Thursday, January 26, 2012

Afriyani Susanti : Xenia Maut

"Akibat tabrakan maut itu, sembilan orang tewas, dan empat terluka. Para korban itu mayoritas adalah warga yang baru saja pulang berolahraga di Monas."

Afriyani Susanti, nama yang menjadi beken di Jakarta belakangan ini karena menjadi pengemudi Xenia maut nopol B 2479 XI yang menewaskan 9 orang di halte Tugu Tani dan sontak langsung menjadi perhatian khalayak ramai karena ternyata dia dan teman-temannya positif menggunakan narkoba dan juga miras saat kejadian penabrakan terjadi.

Saya sendiri ketika pertama kali mendengar berita ini, sempat terpikir mungkin pelaku ngantuk atau rem blong, namun ketika saya mendengar berita tambahan bahwa sang pengemudi narkoba, timbul rasa kesal dan amarah. Ini baru saya sebagai pihak luar, bagaimana dengan mereka yang menjadi korban? Mungkin publik akan 'sedikit' memaafkan dan memaklumi apabila kecelakaan tersebut adalah murni kecelakaan. Namun melihat gelagat sang pelaku yang masih bisa bercanda, ber-BBM ria dengan raut muka biasa saja (Yang katanya masih terpengaruh oleh narkoba), pasti akan membuat marah siapa pun yang melihatnya.

Respon masyarakat = keadilan?
Komentar-komentar masyarakat menuntut lebih, yakni hukuman mati atau setidaknya penjara seumur hidup. Masyarakat pun terlihat apatis dengan hukuman ini. Bahkan ada banyak pihak yang menjelek-jelekkan polisi dengan mengatakan polisis sudah disuap karena terlalu rendah memberikan hukuman. Benar bahwa hingga saat ini pelaku dijerat dengan hukuman 6 tahun penjara. Ya, mungkin Anda sama seperti saya, tidak setuju sama sekali dengan ganjaran hukuman ini. Namun, mari hormati hukum yang sedang berjalan karena 6 tahun itu adalah ganjaran hukuman untuk kelalaian mengemudi. Siapa tahu ada pasal-pasal lainnya yang akan memberatkan pelaku seperti UU narkotika dan lainnya. Permasalahannya adalah apabila benar pelaku hanya diganjar 6 tahun, hukuman sosial masyarakat akan lebih besar saat pelaku keluar dari penjara nantinya. Bahkan ada kabar yang beredar bahwa ada salah satu keluarga korban yang dendam dengan pelaku dan berencana akan 'menghabisi' pelaku saat dia keluar dari penjara nantinya. Dan bisa jadi berdasarkan hal inilah, keluarga korban dikabarkan menyewa beberapa bodyguard untuk menjaga rumah mereka dari amukan massa meskipun kakak sang pelaku membantah hal tersebut.

Beruntungkah si pelaku karena terhindar dari amukan massa?
Teman-teman saya di grup BBM sempat berkelakar, kok pelaku nggak digebukin sampe mati atau dibakar ya? Karena biasanya kecelakaan seperti ini, pelaku pasti sudah babak belur. Salah satu jawaban satir teman saya di grup, "Nggak digebugin soalnya pengemudinya wanita dan berjilbab. Coba kalo yang nyetir pria dan dari etnis Cina, wah, bisa mati di tempat itu." Sedikit rasis, tapi bisa jadi. Mengingat negara ini sedikit 'benci' dengan etnis Cina. Namun apa pun yang terjadi, setidaknya seperti yang saya tulis, biarkan hukum bekerja dan toh, hukuman sosial masyarakat lebih berat. Dan beruntunglah pelaku yang tidak dihakimi massa dengan brutal.

Caci maki masyarakat
Kalau Anda tidak terlalu setuju dengan ucapan satir teman saya yang menyangkut etnis diatas, Saya mengerti, namun ada satu hal yang saya lihat ketika saya melihat komentar-komentar yang diposting saat berita tentang Afriyani Susanti ini diturunkan di berita-berita online yakni, semua menghujat tubuhnya. Semua mengatakan pelaku sebagai 'gendut', 'babi', 'gentong air', 'buntelan', 'badak', dan lainnya. Tidak mendeferensiasi postur tubuh seseorang, namun agak membuat senyum simpul terkadang melihat respon masyarakat kita dalam menghujat seseorang. Dan bahkan, sebagai 'apresiasi' penghargaan, foto wajah sang pelaku sudah banyak menjadi referensi untuk diedit menjadi poster-poster maut juga.

Narkoba dan teman-temannya
Benar bahwa pelaku dan tiga orang temannya positif memakai narkoba, meneguk miras dan lainnya. Lokasi pemakaian miras pun kabarnya dilakukan di diskotek Stadium. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa diskotek tersebut menjadi salah satu tempat penjualan narkoba meskipun hal ini dibantah oleh pihak Stadium. Sudah bosan rasanya kita mendengar korban narkoba terus berjatuhan dan pelaku narkoba tertangkap. Jijik rasanya melihat lingkaran setan ini terus terjadi
di kalangan muda. Jujur, untuk saya, jangankan narkoba. Melihat anak-anak bocah yang masih mengenakan seragam SMP merokok saja, sudah sangat-sangat tidak betah saya melihatnya. Jadi, untuk Anda yang memiliki keluarga, pastikan rokok, narkoba dan lainnya tidak bersarang di rumah Anda dan tidak ada anggota keluarga yang memakainya.

Ucapan maaf dan pemberian maaf
Afriyani Susanti sempat menuliskan permohonan maafnya, meskipun tidak secara langsung. Isi suratnya pun dipenuhi dengan kata maaf. Saya sendiri merasakan susah rasanya untuk bisa memaafkan kelalaian yang dia lakukan, apalagi keluarga korban. Namun saya mengutip komentar yang diposting di internet saja, yakni biarkan waktu yang menjawab apakah pintu maaf itu terbuka atau tidak. Siapa pun mungkin tidak akan bisa memaafkan tindakan pelaku, wong kasusnya saja masih ramai dibicarakan. Namun siapa tahu, dengan seiringnya waktu, pihak keluarga korban akan mau merelakan dan memaafkan apabila memang si pelaku serius dengan menunjukkan penyesalannya dan mau menerima semua konsekuensinya.

Apa pun itu, semua sudah terjadi, penyesalan selalu datang terlambat, dari saya pribadi, saya berdoa semoga semua korban diterima disisi Tuhan yang mahakuasa dan semoga hukum ditegakkan di tanah air ini dan hukuman yang setimpal didapatkan oleh pelaku.

Out of Topic :
Imbaskah ke penjualan Daihatsu Xenia?
Beberapa waktu lalu ketika kasus ini mencuat, teman saya sempat memposting status di facebooknya "Apa yang ada di pikiran Anda ketika Anda mendengar merek Xenia?" atau twitter teman saya menulis Duta Besar Daihatsu Xenia untuk Indonesia, Afriyani Susanti. Kira-kira dengan kejadian ini, penjualan Xenia laku keras gak ya? Atau malah nurun ya? oops.

Mau liat kreatifitas anak bangsa dalam bikin poster sang pengemudi maut? Masuk ke sini.

No comments:

Post a Comment