Tuesday, March 20, 2012

Harga dari uang

"Bapak X, Apabila Anda diterima masuk ke perusahaan ini, berapa nilai Anda?
Ibu Y, berapakah harga Anda untuk menjalankan kontrak Anda untuk proyek ini?"

Anda mengenal pertanyaan-pertanyaan di atas pastinya. Saya rasa bisa dibilang bahkan setiap orang memiliki harganya masing-masing. Anda bekerja dengan kisaran gaji yang Anda dapatkan atau Anda inginkan. Anda membeli barang berdasarkan kualitas dari merek barang yang Anda beli. Anda dinilai dari seberapa mahal barang yang Anda kenakan atau miliki.

Anda melakukan banyak hal untuk mendapatkan uang dengan beberapa pekerjaan diluar pekerjaan utama Anda. Semua semata-mata untuk mendapatkan uang.

Saya yakin ada begitu banyak orang di luar sana yang bisa memberikan begitu banyak pelajaran tentang uang, entah itu tentang investasi, saham, tabungan, pekerjaan yang lebih baik dan lain sebagainya dibandingkan dengan saya. Namun yang ingin saya bahas adalah sifat mencintai uang yang ada pada seseorang menurut pandangan saya.

Saya menemui begitu banyak orang yang menempatkan uang sebagai nomor satu dalam hidupnya. Ya, saya tahu kita semua membutuhkan uang, termasuk saya. Hanya saja terkadang orang terlalu melebih-lebihkan uang dalam hidupnya. Uang atau harta benda menjadi komoditas nomor satu. Tuhan Yesus pun mengetahui hal ini, bahwa Mamon (uang dan harta benda), menjadi pengikat terbesar dalam kehidupan manusia.

Dalam kitab Lukas 16:13 dikatakan bahwa "Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Sadarkah Anda bahwa, seringkali kita berpikir bahwa musuh Tuhan adalah Iblis? Jawabannya adalah tidak. Iblis secara pasti tidak akan dapat menang melawan Allah. Tetapi Iblis bisa mengambil jiwa kita lewat Mamon. Kita tidak memuja Iblis, tetapi dalam hati kita, kita memuja Mamon. Kita memuja harta benda duniawi. Kenapa? Karena Mamon membuat kita melupakan Tuhan.

Berapa banyak dari kita yang ingin mengusir Iblis dari kehidupan kita, bahkan cukup banyak orang yang datang ke paranormal ataupun orang pintar dengan tujuan mengusir Iblis? Tetapi apakah Anda pernah mendengar ada seseorang di dunia ini yang mau mengusir kekayaan? Saya tidak pernah mendengar ada orang yang pergi ke paranormal untuk mengusir kekayaan. Jadi kekayaan sebenarnya jauh lebih mengikat daripada Iblis. Kita tidak memuja Iblis secara terbuka mungkin, tetapi secara tidak langsung, kita mendua-kan Tuhan dengan sesuatu yang fana.

Saya melihat orang-orang dewasa ini sangat berorientasi kepada uang.
Seorang suami yang keluarganya berantakan karena dia berjudi, sang suami berpikir satu-satunya cara untuk memperbaiki keuangan keluarganya adalah lewat judi.
Istri yang tidak lagi taat kepada suami karena sang suami tidak lagi mau memberikan dirinya uang untuk foya-foya
Anak-anak yang tidak taat kepada orang tuanya karena tidak dibelikan barang yang diinginkannya.
Orang-orang yang memiliki jabatan melakukan korupsi saat mereka masih menjabat.
Orang membanding-bandingkan harta yang dimiliki dengan harta orang lain.

Saya rasa, mereka-mereka yang memiliki opini bahwa uang adalah segalanya, akan sangat mungkin melakukan segalanya untuk uang. Untuk saya, orang-orang yang mementingkan uang dalam hidupnya tidak menghargai talenta yang telah diberikan kepada dirinya. Mereka mementingkan uang karena mereka takut.
Takut hari esok tidaklah cerah tanpa uang,
takut diejek oleh sesama karena tidak memiki harta benda yang sedang trend.
Permasalahannya adalah, terkadang Anda harus membayar harga yang lebih mahal daripada uang yang Anda impikan.

Anda harus rela bekerja lebih keras ...
Anda harus rela melakukan beberapa pekerjaan sekaligus ...
Anda tidak bisa lagi memiliki waktu bersama teman atau keluarga ...
Anda tidak lagi memiliki tidur yang cukup ...
Anda was-was dengan uang Anda ...

Tujuan utama Tuhan menaruh Anda di dunia ini bukanlah untuk menjadi kaya semata, tetapi untuk bertumbuh dewasa dan berkembang. Bukankah Anda juga bertumbuh dalam masalah keuangan? Saat Anda di bangku sekolah dasar anda diberikan uang jajan sekian rupiah. Saat Anda mulai kuliah, uang jajan yang Anda dapat bukan lagi sebesar yang Anda dapatkan waktu Anda masih di bangku sekolah dasar kan? Kenapa Anda mendapatkan porsi yang berbeda-beda? Karena Anda terus bertumbuh. Begitu juga dengan gaji Anda. Saat Anda pindah perusahaan baru, Anda tentu menginginkan memiliki gaji yang lebih besar dibandingkan perusahaan sebelumnya, bukan?

Benar bahwa Tuhan menginginkan Anda dewasa dan bukan berarti Anda tidak boleh kaya, kekayaan akan mengikuti Anda apabila Anda mengembangkan talenta yang Anda miliki berdasarkan rencana yang Tuhan telah sediakan dari uang. Karena pemilik kekayaan sebenarnya adalah Tuhan.

Ingatlah bahwa Anda mungkin mencintai uang begitu dalam, tetapi uang tidak akan bisa mencintai Anda balik. Yudas juga mencintai uang, dan kita semua tahu bahwa dia menggantung dirinya sendiri karena ia menyesal mencintai uang dibanding Yesus. Uang perak yang dia begitu idamkan, yang dia kira akan membantu dirinya, yang dia kira akan mencintai balik dirinya tidaklah lebih dari sampah saat dia menjual Yesus. Jadi, dimanakah Anda berada? Dalam pelukan Tuhan, atau pelukan Mamon?

No comments:

Post a Comment