Tuesday, May 29, 2012

Belajar dari Indomie

Beberapa hari lalu ketika saya sedang lapar dan juga hujan sedang turun, saya memasak ramen Indonesia alias Indomie rasa kari ayam kesukaan saya.

Saya yakin setiap rumah di Indonesia pasti setidaknya memiliki stok ramen asli Indonesia ini di dalam rumah mereka. Dan saya belajar beberapa hal dari Indomie ini. Sebuah pelajaran tentang ke-instan-an dalam hidup kita.

Saya mengerti banyak orang di dunia, termasuk saya, terkadang menginginkan sesuatu yang serba instan, kenapa? Karena kita sendiri hidup di jaman yang serba instan. Atau setidaknya dunia mengajarkan kepada kita bahwa sesuatu yang instan itu membawakan benefit dalam hidup kita. Benarkah demikian? Saya rasa tidak, karena sesuatu yang instan pun ternyata tidak seinstan yang kita pikirkan. Tapi Tre, apa hubungannya antara Indomie dengan hidup kita?

Pertanyaan saya kepada Anda sebelum Anda membaca ini lebih jauh. Apakah Anda yakin dan secara sadar Anda mengatakan bahwa Indomie / mie instan adalah sesuatu yang benar-benar instan? ... Sayang sekali, jawaban saya kali ini adalah tidak. Kenapa?

1. Anda harus membuka bungkus indomie tersebut
Bukankah ini yang harus Anda lakukan sebelum Anda bisa memasak mie instan tersebut? Pertama-tama Anda harus merobek / membuka bungkus mie instan tersebut untuk bisa mengambil mie yang berada di dalam bungkusnya.

Bagaimana dengan Anda? Pernahkah Anda 'merobek atau membuka' hidup Anda? Pernahkah Anda mengevaluasi hidup Anda? Apakah Anda benar tidak menutup diri Anda dengan bungkus-bungkus kepalsuan? Apakah Anda tidak membungkus diri Anda dengan sosok lain yang bukan diri Anda? Pernahkah Anda secara jelas melihat isi dalam bungkus diri Anda sendiri? Kalaupun iya, puaskah Anda dengan yang ada di dalam diri Anda? Bersihkah 'mie instan' yang ada di dalam diri Anda?

2. Anda harus memanaskan air dengan suhu dan waktu tertentu
Berdasarkan dari petunjuk yang ada di bungkusnya, diperlukan 400 cc air bersih dan air tersebut dipanaskan selama kurang lebih 3 menit untuk merebus mie instan tersebut. Mungkin ada di antara Anda yang memanaskah hingga 5 menit lebih mungkin untuk merebus air yang dibutukan.

Setiap orang memiliki 'panasnya' sendiri. Yang saya maksud dengan panas disini adalah dengan semangat. Saya bertemu dengan banyak teman yang sangat-sangat panas dalam hidupnya. Mereka begitu panasnya sehingga bisa membuat orang lain terbakar oleh semangat yang dimiliki dalam dirinya termasuk saya. Sayangnya, saya juga melihat cukup banyak teman yang sama sekali tidak pernah panas. Mereka berpuas dalam diri mereka sendiri dan tidak terpacu untuk menjadi lebih baik lagi dalam aspek-aspek kehidupan mereka, saya berdoa agar Tuhan beserta Roh Kudus memberikan semangat dalam diri mereka (dan saya)

Sama seperti mie instan yang harus dipanaskan selama beberapa waktu tertentu, semangat yang dimiliki oleh seseorang untuk mengejar apa yang mau diraih oleh dirinya juga memiliki waktu tertentu terlepas apakah itu jangka pendek, jangka menengah, ataupun jangka panjang. Saya percaya selama seseorang memiliki semangat, mereka akan terus bisa berjuang untuk merebus hidupnya menjadi lebih baik.

Saya pernah bertanya kepada salah seorang rekan kerja saya yang sudah cukup berumur, memiliki beberapa anak dan menurut saya, sepertinya sudah pantas seseorang seperti beliau menikmati masa pensiunnya. Saya bertanya kepada dirinya kenapa beliau masih mau bekerja, jawabannya simpel "jujur, secara fisik saya tidak secepat kalian yang masih muda, tetapi jujur juga, secara semangat, saya tidak kalah dengan kalian. Karena hanya semangat yang saya miliki." Bagaimana dengan Anda? Bersemangatkah Anda dalam merebus hidup Anda?

3. Mencampurkan bumbu, minyak bumbu, bubuk cabe ke dalam wadah selagi mie direbus.
Anda tentu tahu bahwa bumbu berfungsi untuk memberikan rasa kepada makanan. Anda tentu tidak mau memakan mie instan tanpa menggunakan bumbu, bukan? Pasti hambar rasanya. Saya pernah mencoba memasak mie instan lainnya seperti Sarimie tapi bumbu yang saya gunakan adalah bumbu dari Indomie Kari. Rasanya? Tetap enak, loh. Bisa jadi, sebenarnya, bumbu itu yang memiliki peranan penting, bukan mie-nya.

Jadi, sadarkah Anda sebenarnya memiliki banyak bumbu dalam diri Anda? Tuhan sebagai pembuat mie dalam hidup kita menaruh begitu banyak bumbu dalam hidup kita mulai dari hati dan pikiran kita, talenta kita, kelemahan kita, kekurangan kita, emosi kita, passion kita, rencana-rencana kita, cita-cita kita, impian-impian kita. Dia menaruh semua bumbu itu di dalam diri kita dan mencampurnya ke dalam wadah kita yang berbentuk tubuh dan berlapis daging ini ke dunia.

Pertanyaannya, sudahkah Anda menggunakan bumbu-bumbu surgawi yang khusus ditaruh oleh pembuat mie itu dalam hidup Anda? Kalau Anda selama ini merasa hidup Anda hambar, bisa jadi Anda hanya menaruh semua bumbu itu di dalam plastiknya tanpa pernah membukanya dan mencampurnya ke dalam mie instan Anda. Jadi, saya mendorong Anda untuk membuka bumbu-bumbu itu, campurkan ke dalam hidup Anda dan mari kita lihat seperti apa rasanya karena saya yakin 100.000% hidup Anda akan lebih terasa enak ketika Anda mengenakan bumbu-bumbu itu.

4. Menuangkan mie dan kuahnya ke dalam wadah dan aduk hingga rata dan mie siap disajikan
Setelah semuanya selesai, mie instan sudah siap disajikan di meja makan dan disantap. Yummy! Saya yakin aromanya pasti menggugah selera makan Anda. Setelah Anda melakukan tahap-tahap diatas, sudahkah Anda mempersembahkan semuanya kepada Tuhan? Kepada Sang Pencipta? Sudahkah Anda memberikan yang terbaik untukNya? Siapkah Anda membiarkan Tuhan mencicipi rasa kehidupan Anda yang notabene adalah milikNya?

------------------------------------

Bisa jadi, ada langkah-langkah tambahan yang biasanya Anda lakukan ketika Anda memasak mie instan, misalnya menambahkan telur, memasukkan cabe potong, menyajikan juga mentimun dan selada di atas piring dan lainnya. Tetapi setidaknya 4 langkah di atas menunjukkan bahwa mie yang katanya instan pun tidak benar-benar instan. Harus ada langkah-langkah yang diambil sebelum Anda menyantap mie tersebut.

Kalaupun Anda bisa menyantap mie instan tersebut tanpa Anda perlu melakukan langkah-langkah tersebut. Berarti ada orang lain yang melakukan langkah-langkah tersebut untuk Anda, bisa jadi pembantu Anda, orang tua Anda, pasangan Anda, penjual mie instan. Ingatlah bahwa tidak ada sesuatu yang benar-benar instan dalam dunia ini. Kenapa? Karena semua langkah-langkah untuk memasak sepiring mie instan tidak mungkin terjadi kalau Anda tidak memiliki kompor, bukan? See, dibutuhkan banyak hal untuk bisa memasak Indomie yang notabene 'instan', bukan?

NB : Ini ceritaku, apa ceritamu? *wink

No comments:

Post a Comment