
Haruskah kreatif?
Sepertinya sejak bangku sekolah dasar hingga SMU, sepertinya sebagian besar masyarakat Indonesia menurut saya tidak diajarkan untuk menjadi kreatif. Bahkan terkadang rasanya ke-kreatif-an tidaklah diindahkan. Kebanyakan dari kita hanya sekedar 'mengikuti arus' saja. kita belajar hanya dalam proses menerima. Cara orang Indonesia belajar kurang lebih hanya 'one way'. Berbeda dengan bangsa barat yang lebih kepada argumen dan two way communication.
Kita cenderung mengikuti semua yang dibertahukan kepada kita. Entah itu guru, atasan, orang tua dan lainnya sehingga kalau kita membantah atau tidak sepikiran dengan mereka, kita dicap pembangkang, bandel, tidak tahu aturan, dan lainnya. Akibatnya? Kita terjebak dengan sifat 'manja' oleh orang lain yang mengakibatkan ada sedikit perasaan was-was, khawatir untuk menjadi sedikit lebih 'kreatif'.
Saat saya masih kecil, rasanya jarang sekali saya menemukan teman-teman saya yang mau bergelut di bidang kreatif. Toh, tanpa sadar, semua teman-teman saya dan saya bercita-cita bekerja kantoran, kok (Apakah Anda juga begitu?). Anda bisa saja iseng-iseng bertanya kepada anak atau sepupu Anda, kira-kira mereka mau menjadi apa saat besar. Apakah ada dari mereka yang menjawab "mendirikan usaha kreatif?" saya rasa tidak. Tidak salah memang, namun bagaimana caranya untuk menjadi 'lebih' kreatif disaat sedari kecil kita tidak diajarkan untuk menjadi kreatif? Malah, setahu saya, ada sebagian besar orang yang bahkan menganggap dirinya sama sekali tidak bisa melakukan hal kreatif dan memilih jalur aman dengan bekerja sebagai pegawai. Kreatifkah?
Industri kreatif, alternatif pilihan atau jurus terakhir?
Permasalahannya, menjelang dewasa atau menjadi tua dan masih bekerja di perusahaan sebagai karyawan atau pegawai dengan tuntutan hidup yang semakin 'aneh' dan tidak realistis dengan gaji yang 'kurang memadai' akhirnya mendorong beberapa orang, atau beberapa pihak untuk banting stir melakukan perubahan. Ya, industri kreatif. Mereka mengambil resiko untuk banting stir untuk bertahan hidup dengan mencermati kira-kira apa kebutuhan pasar dan mengambil kekreatifan mereka untuk memberikan kontribusi untuk pasar. Bisa dibilang industri kreatif disini identik dengan berwirausaha.
Sebagian orang berani untuk banting stir dan sebagian besar tetap bertahan melakoni pekerjaan sebagai karyawan. Kenapa? Karena mereka merasa tidak kreatif. Saya rasa itu permasalahan terbesarnya. Banyak teman saya (dan saya) mengeluh ingin buka usaha, tetapi ketika berpikir tentang modal, apa jenis usaha yang mau digeluti, akhirnya kami pusing sendiri dan membuang angan-angan tersebut, dan mendapati diri kami masih melakukan kerja romusha di perusahaan-perusahaan tempat kami bekerja. Kenapa? Karena kami tidak terbiasa berpikir kreatif.
Kendala lainnya adalah, kami tidak tahu harus mulai dari mana. Jadi, mungkin orang-orang seperti kami akan melakukan banting stir melakukan industri kreatif kalau kami sudah tidak lagi bekerja, atau sudah muak, atau mungkin dipecat? Entahlah, yang pasti orang-orang yang berani terjun ke industri kreatif ini adalah orang-orang gila yang berani untuk menjalani kehidupan mereka yang berbeda.
Apa saja yang ada di industri kreatif?
Seperti yang saya tulis diatas, industri kreatif memerlukan ke-kreatif-an kita. Bagaimana caranya? Dari apa yang saya dengar di siaran tersebut adalah, kita harus menemukan terlebih dahulu apa passion kita. Apa kesukaan kita. Apa yang rela kita lakukan kalau kita tidaklah dibayar? Dari sini kita sudah bisa mengira-ngira kira-kira kemana arah industri kreatif kita. Bisa jadi jawaban setiap orang beragam. Untuk informasi, ada 14 macam industri kreatif yang bisa Anda masuki. Yang manakah yang menjadi kesukaan Anda?
- Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik dll - Arsitektur
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior). - Pasar Barang Seni
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan. - Kerajinan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya yang pada umumnya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu dll. - Desain
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan. - Fesyen
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. - Video, Film & Fotografi
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. - Permainan Interaktif
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. - Musik
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. - Seni Pertunjukan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik) - Penerbitan & Percetakan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. - Layanan Komputer & Piranti Lunak
Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya. - Televisi & Radio
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi. - Riset & Pengembangan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Setelah Anda menentukan kira-kira kemana industri yang ingin Anda geluti, berikutnya tentu adalah modal. Bagaimana mengumpulkan modal? Puji Tuhan kalau selama Anda bekerja, Anda masih bisa menabung. Tentu Anda bisa menggunakan tabungan Anda selama bekerja untuk modal. Tetapi kalau tabungan Anda kurang, Anda bisa mengajak teman yang memiliki passion yang sama dengan Anda untuk bergabung, atau alternatif lainnya adalah membuka kecil-kecilan dengan sistem reseller. Modal terpenting yang penting adalah modal gila, alias modal mental. Untuk bisa menjalani industri ini tidaklah mudah. Pasti ada akan banyak halangan, tantangan, jebakan dan lainnya di tengah jalan. Jadi pastikan mental Anda tidak 'kambuhan' -dalam artian, tidak mudah mundur dan mudah berpikir pesimis.
Anda butuh orang lain dan orang lain membutuhkan Anda
Faktor yang menentukan berikutnya adalah komunitas. Ya, Anda perlu ikut ke dalam sebuah komunitas yang akan membantu Anda menentukan kemana arah industri kreatif Anda nantinya. Di dalam komunitas, Anda akan bertemu dengan orang-orang yang memberikan kepada Anda kritik, saran, pengalaman, sharing, pelajaran keuangan dan marketing dan sebagainya. Kebanyakan orang saya lihat bisa berhasil karena selain mereka melihat orang lain berhasil, mereka memiliki mentor juga.
Kita tidak bisa berhasil kalau kita hanya bekerja sendiri saja, bukan? Jadi, carilah komunitas yang cocok untuk Anda. Sukur-sukur dalam komunitas Anda pun bisa terbantu dengan modal yang kurang, misalnya. Ingat, bahwa apabila Anda membuka industri kreatif, Anda membantu orang lain juga dengan memberikan mereka lapangan pekerjaan, penghasilan dan lainnya. Jadi sistem mutualisme terjadi disini. Industri kreatif bukan hanya sekedar tentang Anda memperoleh laba semata.
Jadi, siapkah Anda?
Balik lagi kepada pertanyaan semula, seberapa kreatifkah Anda? Karena semua tulisan ini tidak akan berguna kalau Anda tidak berani sedikit gila untuk menjadi sedikit lebih kreatif. Kenapa perlu gila? Karena dari hasil akhir dari acara yang saya tonton itu, ada seseorang yang mengumpulkan laba lebih dari 1M dalam waktu seminggu hanya dari pengolahan kertas, buat saya itu gila dan bukankah untuk mendapat hasil yang gila, kita juga perlu 'gila' melakoninya?
Catatan kaki : Saya berdoa agar saya secepatnya 'gila' untuk bisa melakoni industri kreatif.
No comments:
Post a Comment