Tuesday, January 10, 2012

Persamaan susahnya jual asuransi dengan susahnya mengajak orang lain ke gereja

Jual asuransi : "Nggak dulu deh ya mas. Saya masih sehat bugar gini kok. Belon butuh asuransi kesehatan, lagian kan lumayan loh mas. 500rb sebulan. Mending buat yang laen deh. Next time ya mas."

Jual Tuhan : "Duh, nggak dulu deh tre gw ke gerejanya. Belom siap gw bertobat. Lagian, gw baek-baek aja kok hidupnya walaupun gw kagak ke gereja. Next time ya tre."

Kalau Anda adalah salah satu tenaga penjual asuransi baik asuransi jiwa / kesehatan / kecelakaan, maka saya yakin Anda tahu betapa susahnya meyakinkan seseorang untuk mau mengikuti program asuransi. Anda harus sebisa mungkin merubah cara pikir orang yang skeptis kepada asuransi untuk mau mengikuti asuransi. Sama seperti saya beberapa hari kemarin. Salah satu resolusi awal tahun saya adalah kembali beribadah di gereja setelah hampir 5 bulan menghilang tanpa kabar dari Tuhan. Saya menginginkan agar tidak hanya saya, tetapi teman-teman saya juga tergerak hatinya untuk mau kembali 'mengunjungi' gereja.

Namun, ternyata harapan saya berbeda dengan faktanya karena yang terjadi adalah cenderung penolakan yang saya dapat. Mereka menolak secara halus tawaran saya untuk ke gereja bareng, dengan beribu macam alasan. (Bahkan ada yang tidak memberikan alasan sama sekali, loh) Susah sekali rasanya meyakinkan dan merubah cara pikir mereka tentang pentingnya pergi ke gereja dan bertumbuh dalam segi iman.

Benar bahwa bebebasan beribadah adalah hak setiap orang, namun yang membuat saya tergelitik adalah kenapa banyak orang enggan untuk ke gereja lagi? Saya akhirnya kembali lagi ke gereja karena saya tahu di dalam hati saya, saya membutuhkan Tuhan sebagai asuransi saya. Lucunya, di hari yang sama, saya ditawarkan asuransi kesehatan dan jiwa oleh teman saya yang bekerja di salah satu perusahaan asuransi terkenal yang tentunya saya tolak secara sopan karena saya sudah memiliki asuransi di tempat yang beliau tawarkan. Namun, seakan ditampar oleh Tuhan, saya menyadari ada banyak persamaan dengan penolakan ajakan ke gereja dengan penolakan dalam menjual asuransi. Apa saja?

1. Cenderung tidak peduli dengan prinsip asuransi
Kebanyakan orang kurang tertarik atau tidak tertarik sama sekali untuk mengikuti asuransi karena mereka tidak memahami betapa pentingnya asuransi (baik jiwa dan kesehatan atau lainnya) Benar bahwa kita harus membayar sejumlah uang untuk premi setiap bulannya untuk membayar asuransi. Mungkin untuk sebagian orang, hal ini memberatkan. Tetapi, untuk mereka yang mengerti konsep dari asuransi, mereka akan tetap mengikuti program asuransi. Kenapa mereka enggan? Karena mereka tidak mengerti konsep asuransi yakni melindungi. Asuransi melindungi Anda dari kemungkinan terburuk yang bisa Anda dapatkan, mulai dari kecelakaan, sakit parah, hingga kematian dengan sejumlah nominal tetap setiap bulannya.

Kita tidak tahu kapan kecelakaan akan menimpa kita, bukan? Prinsip bahwa asuransi adalah pengalihan resiko atas kejadian-kejadian yang berhubungan dengan jiwa kita, belum tertanam kuat. Kita rela membayar Rp 15 ribu rupiah untuk parkir mobil berjam-jam di Mangga Dua karena berharap mobil kita aman, berada di lokasi yang kemungkinan kecil dicuri orang dibanding diparkir di kebon kosong. Kita rela bayar iuran keamanan kompleks untuk bayar satpam yang bertugas mengamankan rumah kita.

Mungkin Anda baru akan menyesal tidak mengikuti program asuransi kesehatan dan jiwa setelah Anda membayar puluhan juta saat Anda sakit. Teman saya baru memikirkan untuk mengikuti asuransi kesehatan dan jiwa setelah dengan terpaksa harus mengeluarkan uang sekitar 33 juta untuk operasi orang tuanya di lututnya karena jatuh terpeleset di kamar mandi. Uang tabungan yang dikumpulkannya selama beberapa tahun sebagian besar hilang dalam 1 hari. Bayangkan betapa ia akan bebas dan tidak perlu membayar uang rumah sakit itu kalau saja sejak muda, ia sudah mengikuti program asuransi kesehatan.

Bagaimana dengan gereja? Sama. Banyak umat gereja kurang atau tidak (mau) memahami bahwa kita pun dilindungi oleh perusahaan asuransi bernama TUHAN. Banyak teman saya yang malas ke gereja karena mereka berpikir ke gereja bukanlah sesuatu yang penting. Bukan sebuah sesuatu yang signifikan. Mereka merasa bisa hidup tanpa Tuhan. Mereka merasa tidak mendapat apa-apa setelah ke gereja selain rasa kantuk dan bosan. Dan, sialnya, sudah merasa tidak mendapat apa-apa, disuruh bayar persembahan / perpuluhan pula. Padahal, sebenarnya asuransi Tuhan hanya membutuhkan satu modal, yakni hati kita.

Seperti asuransi, pergi ke gereja juga memiliki fungsi jangka dekat dan panjang. Gereja berfungsi untuk menjaga, memperbaharui iman, merubah cara pikir kita ke arah yang lebih baik, merubah sudut pandang kita, membuat kita mau belajar memperbaiki karakter kita. Benar bahwa ada begitu banyak gereja, jadi kalau Anda sudah merasa tidak lagi belajar dari gereja yang Anda datangi, masih ada gereja-gereja lainnya dan mungkin Anda harus berpikir ulang untuk mencari gereja yang lebih baik?

Kalau Anda memiliki jaminan jiwa dan kesehatan dari perusahaan asuransi Anda, di gereja, Anda memiliki asuransi yang lebih hebat, yakni Yesus Kristus. Asuransi yang mampu menanggung segala penderitaan, kebahagiaan, masalah, keluh kesah, kebingungan Anda. Yang Anda perlu lakukan adalah menerima Dia dan terus berjalan denganNya melalui firmanNya dan tidak lupa mengunjungi rumahNya, yakni, gereja. Kalau di asuransi kesehatan dan jiwa kita harus mengeluarkan ratusan ribu untuk rasa aman dan kita tidak terlalu masalah dengan itu. Kenapa kita begitu enggan membayar Tuhan dengan mata uang : setia dan berpegang teguh kepadaNya padahal jelas, dia yang menjaga jiwa kita.

2. Jangka panjang
Kalau Anda saat ini berumur 25 atau 30 tahun atau lebih, dimanakah Anda berada kira-kira 10-15 tahun dari sekarang? Masihkah Anda sehat bugar, atau terbaring kaku di ranjang karena sakit? Benar bahwa Anda mungkin (saat ini) bisa yakin Anda masih sehat 10-15 tahun ke depan. Benarkah demikian? Kalau benar demikian, apa langkah-langkah Anda untuk mendapatkan kesehatan yang sama 10-15 tahun ke depan. Apakah Anda rutin berolahraga? Apakah Anda menjaga makan Anda? Apakah Anda mengurangi merokok? Apakah Anda pulang lebih cepat? Karena saya banyak menemukan orang yang yakin dirinya akan tetap sehat bugar 10-15 tahun ke depan namun dia merokok lebih banyak dari sebelumnya, tidak juga berolahraga seperti tahun-tahun sebelumnya, makan sembarangan lebih banyak. Dan seperti yang kita tahu, banyak orang yang meninggal muda karena jantung, stroke, diabetes dan lainnya. Jadi, apa langkah Anda untuk jangka panjang Anda untuk kesehatan Anda?

Bagaimana dengan anak Anda? Apabila Anda menginginkan anak Anda masuk ke sekolah yang bagus, bisa kuliah di universitas terkenal. Apa yang sudah Anda investasikan untuk anak Anda? Apakah Anda mau mengeluarkan modal untuk investasi pendidikan anak Anda sebelum anak Anda lahir? Apakah Anda sudah merencanakan dan menentukan ke sekolah mana dia akan pergi dan menghitung berapa besar kira-kira pengeluarannya, atau Anda termasuk tipe orang yang cuek, yang tidak terlalu ambil pusing akan masa depan dan baru kelabakan mencari hutang kesana-kemari ketika anak Anda sudah harus masuk ke bangku sekolah?

Kalau di atas kita berbicara tentang tubuh dan fisik. Kita akan membahas dari segi jiwa, yakni satu-satunya yang kekal di dunia ini. Terlepas dari siapa pun Anda, apa pekerjaan Anda, apa yang Anda impikan. Satu hal yang pasti, Anda akan meninggal suatu saat nanti. Jadi, apa asuransi jiwa Anda setelah Anda meninggal? Yakinkah Anda, ketika Anda meninggal, ada sosok Tuhan yang bisa menjamin Anda untuk masuk ke dalam kebahagiaan, atau malah Anda terjebak dalam kekosongan karena semasa hidup, Anda tidak berusaha untuk mengasuransikan jiwa dan iman Anda kepada Tuhan?

3. Waktu yang akan menjawab
Terkadang seberapa berhati-hatinya Anda terhadap hidup Anda, kita tetap tidak akan pernah mengetahui apa yang akan terjadi kepada kita. Ambil contoh, di tahun lalu, saat macet dan menunggu lampu merah, mobil saya tertabrak oleh mobi lain yang berada di belakang saya. Ternyata pengemudi di belakang saya sedang belajar menyetir mobil matik. Marah? tentu. Kesal? Pasti. Namun setidaknya si penabrak bersedia mengganti rugi kerusakan yang diakibatkannya. Dan saya bisa tenang karena setidaknya mobil saya di asuransikan. Waktu yang akan menjawab dan memberitahukan kepada Anda hal-hal yang terjadi diluar dugaan Anda.

Nah, itu baru soal mobil. Balik lagi ke masalah jiwa Anda. Berapa banyak dari hidup Anda yang juga penuh dengan hal-hal yang bersifat dadakan atau diluar rencana Anda? Usaha Anda tidak berhasil, karir Anda memburuk, Anda tiba-tiba sakit, keluarga Anda ada yang kecelakaan dan lain sebagainya. Anda tidak akan pernah bisa memberhentikan waktu atau menyetopnya. Waktu akan memberikan bukti kepada Anda bahwa Anda sebagai manusia itu lemah dan membutuhkan sebuah pegangan yang lebih kuat dari sekedar Anda, yaitu Tuhan. Alasan yang sering saya temui adalah 'saya tidak punya waktu' untuk Tuhan. Benarkah demikian? Anda hanya menghabiskan kurang lebih maksimal 2 jam untuk ke gereja, atau 5 menit untuk berdoa. Padahal semua usaha, rejeki, jodoh, rencana, hidup, umur, kesehatan, takdir Anda ada ditanganNya. Jadi, berapa lamakah waktu yang Anda butuhkan untuk mau belajar untuk mendengarkanNya? Apakah hingga satu menit terakhir hidup Anda? Pertanyaan saya, apakah Anda tahu kapan menit terakhir Anda datang?

4. (Belum) ada hasilnya
Wong, namanya juga asuransi. Hasil belum tentu secepat kilat. Belum tentu hari ini kita ikut asuransi, besok kita sudah klaim, bukan? Kita menggunakan asuransi untuk berjaga-jaga, untuk mencegah kemungkinan terburuk di masa depan. Banyak orang enggan mengikuti asuransi karena mereka tidak melihat secara nyata hasilnya dan cenderung merasa mengeluarkan uang untuk sesuatu yang dirasa tidak atau kuranglah penting untuk mereka.

Begitu juga dengan doa atau pergi ke gereja. Benar, bahwa tidak ada jaminan doa Anda akan langsung terjawab karena Anda berdoa atau pergi ke gereja. Kebanyakan kita bertindak seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu terjadi begitu kita memintanya. Sialnya dan sayangnya, Anda manusia dan Tuhan adalah Tuhan. Anda tidak akan pernah tahu apa rencanaNya. Tetapi terlepas dari apa pun hasil yang akan diakibatkan oleh kedekatan Anda dan Tuhan, akibatnya adalah positif dan baik untuk Anda. Anda tidak akan pernah rugi untuk mengikuti jalanNya (Tuhan tidak pernah rugi, toh?) Ada sebuah kelegaan besar untuk bisa menyerahkan beban berat yang sedang kita miliki kedalam tanganNya. Ada sebuah iman yang tumbuh lebih besar lagi untuk mau percaya kepada kekuatanNya ketimbang stres memikirkannya dengan kepala kita sendiri.

------------0O0-------------

Saya bersyukur saya menemukan gereja yang mampu membantu saya berkembang dengan berbagai cara untuk lebih baik. Mulai dari seminar-seminar yang bagus, para pembicara-pembicara yang baik, sistem gereja yang tertata terus menerus lebih baik dan lainnya. Saya juga bersyukur bisa bertemu dengan banyak orang hebat yang merubah cara pikir saya dengan cara mereka sendiri. Namun, saya pun tidak puas hingga di sini. Saya ingin orang lain juga mendapatkan apa yang saya dapatkan, meskipun terkadang penolakan yang saya dapatkan.

Apa pun itu, saya tidak bisa memaksa teman-teman saya untuk mau menghadiri misa atau kebaktian atau berdoa. Toh, saya sendiri pun tidak mau mereka datang kepada Tuhan dengan terpaksa. Tetapi, apa pun alasan penolakan yang mereka kemukakan, ada sebuah keinginan dan kerinduan di hati saya untuk bisa bersama-sama. Benar ucapan teman saya yang menjual asuransi, "Satu-satunya hal yang tersusah adalah merubah cara pikir seseorang untuk bisa mengerti betapa pentingnya asuransi dalam hidup mereka."

Bagaimana dengan Anda, maukah Anda menyadari betapa pentingnya asuransi? Maukah Anda menyadari bahwa Tuhan juga penting dalam hidup Anda. Ingat bahwa penyesalan selalu datang terlambat. Tidak ada yang lebih parah dan menyesal ketika saat Anda meninggal, Anda tidak memiliki jaminan untuk hidup bahagia di surga.

1 comment: