Thursday, February 28, 2013

Jangan Ikut Aku

"Don't walk behind me; I may not lead. Don't walk in front of me; I may not follow. Just walk beside me and be my friend." ~ Albert Camus


Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?"
Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." 
Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" 
Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku?
#Matius 13: 36-38

Yesus tidak mengajak Petrus untuk pergi bersamaNya bukan karena Petrus kekurangan iman. Justru sebaliknya, penaksiran iman Petrus yang terlalu tinggi itulah penyebab kenapa Yesus tidak mengajaknya. Petrus begitu yakin dan percaya bahwa dia sudah siap mati untuk Yesus. Sebenarnya, dia belum siap dan Yesus mengetahui hal itu. Jadi Yesus mengatakan untuk saat itu, Petrus belumlah bisa pergi bersamanya.

Anda mungkin berpikir? Hei, kan Yesus yang menyuruh Petrus untuk meninggalkan keluarganya, pekerjaannya dan rumahnya untuk mengikuti Dia dan sekarang Dia mengatakan kepada Petrus untuk tidak mengikutinya? Sepertinya aneh.

Bukan seperti itu. Yesus mengetahui secara pasti apa yang Dia lakukan karena Dia juga mengetahui secara pasti ukuran iman dari Petrus. Tidak diragukan bahwa Petrus secara inisiatif mengikuti Yesus, bahkan Petrus pun mencoba berjalan di atas air. Tetapi, permasalahannya adalah Petrus belum siap untuk mengikuti Yesus ke kayu salib karena toh, akhirnya Petrus menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok.

Petrus belumlah siap untuk mengikuti Yesus kemana pun Yesus pergi. Tidak untuk pada saat itu. Anda pun belumlah siap untuk mengikuti Yesus kemana pun Dia pergi juga. Setidaknya, tidak untuk saat ini. Seringkali kita bersikap seperti Petrus, kita terlalu percaya diri akan iman kita sehingga tanpa sadar kita merendahkan posisi kasih karunia dan kesabaran yang datangnya dari Yesus lebih lagi dan berakhir seperti Petrus yang menyangkal diriNya. Yang Yesus harapkan adalah kita melatih iman yang kita miliki sekarang karena kita harus mengembangkan iman kita (ketimbang mengikutiNya kemana saja)

Masih ada banyak area dalam hidup kita dimana iman kita masihlah sangat hijau. 
Ada begitu banyak momen dalam hidup kita dimana kita masih berperang melawan momen tersebut. 
Ada begitu banyak pergumulan yang sering kita ajukan ke dalam hidup kita. 
Pertanyaan untuk Anda di dalam area dan momen tersebut adalah pertanyaan yang sama yang diajukan Yesus kepada Petrus, "Apakah Anda benar-benar akan memberikan nyawa Anda untuk Yesus?"

Jawabannya adalah tidak. Dan itulah alasan kenapa Dia menyerahkan nyawanya untuk Anda. Karena penyaliban adalah misi yang Dia emban selama Yesus di dunia dan tidak ada orang lain yang dapat menggantikan tugas itu. Anda pun tidak dapat menggantikan tugas penyaliban itu.

Jadi, latihlah iman yang Anda miliki sekarang. Ikuti Yesus kemana pun sejauh Anda bisa. Dan ketahuilah bahwa kasih karuniaNya mencukupi Anda saat Anda tidak dapat mengikutiNya dan Dia akan sabar ada untuk Anda ketika Anda menjalani proses pengembangan iman dimana Anda belum bisa mengikutiNya untuk saat ini.

Ukuran Doa


"Work as if you were to live a hundred years. Pray as if you were to die tomorrow." ~ Benjamin Franklin 



Tampaknya berdoa setiap hari membutuhkan komitmen dan kedisiplinan yang sangat tinggi untuk bisa menjadikan rutinitas ini menjadi kebiasaan yang baik.Biasanya, kebanyakan orang akan mengatakan berdoa dalam jangka waktu yang panjang adalah cara doa terbaik. Ada juga cara doa yang terbaik adalah doa yang sering. Tidak perlu terlalu lama, tetapi sering Anda panjatkan. Mungkin bisa satu - lima kali dalam sehari dan lainnya.

Saya setuju dengan keduanya, namun ternyata ada satu hal yang juga membuka mata saya dalam sudut pandang berdoa yang tidak pernah saya sadari sebelumnya. Yakni tentang luasnya cakupan doa kita, besarnya ukuran doa kita.

Mungkin benar bahwa terkadang berdoa dalam waktu panjang itu baik karena kita merasa intim denganNya. Mungkin juga benar bahwa berdoa secara sering akan mengingatkan kita kepadaNya. Sayangnya, saya merasa sepertinya saya belum benar-benar berdoa karena kebanyakan dari isi doa kita berupa permintaan akan ini itu yang memuaskan kemauan kita, seperti kenaikan gaji, hari yang indah, bonus, rejeki mendadak, jodoh, karir yang menanjak, rumah idaman, motor-mobil impian dan lainnya yang berporos pada kemauan kita semata.

Efesus 3:20 berkata "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,"

Ayat di atas memberitahukan kepada kita bahwa kita sedang berbicara kepada Tuhan yang besar, pencipta semesta. Tetapi kebanyakan dari kita melupakan bahwa ketika kita sedang berhadapan dengan Pencipta yang Besar (lewat doa), seharusnya kita juga membawa doa yang besar juga. Bukan sekedar meminta tentang kemauan kita (yang terkadang bukan kebutuhan kita). kebanyakan kita lupa akan konteks janji itu dan tidak melihat bahwa itu bertepatan dengan doa yang besar.

Efesus 18-19 
(18) Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, (19) dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

Dikatakan ada lebar dan panjang dan tinggi dalam ukuran doa kita. Ayat ini juga segera mengingatkan kita kepada betapa tidak terbatasnya Tuhan dan Tuhan menginginkan kita berdoa kepada titik lebih jauh lagi daripada yang biasanya kita lakukan. Dia ingin kita berdoa dalam ukuran yang tidak terbatas. Dengan cara pikir baru ini, saya mulai mencoba merubah sedikit gaya berdoa saya yang tadinya hanya berfokus kepada saya menjadi lebih lebar cakupannya. Saya mencoba tidak hanya berfokus kepada diri saya sendiri. Saya mencoba berdoa untuk korban perang, korban kebakaran, kemacetan, perang saudara di dunia, binatang-binatang yang terancam punah, pemilu luar negeri, para kriminal yang ada di penjara dan lainnya. akibatnya? Durasi doa saya menjadi lebih panjang dari biasanya, lebih sering dari biasanya tetapi anehnya saya merasa lebih damai ketika saya mendoakan sesuatu yang cakupannya lebih luas daripada kemauan saya.

berdoalah lebih lama. Berdoalah lebih sering. Tetapi  pertanyaannya adalah apakah durasi dan kuantiti doa kita menjadi lebih baik apabila isi doa kita (yang panjang dan sering) hanya berisi rengekan-rengekan dan tuntutan-tuntutan kemauan kita semata?

Tuesday, February 26, 2013

15% Awal

Teman : "Tre, lo liat cewek dari mananya dulu?"
Saya : "Dari luarnya, lah, kalo luarnya kagak keliatan, setan dong?" #sillyanswer


Ya, benar saya mengatakan bahwa terkadang saya dan Anda melihat atau menilai orang dari luarnya dahulu. Kata 'luar' disini bisa berarti bermacam-macam, bisa dari melihat penampilannya, cara bicaranya, cara berjalannya, bahasa tubuhnya, gaya pakaian atau model rambutnya dan hal-hal fisikal lainnya. Kenapa? Karena kita melihat apa yang dipresentasikan oleh orang tersebut pada saat pertama kali kita melihatnya.

Benar bahwa presentasi awal bukanlah segalanya, tetapi itu adalah langkah awal. Hal tersebut adalah apa yang pertama kali orang lihat. Sama seperti Anda meluangkan waktu di mal, Anda secara tidak sadar pasti melihat logo dari toko tersebut untuk mengetahui secara pasti toko apa yang Anda masuki, bukan? (Bayangkan pusingnya kalau semua toko di mal tidak memasang logo)

Benar juga bahwa presentasi awal kita yang diterima bukanlah hasil akhir. Bukan berarti ketika saya melihat atau menyukai penampilan luar dari seseorang, saya pasti langsung jatuh cinta dengan orangnya, bukan? Diperlukan waktu untuk mengenal pribadi, cara pikir, karakter, kelemahan seseorang tersebut. Sama dalam membangun merek, akan ada pekerjaan yang harus kita kerjakan untuk mengerjakan detil untuk bisa menyelesaikan seluruh pekerjaan pembangunan identitas merek tersebut.

Anggap saja, presentasi awal mewakili 15 persen dari total 100 persen. Permasalahannya, meskipun hanya memiliki kadar 15 persen saja, kadar 15 persen tersebutlah yang dilihat oleh orang lain. Dan hal tersebut dapat memberikan gambaran kepada orang yang melihat apakah Anda orang yang berdikasi mengerjakan 85 persen sisanya atau tidak.

Sayangnya, kebanyakan dari kita menyepelekan presentasi awal kita yang sebesar 15 persen tersebut. Ketika kita memulai sebuah proyek, Anda harus memikirkan hal yang utama yakni : Apa yang ingin Anda presentasikan. Hal ini mencakup segala bidang, loh. Tidak hanya kepada bidang tertentu. Bisa saja mencakup bidang kuliner, jasa, produk, fashion, dokumen, bahkan pelayanan di gereja. Semuanya. Presentasi juga sering disalahartikan. Presentasi hanya diartikan tidak lebih dari sekedar tampil baik. Padahal  presentasi berguna untuk menyampaikan pesan dari si pencipta produk.

Makanan yang tidak terpresentasi dengan baik dapat merusak nafsu makan Anda sebelum Anda memakannya.
Laporan yang tidak terpresentasi dengan baik dapat membuat Anda tidak mengerti arti / kontennya.
Penyembahan musik yang tidak terprensentasi dengan baik di gereja dapat mengalihkan perhatian Anda dari hadiratNya.
Ceramah / kotbah yang tidak terpresentasi dengan baik dapat mengacaukan pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar.

Kalau dua contoh terakhir belum mengena untuk Anda, bacalah Perjanjian Lama dimana Allah menginstruksikan secara detail pembangunan Tabernakel dan apa saja yang harus dimasukkan ke dalamnya. Kenapa hal tersebut penting untuk Tuhan karena Tabernakel tersebut adalah representasi dari diriNya.

Bayangkan ketika Anda, seorang wanita atau pria single, tiba-tiba dikenalkan dengan seseorang yang ternyata membuat Anda kesengsem dan Anda hanya tampil biasa-biasa saja (bahkan dengan roll rambut di antara rambut Anda atau celana tidur pendek Anda), bisa jadi hilanglah sudah kesempatan orang tersebut mengenal Anda lebih jauh hanya karena Anda tidak mempresentasikan diri Anda dengan baik.  Itulah alasan kenapa teman saya sering tampil "rapih" walau ke tempat-tempat biasa saja. Ada sebuah kebutuhan dalam dirinya untuk mempresentasikan dirinya dengan lebih baik lewat penampilan. Saya setuju dengan ucapan teman saya yang mengatakan bahwa kita tidak pernah tahu dengan siapa kita bertemu. 

Jadi, jangan biarkan hasil kerja Anda atau pesan hebat yang ingin Anda sampaikan hilang dalam presentasi yang biasa-biasa saja. Kalau Anda mengutamakan kualitas dalam pekerjaan Anda, Anda mungkin juga harus bekerja keras mempresentasikannya juga.

Kukatakan Sekali Lagi


"Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." ~ Matius 19:24


Pada ayat di atas Yesus menggunakan kata 'sekali lagi' Mungkin kita berpikir bahwa Yesus, sebagai sang Anak, Juru Selamat, tidak perlu mengulang-ulang perkataannya kepada murid-murid atau orang-orang yang mendengarkannya. Sekali seharusnya cukup. Toh, ia adalah anak Allah.

Kalau Anda membaca Alkitab, mungkin Anda akan menemukan beberapa perumpamaan yang mirip-mirip atau kalimat-kalimat yang bersifat repetitif (pengulangan). Kalimat 'sekali lagi' yang diucapkan Yesus pada kitab Matius ini memberikan arti ada jarak tertentu dimana Yesus pernah mengatakan sesuatu dan Dia merasa ada kepentingan untuk mengucapkannya lagi (Mungkin Ia mengulang dengan perumpamaan atau cara yang berbeda, tetapi memiliki inti yang sama). 

Dari ayat ini saya belajar bahwa Yesus sepertinya mengerti akan tabiat para pemimpin dunia yang seperti kita tahu, kebanyakan dari mereka tidak suka mengulang-ulang apa yang mereka perintahkan, paparkan, atau ucapkan. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa bawahan mereka bisa langsung mengerti semua visi, misi dan perintah mereka dengan hanya satu kali bicara. Para pemimpin seperti ini lupa bahwa ada kemungkinan bahwa walaupun beberapa kali visi misi, perintah tersebut dipaparkan, akan ada orang-orang di luar sana yang mungkin belum mengerti benar atau mungkin tidak mengerti sama sekali.

Secara tidak sadar, banyak orang mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan tanpa mengerti kenapa mereka mengerjakan hal tersebut. Mereka hanya seperti robot yang hanya tahu bahwa pekerjaan itu harus selesai pada deadline tertentu. Mereka kehilangan antusiasme mereka ketika visi itu segar di dalam pikiran mereka. Sayangnya, para atasan pun tidak ambil peduli dengan hilangnya antusiasme tersebut. Para atasan hanya mementingkan hasil-hasil dan hasil.

Saya yakin hal tersebut terjadi kepada murid-murid Yesus yang telah mengikuti Yesus siang malam selama beberapa tahun.Jadi, hal tersebut pasti juga terjadi kepada kita dalam jangka waktu tertentu. Hal ini bukan berarti Anda hanya perlu secara lisan menyatakan visi atau misi berulang-ulang kepada orang lain. Anda dapat mengulang visi misi Anda tanpa harus menjadi seorang yang repetitif. Ada banyak cara yang baru dan segar untuk mengulang visi yang sama. Eksplorasilah sudut pandang baru yang membuat Anda lebih nyaman mengkomunikasikan permasalahan yang ingin Anda sampaikan.

Ya, Anda juga harus belajar untuk melakukan hal ini. Dengan melakukan hal ini, Anda mungkin lebih memperkuat visi Anda lebih dari sebelumnya sehingga kali ini visi yang luar biasa itu memiliki lebih banyak potensi untuk memicu gairah dalam jiwa manusia dan memudahkan mereka untuk masuk ke dalam tindakan.Jadi, gembiralah saat melakukan proses pengulangan itu. Berterima kasihlah untuk kesempatan itu. Jangan sia-siakan momen tersebut. 

Yesus pun melakukan hal yang sama. Kalau Yesus, sang Penebus melakukan beberapa kali pengulangan, apa yang membuat kita berpikir kita tidak perlu melakukan pengulangan kepada bawahan kita? Tidak peduli seberapa besar visi, misi, perintah tersebut, tidak ada salahnya untuk mengatakannya lagi.

Friday, February 22, 2013

Hope Only The Best

"I do the very best I know how - the very best I can; and I mean to keep on doing so until the end." ~ Abraham Lincoln




Seorang teman saya berniat menyatakan perasaannya ke calon pacarnya beberapa hari ke depan. Dan dia berkonsultasi sebaiknya seperti apa cara untuk menyatakan perasaannya, karena dia mau pada hari itu, adalah hari yang spesial. Dia mau semuanya yang terbaik. Setelah saya memberi beberapa saran, dia mengatakan hal ini kepada saya. "Tre, kalau semisalnya gw ditolak, piye ya?" Saya hanya menjawab "Ya, siapin hati aja untuk yang terburuk dan mudah-mudahan yang terbaik yang datang ya pak".

Hari ini saya memikirkan lagi ucapan saya itu. Memang sih, itu bahasa klise yang mana artinya adalah kita harus bersiap-siap menanggung konsekuensi seandai-andainya rencana kita gagal. Tapi, kalau dipikir-pikir, sepertinya kalimat klise itu jahat juga ya?

Jahatnya adalah berarti kita menyalah-artikan arti dasar dari pengharapan itu sendiri, dong. Kenapa? Karena harapan adalah bentuk dari iman. Kita semua pasti maunya mempercayai apa yang kita harapkan untuk terjadi, bukan akan apa yang tidak akan terjadi. Kita semua mau rencana utama kita yang berjalan, bukan rencana cadangan kita. Kita tidak mungkin mengharapkan yang terbaik kalau kita sendiri memiliki iman akan sesuatu yang terburuk yang terjadi. Kalau kita memiliki rencana cadangan, berarti kita sendiri tidak yakin rencana utama kita akan berjalan baik, toh? Omong-omong soal rencana, teman saya pasti maunya pacaran dengan calon pacarnya itu, dan rasanya teman saya tidak memiliki calon pacar cadangan semisalnya dia ditolak oleh cewek tersebut.

Anda tidak bisa berharap mendapatkan pekerjaan yang Anda butuhkan kalau Anda memiliki pemikiran Anda akan ditolak.
Anda tidak bisa berharap mendapatkan anak-anak Anda menjadi agen perubahan kalau Anda tidak percaya dengan kemampuan mereka.
Anda tidak bisa berharap Tuhan akan memulihkan hubungan Anda yang rusak kalau Anda memiliki kepercayaan bahwa hal tersebut tidak perlu diungkit-ungkit lagi.

Pemikiran ini bukan mencoba memutarbalikkan kekuatan dari pemikiran yang positif. Semua dari kita bisa berpikir positif. Hanya saja kita yang terlalu sering memencet tombol pemikiran negatif dalam diri kita. Kita lebih mudah berpikir negatif, pesimis, takut ketimbang optimis. Tombol negatif tampaknya posisinya lebih mudah dicapai, tombolnya lebih besar ukurannya, dan bunyi 'klik'nya lebih terdengar nyaring ketimbang tombol positif.

Harapan-harapan yang berasal dari iman bisa ditemukan dari tokoh-tokoh dalam Alkitab di bawah.
Daud mengharapkan Tuhan memampukan dia untuk mengalahkan Goliat. Dan itu terjadi. Tidak ada rencana cadangan saat Daud maju bertempur melawan Goliat.
Elia mengharapkan Tuhan memberikan kepadanya kemenangan melawan para penyembah Dewa Baal. Dan itu terjadi. Tidak ada rencana cadangan yang disiapkan Elia semisalnya dia kalah.
Yesus mengharapkan bahwa pengorbananNya di kayu salib akan menebus semua manusia. Dan itu terjadi. Yesus tidak mengatakan ada rencana cadangan semisalnya nanti dia tidak jadi mati menebus manusia.

Seharusnya harapan-harapan kita tidak dibangun oleh impian belaka atau keinginan sendiri yang egois. Tetapi oleh ketersediaan janji Tuhan yang tidak pernah berubah dan oleh karakter Tuhan yang tidak berubah. Kita memiliki harapan akan masa depan kita berdasarkan apa yang telah Tuhan katakan dan telah Dia lakukan di masa lalu. Jadi, harapkan hanya yang terbaik. Doakan hanya yang terbaik yang terjadi, dan jangan kaget kalau Anda mendapatkan yang terbaik. 

NB : (Mudah-mudahan teman saya juga meneriman jawaban "ya" dari calon pacarnya nanti)

Satu orang untuk Satu hal

Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is not to stop questioning. - Albert Einstein 



Entah dengan Anda, namun yang saya tahu saat saya masih kuliah desain grafis, tidak ada satu pun dosen kami yang mengajarkan kepada kami apa yang harus dilakukan pada saat praktek. Benar, kami tidak diajari bagaimana cara mendapatkan campuran cat yang baik, bagaimana cara mencampur warna-warna yang benar, bagaimana cara menggambar yang baik, bagaimana cara membuat guidance dan lainnya. Yang mereka tahu hanyalah pe-er kami selesai dan kami menemukan sendiri cara kami sendiri. Terdengar sedikit menyebalkan memang, tapi itu yang terjadi.

Anda tahu karakter Yoda dalam film Star Wars? Dia adalah seorang guru yang bijak (berwarna hija) untuk seorang Jedi muda bernama Anakin. Tampaknya Yoda dapat mengajarkan segalanya. Terkadang dalam hidup, Anda dan saya mungkin menginginkan seseorang yang mengajari kepada Anda akan SEGALANYA. Kita ingin memiliki seorang guru seperti Yoda.

Mungkin Anda ingin diajari tentang kepemimpinan atau bagaimana menjadi seorang ibu atau ayah yang baika atau bagaimana memiliki keuangan yang banyak dan sehat atau bagaimana mendapatkan karakter terbaik untuk Anda atau bagaimana melatih sisi kerohanian Anda atau bagaimana begini, bagaimana begitu. Itu adalah sebuah keinginan yang wajar. Namun kalau kita melihat, rasanya keinginan itu sedikit naif, kenapa? Karena menurut saya, orang tersebut tidaklah ada. 

Tidak ada seorang pun yang dapat menguasai seluruh pasar dunia. Mereka hanya bisa menguasai beberapa pangsa pasar saja dengan market tertentu. Saya rasa susah menemukan seseorang yang dapat memiliki kemampuan mengetahui semuanya akan kepemimpinan, kesehatan, karakter, teologi, keuangan, kerohanian. Bahkan Presiden pun tidak dapat menguasai seluruh bidang, oleh karena itu ia membutuhkan menteri-menteri, bukan?

Jadi, saya rasa, terkadang kita harus berhenti mencari kesempurnaan di dalam seseorang dan mulai mencari satu hal dari semua orang. Tidak ada orang yang sempurna, toh? Jadi, ambil hal yang terbaik dari setiap orang yang Anda kenal. Ada baiknya Anda belajar tidak hanya dari satu orang saja, tetapi dari beberapa orang. Ambil cakupan pemikiran mereka yang luas akan bidang yang mereka kuasai dan gunakan hal tersebut dalam hidup Anda, agar membantu Anda memperluas perspektif Anda dalam bidang yang ingin Anda kuasai.

Mungkin Anda memerlukan seseorang atau banyak membaca buku untuk mengembangkan kepribadian Anda. Tetapi Anda juga perlu mempraktekkan ilmu yang Anda dapat dalam hidup sosial. Bisa jadi dalam lingkup pekerjaan Anda, keluarga Anda, teman-teman Anda.

Ada saatnya Anda tidak akan menemukan jawaban yang Anda mau. Karena tidak ada satu orang yang memiliki jawaban akan semua pertanyaan Anda. Itu sebabnya Anda perlu belajar dari banyak orang. Kalau selama ini Anda hanya belajar dari satu orang, Anda tidak akan terpenuhi, Anda hanya menjadi kloningan dari orang tersebut. Sebuah replika belaka yang tidak hanya memiliki kekuatan yang sama dengan orang yang memberikan pengaruh kepada Anda, tetapi Anda juga mewarisi kelemahan-kelemahannya. Jadi, untuk apa berdiam diri pada pendapat yang baik akan beberapa hal dari satu orang padahal di saat yang sama, Anda bisa mendapatkan pendapat terbaik akan beberapa hal dari beberapa orang di sekitar Anda.

Monday, February 11, 2013

Cara Kerja Iblis

"... Sedari permulaan Iblis itu pembunuh. Ia tidak pernah memihak kebenaran, sebab tidak ada kebenaran padanya. Kalau ia berdusta, itu wajar, karena sudah begitu sifatnya. Ia pendusta dan asal segala dusta. ~ Yohanes 8:44


Bapa dari segala tipu muslihat, itulah Iblis. Sejak dari jaman Adam hingga detik saya menulis blog ini, dia bekerja. Tidak peduli berapa umur Anda, profesi Anda, besarnya iman Anda, siapa pun Anda, dosa akan selalu datang kepada Anda. Iblis hanya perlu menunjukkan kepada Anda semua keindahan, kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, dan petualangan yang merangsang terhadap hasrat-hasrat dadakan Anda.

Pada saat itu, Iblis memberikan kita kuasa penuh akan kedagingan kita dengan kekuatan yang tidak dapat ditahan. Tidak peduli apakah hasrat itu adalah hasrat seksual, ambisi, kesombongan, pembalasan dendam, kesenangan, ketenaran, kekuasaan, ketamakan akan uang. Apa pun kelemahan kedagingan Anda.

Ya benar, bahwa dia menunjukkan kepada kita nikmatnya kegembiraan, kesenangan, kenikmatan dan lainnya, tetapi sialnya, dia tidak akan pernah memberitahu kepada si  pemabuk berat, kalau esok pagi akan ada kesakitan yang hebat dan pada akhirnya kebiasan mabuk Anda akan menghancurkan keluarga Anda.

Iblis tidak pernah memberitahu si pemakai narkoba sebelumnya kalau awal pemakaian narkoba ini adalah hanyalah awal dari perjalanan panjang, menyedihkan, dan buntu.

Iblis tidak pernah memberitahu kepada si pencuri bahwa apabila ia tertangkap, ia akan mendekam di balik jeruji tahanan.

Iblis juga tidak pernah memberitahu kepada para pelaku zinah dan seks bebas bahwa kehamilan adalah kemungkinan yang sangat nyata dan penyakit berbahaya dapat hinggap.

Iblis pun bahkan tidak pernah memberitahu Hawa dan Adam apa yang akan terjadi ketika mereka memakan buah apel dari pohon taman Firdaus. Cara yang dia gunakan tetap sama dari jaman dahulu hingga sekarang.

Apa pun kecanduan Anda, hasrat-hasrat dadakan Anda terhadap dunia, kenyataan dan faktanya adalah ketika semua dosa telah dilakukan, semua hukuman akan dosa tersebut akan ditagih kepada Anda, dan Iblis tidak akan bisa Anda temukan di mana pun saat itu. Ia tersenyum sementara Anda jatuh. Dia akan pergi meninggalkan Anda tanpa dorongan semangat ketika konsekuensi tersebut datang. 

Mungkin Anda mencintai Tuhan, Anda berada di pihak Tuhan, Anda melakukan segalanya demi Tuhan, dan Anda berjanji akan setia di dalamNya. Namun ketika godaan itu datang, hasrat itu datang, Iblis bekerja bukan dengan meningkatkan kebencian Anda kepadaNya, tetapi dengan membuat Anda lupa akan Allah.  Dia membuat seakan-akan keberadaan Allah menjadi tidak nyata bagi kita. Karena kekuatan kita yang berupa kemampuan untuk membedakan secara jelas dan memutuskan secara bijak diambil dari kita. Ia menawarkan kepada kita kebohongan yang sama untuk memakan apel dari pohon terlarang yang sama. Ia memberikan kealpaan Tuhan ketika kita melihat buah apel tersebut.

Alkitab mengajarkan kepada kita pada saat-saat pencobaan di dalam kedagingan ini datang, hanya ada satu perintah pasti. 
Larilah! 
Larilah dari perzinahan.
Larilah dari pemberhalaan duniawi.
Tidak akan pernah ada pertahanan terhadap Iblis di dalam nafsu selain lari daripadanya.
Setiap perlawanan terhadap nafsu dengan kekuatan sendiri hanya akan menemui satu hasil : kegagalan.

Thursday, February 7, 2013

Naga. Beneran Ada atau Mitos?

"Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. " ~ Wahyu 12:3


Pertama kali saya tahu tentang naga adalah dari komik Dragon Ball dan sepertinya naga seringkalidikaitkan dengan kultur-kultur Asia. Kita juga sering melihat naga menjadi salah satu motif untuk tato selain macan. Beberapa hari belakangan ini saya agak penasaran dengan masalah naga ini khususnya berkaitan dengan firman Tuhan. Setelah saya cari, kata 'naga' disebutkan sepuluh kali dalam Perjanjian Lama dan dua belas kali dalam kitab Wahyu. Berarti naga memainkan peran yang cukup penting kalau sampai disebutkan berkali-kali di dalam firman Tuhan. 

Kita semua mengerti kira-kira seperti apa bentuk naga itu karena naga digambarkan dalam banyak komik, ilustrasi, film, lukisan, game, motif dan lambang. Tetapi yang menjadi pemikiran saya adalah, apakah naga ini benar-benar ada? Ataukah hanya mitos belaka yang dijadikan sebagai simbol belaka semata? Saya rasa tidak. Saya rasa binatang ini pernah ada.

Saya tidak pernah mendengar satu pun kata 'dinosaurus' dicatat di dalam Alkitab, tetapi tulang belulang dan fosilnya kita temukan di bumi, kita bahkan mengetahui jenis-jenis dinosaurus mana yang karnivora, herbivora dan lainnya. Bahkan penemuan-penemuan terus berlanjut yang menunjukkan bahwa dinosaurus pernah hidup di bumi. Tetapi bagaimana dengan naga?

Kalau Alkitab mencatat banyak sekali tentang naga, kenapa saya tidak pernah mendengar adanya penemuan tentang fosil atau tulang belulangnya? (Saya coba search ke Oom Google namun kok fosilnya kecil-kecil semua ya. Tidak ada yang sebesar yang digambarkan di film-film) sedangkan dari Wahyu 12:3 di atas kita mendapatkan bahwa naga itu besar dan berwarna merah padam dan bahkan naga dapat berbicara. (Wahyu 13:11)

Benarkah naga yang sering kita lihat di film-film atau komik adalah naga yang dimaksud secara persis dalam Alkitab? Saya rasa juga ada sebuah alasan pasti kenapa naga yang digunakan di dalam kitab Wahyu, tetapi, apa alasannya? Kenapa harus naga? #entah

Pemikiran saya selanjutnya adalah kalau kita tidak pernah mendengar bahwa ada bukti fosil atau tulang belulang naga, bagaimana para pelukis, pemahat, penyair dan lainnya dapat menjelaskan bagaimana bentuk seekor naga? Apakah naga benar-benar pernah tinggal bersama manusia? Kalau naga tidak pernah memunculkan dirinya di hadapan manusia dan hanya mitos, bagaimana mungkin manusia tahu bahwa naga memiliki sayap, mengeluarkan api, suaranya menggelegar dan lainnya? Bagaimana kalau ternyata naga itu kecil, jinak dan suaranya imut "woof-woof" gitu?

Saya pernah mendengar perburuan tentang Loch Ness, tetapi saya tidak pernah mendengar adanya perburuan tentang naga selama saya hidup. Bahkan kaisar atau raja di era dinasti Cina pun sering diibaratkan naga yang sedang memerintah. Kemanakah perginya naga? Apakah naga hanya akan terlihat saat datangnya akhir jaman?

Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini terdengar seperti anak kecil, namun saya hanya berpatokan kepada firmanNya karena firmanNya mencatat akan adanya naga. Atau jangan-jangan naga itu sebenarnya ada, tetapi di jaman sekarang sudah menciut menjadi ular, komodo, biawak atau iguana? #bisajadi

Anak-anak Tuhan Gak Boleh Rayain Imlek. Masa? Ciyus Loe??


"A nation's culture resides in the hearts and in the soul of its people." ~ Mahatma Gandhi 


Seperti teman-teman kita, orang Batak yang merayakan adat Ulos, teman-teman kita yang beragama Hindu merayakan Ngaben di Bali, dalam minggu ini, teman-teman kita yang beretnis Tionghoa akan merayakan Imlek. Dari dulu sejak saya mencari Tuhan dan berpindah gereja beberapa kali, saya menemui bahwa ada semacam dogma atau pemikiran bahwa kalau sudah menerima Yesus Kristus, tradisi Imlek adalah haram hukumnya. Benarkah?

Untuk saya pribadi, Imlek adalah perayaan dari sebuah tradisi dan adat istiadat dari suatu suku atau etnis tertentu. Ketika kita hidup dalam sebuah masyarakat kecil atau masyarakat besar, akan ada yang namanya tradisi. Banyak sekali adat istiadat dari suku bangsa yang kita tidak ketahui kalau kita tidak berada di dalamnya dan menjalaninya. Mudik di saat lebaran pun sekarang dikatakan tradisi, bukan? 

Saya kurang mengerti akan seharusnya seperti apa merayakan Imlek itu seperti apa, karena rasanya sedari kecil, saya hanya tahu Imlek adalah makan jeruk ponkam, barongsai, sembayang hio dan dapat angpao (yang sudah tidak lagi saya terima sejak beberapa tahun lalu). Bahkan dalam sembahyang hio, saya pun tidak tahu apa yang harus diucapkan jadi terkadang malah saya berdoa kepada Yesus saja.

Di dalam Galatia 1:14, Rasul Paulis menulis "Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.”(1:14) 

Kisah Rasul 28:17, Paulus mengatakan, “Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.” 

Apakah Paulus meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya? Saya rasa tidak. Ilustrasi kasarnnya adalah jika saja Rasul Paulus adalah seorang Tionghoa, bisa jadi dia pun merayakan Imlek.

Tetapi, jika kita membaca Matius 15:3, Tuhan Yesus memberi peringatan kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat, “Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?” Yesus dengan sangat tegas mengecam orang Yahudi yang sangat memelihara adat istiadat nenek moyang tetapi melanggar firman Tuhan. Berarti kita tidak boleh melanggar ketetapan firmanNya karena lebih mementingkan adat istiadat. Menurut saya, yang terpenting adalah bagaimanakah sikap kita terhadap tradisi yang kita jalani. Jikalau di dalam adat istiadat ada hal-hal yang bisa mendorong kita untuk berbuat dosa, jangan lakukan itu.

Di dalam hal adat-istiadat atau tradisi ada banyak hal positif dan juga ada hal negatif. Adat istiadat yang positif misalnya masalah jenjang hormat menghormati. Saya mendengar bahwa dalam tradisi orang Batak, jika marga yang satu mengadakan pesta maka marga yang lain itu akan menyuci piring.

Tetapi ada juga tradisi yang akhirnya memungkingkan seseorang melakukan dosa. Di Kalimantan Barat, setiap hari raya Imlek, anak-anak biasanya mendapat banyak angpao. Karena mereka memegang banyak uang, biasanya mereka mulai belajar merokok dan berjudi. Bisa jadi, awalnya mereka hanya iseng-iseng semata namun akhirnya mereka terjerat dan menjadi penjudi ataupun perokok berat setelahnya. Tapi bagaimana apabila setelah mereka mendapatkan angpao dan setelahnya mereka menggunakan angpao tersebut untuk memberikan bantuan kepada orang lain atau memberikan perpuluhan secara lebih, apakah salah?

Mungkin Anda belum mengetahui akan tradisi yang satu ini, tapi untuk Anda yang pria-pria mungkin akan menyukai tradisi yang satu ini. Sudah menjadi tradisi orang Eskimo bahwa setiap ada tamu yang datang berkunjung ke rumah mereka, maka tuan rumah akan memberikan istrinya sebagai teman tidur tamu mereka dan ketika Anda menolak, Anda akan berlaku tidak sopan terhadap sang tuan rumah. Dosa? Sudah pasti. Tetapi hal ini sudah menjadi budaya dan tradisi dari orang Eskimo.

Jika Anda menerima dan mengakui bahwa Yesus Tuhan sebagai patokan hidup Anda, maka seharusnya fokus hidup Anda adalah bagaimana kita membangun hidup ini supaya sepadanan dengan FirmanNya, baik dalam merayakan tradisi atau tidak. Jangan dibalik urutannya menjadi FirmanNya dipadankan dengan hidup kita. Bukan FirmanNya yang diubah, tetapi hidup kita yang harus diubah. 

Jadi kesimpulan saya, tidak ada salahnya Anda merayakan Imlek, toh, Anda menjaga tradisi dan budaya Anda tetapi ketika Anda mengetahui bahwa ada hal-hal yang negatif yang memungkinkan Anda melakukan dosa di dalam tradisi  Anda, jangan lakukan itu. Hiduplah berdasarkan firmanNya.

PS : Untuk teman-teman saya yang merayakan imlek, saya mengucapkan selamat Imlek yang jatuh pada tanggal 10 Februari ini.  Gong Xi Fa Cai. Ditunggu kiriman jeruk ponkam dan angpaonya.

Monday, February 4, 2013

Walau Hanya 1 - 2 Derajat Saja


Never argue at the dinner table, for the one who is not hungry always gets the best of the argument - Voltaire 


Beberapa hari kemarin, di dalam sebuah percakapan ringan dengan teman saya tentang argumentasi, saya diingatkan kepada beberapa nama yang sudah lama tidak saya dengar. Tentu sebagai manusia, saya dan Anda mungkin memiliki beberapa teman yang 'menghilang' karena mungkin pertengkaran sepele, gaya hidup yang tidak lagi sama, cara pikir yang berbeda, pergaulan yang sudah berubah, kebutuhan hidup yang berbeda dan lainnya. Intinya akan ada orang-orang yang menghilang atau secara terpaksa keluar dari hidup Anda dan bisa jadi mereka keluar dari hidup Anda karena mungkin bagian mereka dalam hidup Anda sudah selesai.

Kalau Anda memiliki orang-orang yang menghilang dari kehidupan Anda karena hal-hal negatif seperti pertengkaran, perdebatan yang tidak diselesaikan, penikaman dari belakang, hal tersebut tidak menjadikan Anda tidak boleh mensyukuri apa pun bagian yang telah mereka torehkan dalam kehidupan Anda dengan cara pikir yang positif. (Karena suka tidak suka, sadar tidak sadar, setiap orang yang masuk ke dalam kehidupan Anda akan selalu memberikan pengaruh kepada Anda.)

Ketika saya mendengar nama-nama teman-teman lama saya keluar lagi, saya jadi berpikir, apakah ada hal-hal baik perkataan atau perbuatan saya yang mengena di hati mereka? 
Apakah pertemanan saya dengan mereka sia-sia? 
Apakah semua pengorbanan, waktu, energi yang saya bagikan untuk mereka benar-benar  percuma?
Apakah benar jalan terbaik adalah dengan melepaskan diri dari mereka? 

Saya mencoba untuk berpikir bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup saya, siapa pun yang masuk dan keluar dalam kehidupan saya adalah tidak percuma, karena Tuhan yang mengenalkan mereka kepada saya, dan mungkin suatu hari nanti, saya akan bisa melihat benih yang saya tanam dalam pertemanan tersebut dapat memberikan buahnya meskipun prosesnya sakit dan perih.

Mungkin Tuhan hanya memperbolehkan saya untuk membantu kehidupan seseorang bergeser dalam skala yang kecil, mungkin hanya beberapa derajat saja dan tugas saya selesai. Mungkin terdengar sia-sia, tetapi hei, 1-2 derajat pun bisa dibilang bergerak berubah, bukan? Atau mungkin kehadiran saya justru mengganggu rencanaNya, jadi Dia tidak memperbolehkan saya untuk lama-lama memiliki pertemanan dalam jangka panjang karena dapat mengganggu rencanaNya dalam memproses orang tersebut dan juga sebaliknya. Mungkin orang-orang yang menghilang atau keluar dari hidup saya pun adalah orang yang sebenarnya mengganggu rencanaNya, jadi Dia menghilangkan orang-orang tersebut dari kehidupan saya untuk memproses saya dan melindungi saya. 

Benar bahwa saya mungkin seringkali bertengkar dan memiliki argumentasi dengan beberapa orang dan mungkin argumentasi tersebut tidak atau belumlah selesai dan pada akhirnya kami menjalani jalan kami masing-masing. Kami berpisah. Sedih mengetahui bahwa kami harus berpisah, tetapi saya percaya, terkadang berpisah adalah hal yang terbaik. Hanya karena seorang atau beberapa orang pergi dari kehidupan Anda, bukan berarti Anda tersesat dalam hidup. Proses Tuhan dalam hidup Anda tidak pernah sia-sia. Dia selalu menang.