"Manusia memang rakus dan terkadang tidak mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya. Cenderung manusia menginginkan apa yang menjadi kemauannya. Terlepas dari itu, mereka ingin menguasai semuanya - entah siapa"

Percayakah Anda kalau saya mengatakan Anda tidak akan pernah bisa menguasai semua hal di dunia ini (Kecuali Anda Tuhan, tentunya).
Anda tentu mengerti dalam pelajaran kimia bahwa setiap zat memiliki titik jenuh dimana zat itu tidak lagi mampu untuk menambah apapun lagi ke dalamnya.
Anda pun tidak bisa memaksa zat itu untuk menyerap sedikitpun lagi zat apabila zat tersebut sudah mencapai titik jenuhnya. Begitu juga dengan hidup Anda. Anda tidak bisa menguasai / mengendalikan semuanya. Kita bisa melihat sejarah dimana penguasa-penguasa dapat menguasai dunia. Namun apakah benar mereka menguasai seluruh dunia? Rasanya tidak. Sebagian besar dunia, mungkin iya. Tapi seluruh dunia? Rasanya belum. Hitler pun belum menguasai Indonesia. Genghis Khan belum menguasai Eropa saat itu. Musolini belum menguasai Asia. Jadi akan ada bagian-bagian yang tidak akan bisa Anda kuasai. Kenapa? Karena Anda seorang manusia yang memiliki titik batas tertentu.
Anda tidak bisa mengendalikan semua orang, karena tidak semua orang akan setuju dengan Anda. Anda tidak bisa memiliki semua kekayaan di dunia, karena umur Anda terbatas. Anda tidak bisa memiliki semua jabatan (Anda tidak mungkin memiliki jabatan CEO tapi sekaligus bekerja sebagai OB dan Staff secara bersamaan, bukan?)
Kita semua sama seperti spons. Anda tentu mengerti bahwa spons hanya bisa menyerap sekian banyak air walaupun spons itu Anda taruh di laut. Kehidupan kita pun begitu ketika kita menyerap pengetahuan. Kita bisa mendapatkan dari banyak tempat soal pengetahuan.
Bisa dari pengalaman orang lain. Bisa karena kita mengalaminya sendiri. Bisa karena kita diajarkan oleh orang lain. Bisa dari CD-CD kotbah. Bisa dari buku-buku yang kita baca. Bisa dari blog-blog orang lain. Bisa dari retreat yang Anda ikuti. Bisa dari manapun, bahkan dari tempat / orang yang Anda tidak pernah pikirkan sebelumnya.
Tentu saja saya tidak mengatakan bahwa kita akan sampai ke titik dimana kita sama sekali tidak bisa menyerap dan mengingat pengetahuan yang baru. Tetapi saya percaya bahwa akan ada titik dimana setiap pengajaran yang kita dapat akan berhenti memberikan efek positif ke dalam hidup yang kita inginkan.
Karena kita tidak boleh lapar atau haus akan pengajaran. Mungkin kita sampai ke sebuah titik / kejadian dimana seseorang mengatakan sesuatu yang dapat memutarbalikkan paradigma kita. Tetapi karena kita sedang tidak lapar untuk menerima pengajaran baru, bukan berarti kita boleh tidak mengatur paradigma kita sendiri.
Saya rasa banyak dari kita, khususnya orang Kristen yang telah mencapai titik jenuh mereka namun mereka tidak menyadarinya. Banyak dari kita yang hanya bersifat dan bertingkah "hanya mau menerima". Kita menginginkan semua pengajaran terdalam, terbesar dan yang memiliki efek paling besar dalam hidup kita. Kita bahkan men-tweet best quote terbaik di akun twitter kita setiap hari, mungkin.
Yang perlu kita lakukan saat kita sudah mencapai titik jenuh kita adalah kita mengeluarkan semua yang telah kita serap. Semua pemikiran "besar" yang telah kita terima tidak akan menjadi dasar perubahan hidup seseorang sampai orang tersebut mau menjadikan pemikiran "besarnya" menjadi kenyataan. Pengajaran terbaik yang Anda dapatkan adalah pengajaran terakhir yang Anda dengar dan Anda terapkan sekarang ini. Pengajaran yang "dalam" adalah pengajaran yang menembus pemikiran Anda menjadi lebih baik, menembus hati Anda dan juga menembus tangan Anda untuk mau mengerjakan pemikiran tersebut.
Saya percaya ada pengajaran yang baik dan ada juga pengajaran yang tidak baik. Mudah-mudahan Anda mendapat pengajaran yang baik saat Anda membaca tulisan saya ini. Ada seorang teman saya yang mengikuti 3-4 kebaktian gereja dalam sehari demi untuk mendapatkan pengajaran tentang Alkitab. Belum ditambah teman saya tersebut juga mengikuti Study Bible secara intens dan secara konstan membaca buku-buku pengajaran Akitab lainnya. Saya tidak mengatakan itu salah. Saya senang dengan semua itu.
Tetapi diluar semua pengajaran yang Anda dapat (sebanyak apapun itu), Anda bisa mengambil pengajaran terbaik yang Anda bisa. Anda bisa mendengarkan semua kotbah yang Anda bisa dengar. Anda bisa pergi ke seminar-seminar terbaik di dunia. Anda bisa membaca puluhan blog setiap harinya. Anda bisa belajar dari orang-orang yang lebih berpengalaman dari Anda dalam hidup sesering mungkin. Permasalahannya hanya satu. Dari semua pengajaran yang telah Anda dapat tersebut, Anda juga harus mengeluarkan semua pengajaran itu untuk menjadi berkat untuk orang lain yang membutuhkan.
Setelah Anda menyerap semua air yang bisa diserap oleh spons Anda, peras spons Anda, biarkan semua airnya keluar, jadikan air yang ada di dalam spons Anda menjadi berkat untuk orang lain. Dan biarkan spons kosong Anda menyerap air lagi. Begitu seterusnya. Karena apabila Anda hanya menyerap air saja. Maaf kalau saya mengingatkan saya, tidak akan ada ruang lebih dalam spons Anda untuk bisa menyerap / menampung air lagi ... Sedangkan posisi Anda sekarang adalah bagaikan spons yang berada di laut lepas.
No comments:
Post a Comment