"Work as if you were to live a hundred years. Pray as if you were to die tomorrow." ~ Benjamin Franklin
Tampaknya berdoa setiap hari membutuhkan komitmen dan kedisiplinan yang sangat tinggi untuk bisa menjadikan rutinitas ini menjadi kebiasaan yang baik.Biasanya, kebanyakan orang akan mengatakan berdoa dalam jangka waktu yang panjang adalah cara doa terbaik. Ada juga cara doa yang terbaik adalah doa yang sering. Tidak perlu terlalu lama, tetapi sering Anda panjatkan. Mungkin bisa satu - lima kali dalam sehari dan lainnya.
Saya setuju dengan keduanya, namun ternyata ada satu hal yang juga membuka mata saya dalam sudut pandang berdoa yang tidak pernah saya sadari sebelumnya. Yakni tentang luasnya cakupan doa kita, besarnya ukuran doa kita.
Mungkin benar bahwa terkadang berdoa dalam waktu panjang itu baik karena kita merasa intim denganNya. Mungkin juga benar bahwa berdoa secara sering akan mengingatkan kita kepadaNya. Sayangnya, saya merasa sepertinya saya belum benar-benar berdoa karena kebanyakan dari isi doa kita berupa permintaan akan ini itu yang memuaskan kemauan kita, seperti kenaikan gaji, hari yang indah, bonus, rejeki mendadak, jodoh, karir yang menanjak, rumah idaman, motor-mobil impian dan lainnya yang berporos pada kemauan kita semata.
Efesus 3:20 berkata "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,"
Ayat di atas memberitahukan kepada kita bahwa kita sedang berbicara kepada Tuhan yang besar, pencipta semesta. Tetapi kebanyakan dari kita melupakan bahwa ketika kita sedang berhadapan dengan Pencipta yang Besar (lewat doa), seharusnya kita juga membawa doa yang besar juga. Bukan sekedar meminta tentang kemauan kita (yang terkadang bukan kebutuhan kita). kebanyakan kita lupa akan konteks janji itu dan tidak melihat bahwa itu bertepatan dengan doa yang besar.
Efesus 18-19
(18) Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, (19) dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
Dikatakan ada lebar dan panjang dan tinggi dalam ukuran doa kita. Ayat ini juga segera mengingatkan kita kepada betapa tidak terbatasnya Tuhan dan Tuhan menginginkan kita berdoa kepada titik lebih jauh lagi daripada yang biasanya kita lakukan. Dia ingin kita berdoa dalam ukuran yang tidak terbatas. Dengan cara pikir baru ini, saya mulai mencoba merubah sedikit gaya berdoa saya yang tadinya hanya berfokus kepada saya menjadi lebih lebar cakupannya. Saya mencoba tidak hanya berfokus kepada diri saya sendiri. Saya mencoba berdoa untuk korban perang, korban kebakaran, kemacetan, perang saudara di dunia, binatang-binatang yang terancam punah, pemilu luar negeri, para kriminal yang ada di penjara dan lainnya. akibatnya? Durasi doa saya menjadi lebih panjang dari biasanya, lebih sering dari biasanya tetapi anehnya saya merasa lebih damai ketika saya mendoakan sesuatu yang cakupannya lebih luas daripada kemauan saya.
berdoalah lebih lama. Berdoalah lebih sering. Tetapi pertanyaannya adalah apakah durasi dan kuantiti doa kita menjadi lebih baik apabila isi doa kita (yang panjang dan sering) hanya berisi rengekan-rengekan dan tuntutan-tuntutan kemauan kita semata?
No comments:
Post a Comment