"Tre, menurut lo, apakah kehendak bebas (free-will) manusia itu berdasarkan rancangan Tuhan? Maksudnya, Dia kan mahatahu, berarti seharusnya dia tahu dong setiap free-will kita, dan kalau kita melakukan kehendak bebas yang salah, apakah itu masuk dalam rancanganNya juga?"
Setidaknya itulah yang ditanyakan oleh teman saya, Lola (colek lola di @lolasaputra) kepada saya beberapa minggu lalu kepada saya, cukup membingungkan juga sebenarnya pertanyaan ini meskipun topik ini menarik. Ambil contoh, misalkan A dan B melakukan free-will untuk melakukan hubungan seks di luar nikah sehingga lahirlah si C. Pertanyaannya, apakah si C ini adalah termasuk kehendak Tuhan?
Benar bahwa ada ayat Alkitab yang mengatakan bahwa Tuhan sudah membentuk kita bahkan sebelum kita bakal-janin (berarti sebelum kita dalam janin ibunda kita pun, Tuhan sudah mengetahuinya). Jadi, apakah kehendak bebas kita, terlepas apakah itu free-will yang baik atau buruk adalah termasuk dalam rancanganNya?
Beruntung saya memiliki teman-teman komsel yang membantu saya sedikit menguraikan masalah ini, jadi dari hasil perbincangan saya dan teman-teman, ada beberapa point atau pemikiran yang berbeda namun saya rasa benar adanya.
1. Akan selalu ada orang lain selain Anda
Dalam kasus di atas dimana A dan B melakukan seks di luar nikah dan lahir si C, bisa jadi walaupun si A dan B tidak melakukan hubungan seks di luar nikah, si C akan lahir dari orang lain. Toh, kita tidak tahu C itu seperti apa sebelum ia lahir, besar dan hidup di dunia ini, toh? Atau kita ambil contoh Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus demi tiga puluh keping perak dan berakhir dengan Yudas bunuh diri. Pertanyaannya, apa jadinya apabila di malam Yesus makan bersama murid-muridnya sebelum Dia disalibkan, Yudas Iskariot tiba-tiba mengakui semua kesalahannya dan bertobat? Siapa yang akan menjual Yesus, kalau begitu? Atau misalnya, bagaimana jadinya kalau Yusuf tergoda oleh istri Potifar dan kemudian berselingkuh?
Dalam pemikiran salah satu teman komsel saya, Ferryanto, mengatakan bahwa sebenarnya kehendak Tuhan jauh lebih besar ketimbang free-will kita. Benar, bahwa Tuhan mengetahui semua kehendak bebas kita tetapi apabila kehendak bebas Anda tidak sesuai dengan kehendakNya, maka akan ada orang-orang lain yang akan menggantikan Anda untuk menggenapi rencanaNya Tuhan.
2. There is "if" and "then"
Lain lagi dengan teori teman saya, Freddy (colek Freddy di @FredyDermawan) yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan kita bukan untuk menjadi robot, tetapi menjadi sama dan serupa. Berarti Tuhan menginginkan manusia setidaknya sederajat dengan Tuhan. Dan sama seperti akar tanaman, Tuhan telah menyiapkan semuanya dalam rencanaNya, tetapi sayangnya tidak semua manusia mau menggunakan kehendak bebasnya untuk mengikuti rencana Tuhan.
Benar bahwa Tuhan mengetahui semua tindakan kita, tetapi terkadang Tuhan tidaklah ikut campur tangan dalam free-will kita. Dia menyiapkan apabila dan maka untuk menggenapi kehendakNya.
Apabila Anda mencuri, maka akan terjadi X
Apabila Anda membantu orang, maka akan terjadi Y, dan seterusnya.
Terlihat sama seperti hukum sebab-akibat? Tidak juga, karena dalam kasus ini, Tuhan membimbing Anda untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan kehendakNya, namun apabila Anda tidak melakukan sesuatu hal yang bukan menjadi kehendakNya, Dia tetap memberikan opsi-opsi lain dengan harapan.
Ketika Adam dan Hawa memakan buah apel dari Firdaus, apakah Tuhan sebagai hadirat yang Mahatahu mengetahui bahwa Adam dan Hawa akan memakan buah tersebut karena godaan Iblis? Bisa jadi. Tapi seperti yang ditulis diatas, Tuhan tidak menciptakan manusia hanya sebagai robot. Oleh karena itu, Allah menyiapkan opsi A, B, C, D, E apabila Adam dan Hawa memakan buah tersebut. Bisa jadi hari Senin, Adam dan Hawa tidak memakan buah tersebut. tetapi Iblis tetap datang setiap hari sebagai ular untuk menggoda manusia. Bisa jadi hari Kamis bulan depan baru lah kejadian Adam dan Hawa memakan buah itu.Berarti disaat itulah opsi-opsi A, B, C, D, E digunakan. Dan opsi-opsi ini telah dipersiapkan oleh Tuhan
3. Tuhan seringkali menyesal
Teman saya yang lain, Sharon (colek sharon di @sharon_laureen) mengatakan bahwa tidak pernah dituliskan dalam Alkitab bahwa Tuhan tidak pernah menyesal menciptakan manusia. Allah Bapa sering menyesal karena menciptakan manusia. Kejadian air bah pada jaman Nuh adalah salah satu bukti bahwa Allah Bapa pernah menyesal menciptakan manusia. Kenapa Allah Bapa menyesal? Karena kehendak bebas yang Dia berikan kepada manusia disalahgunakan melebihi batas sabar Allah. Pertanyaannya, apakah Anda sudah melakukan free-will Anda sesuai dengan kehendak Tuhan? Bagaimana Anda bisa tahu kehendak Anda sesuai dengan kehendakNya ketika Anda mengambil keputusan itu dalam posisi Tuhan tidak ada di dalam Anda, dan Dia tidak ada di dalam Anda? Hubungan dekat dengan Tuhan yang akan menentukan apakah free-will yang Anda ambil adalah kehendak Tuhan atau bukan.
4. Tuhan mengikuti waktunya kita
Ya, saya tahu ada ayat yang mengatakan bahwa rencanaNya indah pada waktuNya. Maksud saya memberi judul diatas adalah saya pribadi merasa bahwa Tuhan tidak memiliki timeline. Tidak ada kata masa lalu, masa ini, dan masa depan dihadapan Tuhan. Saya rasa surga itu adalah kekekalan, jadi tidak ada unsur waktu disana. Dan Dia tidak terikat dengan waktu apa pun, tetapi dia terikat dengan waktunya kita karena kita memiliki umur. Jadi saya rasa Tuhan yang mengikuti waktunya kita untuk menentukan musim-musim dalam kehidupan kita. Dia yang membentuk kita dengan memberikan kita kebebasan untuk memilih sendiri keputusan-keputusan kita. Tetapi tidak hanya memberi kebebasan, Dia pun memberi kita Roh Kudus yang ada di dalam diri kita untuk membantu kita berpikir, menentukan, menimbang apakah keputusan yang harus kita ambil.
Pada akhirnya, teman saya Felix (colek Felix di @ardiafe1) mengatakan bahwa sebenarnya hal-hal seperti ini tidak perlu dipikirkan karena masalah Yudas, Adam dan Hawa, Yusuf dan lainnya sudah terjadi dan tinggal bagaimana sekarang kita sebagai umatnya bisa menggunakan kehendak bebas kita untuk menyenangkan hatiNya dengan (setidaknya) mencoba mengikuti kehendakNya? Saya menutup tulisan saya dengan ayat Roma 12:2-3 dibawah,
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Bagaimana dengan Anda? Apakah ada teori-teori lain yang Anda ingin utarakan?
Monggo ...
No comments:
Post a Comment