan yang mengagumkan pada saat ia tengah bergulat dengan pencobaan batinnya. Hingga akhirnya Natanael melihat bahwa pergumulannya berhenti. Dia memilih untuk tidak masuk ke dalam perangkap birahi dan meninggalkan tempat itu.

Kesan kuat yang ditimbulkan oleh tatapan Yesus, dan kemenangan yang berhasil diraihnya karena Yesus, tertanam kuat dalam ingatannya, meski mungkin rupa Manusia kepada siapa ia berhutang budi telah memudar dari benaknya. Atau mungkin ia sungguh telah mengenali Yesus tanpa menyadari bahwa tatapan peringatan itu telah dengan sengaja diberikan.

Yesus mengingatkan Natanael mengenainya dan mengulang tatapan penuh arti itu. Natanael menjadi amat tersentuh dan terkesan. Ia merasa bahwa Yesus sementara berjalan lewat telah membaca pikiran-pikirannya, dan telah menjadi seorang malaikat pelindung baginya.

Hati Natanael begitu murni hingga suatu pemikiran yang bertentangan dengan keutamaan kemurnian memiliki daya untuk menggalaukan jiwanya. Sebab itu, ia mengenali Yesus sebagai Juru Selamat dan Pembebas-nya.

Pemahaman akan pikiran-pikirannya sudah cukup bagi hatinya yang tulus, spontan dan tahu berterima kasih, cukup untuk membuatnya, seketika itu juga, dengan penuh sukacita memaklumkan Yesus di hadapan semua murid.

Dengan merendahkan diri di hadapan-Nya, Natanael menyerukan kata-kata penuh arti ini: “Rabi, Engkau Putra Allah! Engkau Raja orang Israel!” Yesus menanggapi, “Engkau percaya sekarang sebab Aku telah mengatakan bahwa Aku melihat engkau di bawah pohon ara. Sesungguhnya, engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar!”

Dan lalu, berpaling kepada semua, Ia mengatakan, “Sungguh! Engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Putra Manusia!” Akan tetapi, para murid yang lain tak memahami makna sesungguhnya dari perkataan Yesus sehubungan dengan pohon ara, pun mereka tidak mengerti bagaimana Natanael dapat begitu cepat memaklumkan Yesus. Bagaimana dengan Anda? Akankah Anda tunduk dan mengakui hal yang sama seperti Natanael ketika Anda mengalami pengalaman Natanael? Akankah Anda mengakui Yesus adalah Tuhan ketika Dia mengatakan Dia pernah melihat Anda di 'pohon Ara'?

No comments:

Post a Comment