Tuesday, January 10, 2012

Couchsurfing - Menjadikan turis asing menjadi lebih 'lokal'

"Oit, Tre. Jangan lupa nanti malem ada pertemuan Couchsurfing malam ini di Mbah Jingkrak jam 8 malam. Sepertinya asyik juga kalau kita ketemuan bareng dengan rekan-rekan CS lainnya. See U there!"

Pesan singkat itu masuk dalam telepon genggam saya, 24 Oktober lalu, dari seorang penjelajah dunia asal Lisbon, Portugal, bernama Ciro Rendas (29). Ciro yang bekerja di bidang manajemen itu selama ini telah mengunjungi tidak kurang dari 45 negara. Pertemuan CS yang dimaksud Ciro adalah kumpul-kumpul sembari makan malam bersama anggota jaringan pertukaran keramah-tamahan yang disediakan proyek CouchSurfing (CS) internasional.

Couchsurfing adalah jejaring sosial pertukaran budaya dan keramah-tamahan yang digagas oleh Casey Fenton, progammer komputer yang juga penjelajah dunia asal Conway, New Hampshire, Amerika Serikat yang memulai proyek CouchSurfing pada tahun 2000. Saat ini sekurangnya sudah ada 1.4 juta anggota yang tersebar di 231 negara. Cara kerja jaringan sosial CS ialah dengan bersedia menjadi tuan rumah bagi setiap anggota jaringan lain yang tengah berkunjung ke negara atau lokasi di mana kita sedang tinggal. Tentunya, kita pun bisa menumpang tinggal di kediaman salah satu anggota jaringan yang tersebar di 231 negara itu. Kita bisa menginap di rumah salah anggota jaringan sosial CS dan begitu juga sebaliknya. Menumpang tidur diatas matras, kasur, atau sofa yang sangat tergantung dari kesediaan dan kesiapan tuan rumah.

Ciro bersama pasangannya yang asal Estonia, Kaisa Ansper (26), adalah salah seorang yang menyetujui dan meneruskan ide Fenton itu sampai di tingkat praktis. "Kami sedang menunggu pekerjaan di Kuala Lumpur, Malaysia. Begitu dinyatakan oke, kami berangkat" kata Ciro yang menggemari sejarah pendudukkan Portugis di Indonesia itu. Bersama Kaisa, Ciro menumpang di rumah salah satu seorang Cs-ers yang juga pernah didatangi pada kesempatan sebelumnya saat ia berkunjung ke Jakarta.

Provokasi
Malam itu, kumpul-kumpul dan makan malam yang diinformasikan Ciro diselenggarakan di Restoran Mbah Jingkrak yang berada di jalan Setiabudi Tengah 11, Jakarta Selatan. Acara itu dimulai dari semacam provokasi yang dilakukan seorang anggota jaringan CS asal Singapura bernama AKhsay Wagh (24), saat ia sedang mencari teman nongkrong bareng ketika ia berada di Jakarta pada 24-26 Oktober lalu. Dalam jejaring itu, semua anggota jaringan CS disebut sebagai CSers. Ajakan nongkrong bareng itu dilempar Akhsay di dalam grup Jakarta yang ada di situs couchsurfing.org dan langsung disambut antusias.

Seorang CSers di grup Jakarta, Diana Yusuf (28), lalu mengatur pertemuan itu, termasuk memesan tempat untuk makan. Dari 30 orang yang mengonfirmasi kedatangan, dengan lima orang yang mungkin datang, ternyata acara malam itu dihadiri hingga sekitar 50 orang. Tidak kurang penyanyi Nuraini Sukoningrum Tamam yang dikenal sebagai Nina Tamam (34), kini anggota grup 5 Wanita, datang pada acara yang dimulai oleh provokasi Akhsay itu. "Gue baru gabung bulan September kemarin," kata Nina.

Nina Tamam yang bersuamikan Erikar Lebang itu mengaku motivasinya bergabung dalam jejarin CS karena pengalamannya mengikuti pertukaran pelajar beberapa tahun silam. Sejak itu Nina Tamam tidak pernah ingin berhenti untuk mengetahui budaya-budaya lain, tempat-tempat berbeda, dan bertemu dengan orang-orang baru. Menurut Nina Tamam, pengalaman seperti itu jelas berbeda ketimbang menjadi turis yang selama ini kerap dilakoninya bila bepergian ke luar negeri. "Bukannya nggak enak dan nggak senang. Tapi akan lebih senang lagi kalau ada teman lokal yang bisa kasih tunjuk tentang hal-hal yang ada, tapi nggak tertulis soal daerah sekitar," tutur Nina.

Sekalipun belum pernah menjadi tamu jaringan CS di negeri lain, Nina Tamam yang kelahiran Surabaya, 29 Maret 1975, itu amat gembira bisa menjamu beberapa teman barunya yang asal Norwegia dan Singapura selama mereka di Jakarta dan mengajak mereka jalan-jalan. Ia menambahkan, karena pada dasarnya senang serta hobi bertemu orang dan jalan-jalan, maka jejaring CS yang mempertemukan orang-orang dengan minat jalan-jalan makin membuat kesenangan dan hobinya itu mendapatkan tempat yang sesuai.

"Kalau jadi nih, ... tanggal 7 sama 8 (November) nanti kami akan ke Garut. Tanggal 3 nanti baru mau diomongin lagi gimana-gimananya. Bergabung?!?" tulis Nina Tamam melalui email. Rencana jalan-jalan ke Garut itu buah provokasi seorang CSers asal Kolkata, India bernama Sudeep Ghosh yang tengah bekerja di Jakarta. Motivasi serupa diutarakan pula oleh Dyah Pratama, seorang CSers yang sehari-hari bekerja sebagai staff humas pada salah satu perusahaan barang-barnag kebutuhan masyarakat di Jakarta yang pada malam itu turut hadir. Kata Dyah, akan sangat menyenangkan jika ia tidak merasakan sendirian saat tengah berada di negara asing dan bisa berinteraksi langsung. Dyah menambahkan, untuk pengalaman menjadi tuan rumah memang lebih banyak menuai cerita seru. Itu seperti problem bahasa dan kendala interaksi dengan penghuni lain di rumah.

Namun, imbuh Dyah, menjadi tuan rumah bukan berarti melayani sampai harus bolos kerja segala dengan menemani tamunya jalan-jalan. Karena itulah, bagi kebanyakan CSers, biasanya mereka meminta satu pekan sebelum jadwal kunjungannya sudah ada pemberitahuan sebelumnya. Calon tamu juga diminta maklum dengan aneka aturan tuan rumah yang mungkin berbeda-beda. Nina Tamam, misalnya, sudah mewanti-wanti bahwa bersama Erikar Lebang mereka bukanlah pasangan yang mengkonsumsi rokok. Jadi, tamu yang datang dan menumpang menginap di rumah mereka juga diminta untuk tidak merokok.

Motivasi
Motivasi supaya bisa berkeliling dunia dalam 80 hari, seperti kisah dalam novel klasik karya Jules verne, diungkapkan Clara Felisia yang adalah seorang praktisi periklanan, saat ia memutuskan untuk menjadi salah seorang CSers. Felis, panggilannya, mengatakan khusus untuk jaringan CS grup Jakarta adalah yang terbilang paling aktif dibandingkan grup-grup kota lain, semisal Bandung atau Semarang. Menurut Felis, jaringan CS grup Jakarta termasuk yang paling sering melakukan kegiatan, entah itu buka puasa bersama, silahturahmi Lebaran, atau merayakan hari kemerdekaan saat tanggal 17 Agustus. Anggota grup Jakarta pada jejaring couchsurfing.org per 1 November tercatat 845 orang. Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan grup Surabaya yang baru beranggotakan 114 orang. "Tapi aku melihat kenaikan jumlah orang yang bergabung dalam CS di Indonesia pada pekan-pekan ini cukup signifikan. CS memang seperti virus, virus yang bagus." kata Ciro Rendas.

Ia menambahkan, dirinya telah beberapa kali bertemu dengan CSers pemula dari sejumlah negara yang pada kesempatan pertemuan selanjutnya selalu telah kembali dengan cerita-cerita bahwa mereka baru saja mengunjungi sejumlah negara. Menjelang acara itu berakhir, Diana Yusuf mendekati saya dan Ciro yang sedang berbincang serius, "Maaf, apakah yang ada di antara kalian yang belum patungan?" ujar Diana yang mengorganisasi dan memesan tempat makan malam itu. Maka, patungan sebesar Rp.50.000,- malam itu rasanya masih lebih kecil dibandingkan persahabatan yang tak ternilai yang malam itu segera kami jalin bersama-sama dengan puluhan CSers lain dari sejumlah negara.

Tertarik untuk menjadi member couchsurfing? Klik langsung ke sini

No comments:

Post a Comment