Wednesday, March 14, 2012

Ketika Semua Orang Kaya

"Desember tahun 2011, sebuah desa kecil di Spanyol, bernama Sodeto berhasil memangkan sebuah lotre dengan jumlah $950 juta (sekitar Rp 8,5 triliun). Penduduk desa yang terdiri dari petani dan pekerja bangunan itu masing-masing menikmati bayaran $130 ribu atau sekitar Rp 1,1 miliar."

Anda mungkin pernah berpikir, kenapa sih bisa sampai ada orang miskin di dunia?
Apakah Tuhan tidak melihat mereka yang miskin?
Apa gunanya orang miskin di dunia?
Kenapa Tuhan tidak menjadikan mereka kaya?

Kalau Anda baca di awal tulisan blog ini, kalau saya menyuruh Anda untuk membayangkan, apa yang Anda lakukan kalau Anda penduduk desa kecil itu dan tiba-tiba kaya mendadak? Bahkan, setiap orang dari desa itu menjadi kaya. Tidak ada lagi yang miskin atau setidaknya penghasilannya dibawah rata-rata.

Saya rasa Anda akan memuaskan keinginan Anda terlebih dahulu. Anda akan membeli rumah, mobil, perhiasan, kapal pesiar, barang-barang yang Anda inginkan. Selebihnya berfoya-foya. Tidak salah memang dengan semua itu.

Namun yang ingin saya tekankan untuk Anda adalah, apa yang terjadi kalau semua orang di dunia ini menjadi kaya seperti para penduduk desa itu? Bagaimana kalau di dunia ini tidak ada orang yang miskin satupun? Semuanya kaya. Jawaban saya adalah, kalau semua orang di dunia ini kaya, maka tidak ada orang yang mau melayani orang lain.

Kenapa? Karena orang yang memiliki banyak uang atau kaya cenderung ingin dilayani. Bukan melayani. Karena dengan uang yang begitu banyak, mereka bisa membeli (hampir) apapun. Kalau Anda seorang Trilyuner, Anda tentu tidak mau repot-repot mengurus taman, membersihkan rumah Anda, menyapu lantai rumah Anda dan lainnya, bukan? Anda tinggal menyewa orang untuk melakukan semua itu untuk Anda.

Tetapi bayangkan;
Bayangkan kalau ternyata pembantu Anda sama kayanya dengan Anda.
Bayangkan kalau orang yang menggunting rumput di kebun Anda sama kayanya dengan Anda.
Bayangkan kalau pembantu yang biasanya mengepel rumah Anda sama kayanya dengan Anda.
Bayangkan kalau semua orang yang ada di dunia ini sama kayanya seperti Anda.
Mereka semua seorang trilyuner.
Masih adakah yang mau melayani Anda?

Saya rasa hanya sebagian kecil saja orang kaya yang memiliki hati untuk melayani. Dalam tulisan sebelumnya, saya menulis bahwa kekayaan yang kita miliki seharusnya menjadikan berkat untuk orang lain dan kita harus tetap melayani orang lain.
Tetapi bagaimana kita tahu apa itu melayani kalau tidak ada orang yang harus dilayani?
Bagaimana cara melayani kalau kita tidak tahu bagaimana melayani?
Bagaimana cara melayani kalau kata 'melayani' tidak dikenal oleh dunia?

Saya yakin Tuhan bisa saja menjadikan kita semua kaya, seimbang, sama-rata. Kita dapat dijadikan trilyuner hanya dengan hentakan jemariNya. Tetapi saya juga yakin dan percaya, Tuhan kita adalah Tuhan yang jenius, kreatif dan inovatif dan mencintai perbedaan (secara positif) Oleh karena itu, ia memberikan setiap orang rejeki dan berkat yang berbeda-beda. Kenapa?

Agar kita bisa belajar kepada mereka yang lebih sukses dari kita.
Agar kita bisa bersyukur kekayaan yang kita miliki masih lebih baik dari orang lain.
Agar kita tahu bagaimana caranya mendapatkan kekayaan secara benar.
Agar kita mengerti apa arti dari sebuah perjuangan dan kerja keras untuk mencapai kekayaan.
Agar kita sadar bahwa kita pun bisa menjadi kaya seperti orang lain
Agar kita memiliki hati yang sabar, tekun dan rendah hati ketika melayani orang lain walaupun kita kaya raya.
Dan yang paling penting adalah dengan kita mencapai kekayaan lewat proses yang terkadang susah dan berat dan tidak masuk diakal, kita sadar dan tahu betul bahwa kekayaan itu datangnya dari Tuhan.

Bayangkan kalau kita semua terlahir sama rata kayanya. Bagaimana dunia?
Jadinya tidak ada yang lebih sukses.
Semua kekayaan kita sama.
Kita tidak mengerti apa itu kekurangan.
Kita tidak mengerti apa arti dari kerja keras.
Kita menjadi malas dan manja karena cenderung ingin dilayani.
Kita memiliki hati yang malas dan tinggi hati.
Dan kita tidak mengenal Tuhan karena kita hanya tahu, kekayaan itu sudah ada bersama dengan kita sejak kita lahir hingga kita meninggal.
Mungkin, kita tidak butuh Tuhan.

Jadi, apapun posisi Anda, berapa pun penghasilan Anda, tetaplah miliki hati yang mau melayani orang lain. Tetaplah rendah hati berapapun kayanya Anda. Tetaplah berpegang kepada Tuhan. Jadikanlah kekayaan Anda berkat untuk orang lain. Karena seberapa kayanya pun Anda saat ini, Anda tidak bisa membeli umur. Anda suatu hari akan "hilang" dari dunia ini. Dan siapa yang akan mengingat Anda sebagai seorang trilyuner, ketika semua orang di dunia ini trilyuner.

Saya menutup artikel blog ini dengan lanjutan potongan berita tentang desa Sodeto di atas agar Anda mengerti apa yang saya maksud dengan penggambaran apa yang terjadi ketika semua orang menjadi kaya raya.

"Penduduk Sodeto kini dikabarkan terganggu oleh banyaknya orang yang berusaha menjual barang kepada mereka. Bahkan karena semua orang sudah kaya, tidak ada yang mau melayani sesama. Seperti yang dikatakan Walikota Rosa Pons, “Beberapa wanita bilang mereka ingin pergi ke salon. Tapi tukang salon itu juga menang lotre. Dan tukang salon bilang, ‘Saya tidak bekerja hari ini."

No comments:

Post a Comment