"Man who waits for roast duck to fly into mouth must wait very, very long time." Jules Renard
Iseng-iseng saya mengetikkan ayat secara asal, dan ayat yang saya ketik adalah Amsal 12:27, dan saya melihat berbagai macam versi Alkitab yang muncul dan ada satu yang menarik perhatian saya, yakni versi Terjemahan Lama yang berbunyi "Bahwa seorang pemalas tiada akan menggoreng perburuannya, tetapi harta benda orang rajin itu amat limpah adanya." (Versi Toba-nya berbunyi: Ndang dapotan na binuru anggo halak sigurbak ulu, alai dapotan arta apala na arga do anggo jolma na padot) #susahbacanya
Dalam cerita Amsal ini, setidaknya si pemalas ini sudah mengambil inisiatif untuk pergi berburu. Dia mengintai, mempersiapkan senjata dan bahkan si pemalas ini sudah membunuh buruannya. Tetapi mungkin karena kemalasannnya, setelah itu dia berhenti dan tidak melakukan apa-apa. Dia senang buruannya mati dan kemudian pergi pulang untuk tidur. Kalau kita pikir, apa gunanya membunuh buruan apabila buruan itu tidak dimasak dan dimakan? Kalau memang dia tidak akan memakan buruannya, untuk apa dia pergi berburu dari awal, toh? (Baru pertama kali saya menemukan pemburu macam ini)
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun tanpa sadar terkadang sama seperti si pemalas dalam cerita Amsal ini. Banyak dari kita yang sukses mengambil langkah pertama untuk berburu informasi dan pengetahuan dari internet, seminar, orang lain, dan lainnya tetapi kita gagal untuk menerapkan dan memanfaatkan semua pengetahuan dan informasi itu. Dengan kata lain, kita berburu informasi namun kita tidak 'menggoreng' informasi yang kita terima.
Apa gunanya kita menghadiri seminar-seminar dan konferens tetapi kita tidak melakukan perubahan besar berdasarkan informasi yang kita kumpulkan?
Apa gunanya kita meminta saran, kritik, masukan dari orang lain atau sahabat kita tetapi semua masukan itu keluar dari kuping kita lagi tanpa kita pernah mencoba untuk melakukan latihan untuk melakukan perubahan.
Apa gunanya kita datang ke gereja, membaca Alkitab, mendengar kotbah tetapi akhir-akhirnya semua pengetahuan itu hanya tersimpan di buku catatan dan tidak memiliki efek apa-apa dalam kehidupan kita? Jadi, apa gunanya kita berburu kalau kita pada akhirnya sama seperti si pemalas di cerita Amsal yang tidak menggoreng buruannya? Ingat bahwa kemalasan akan mengakibatkan dua hal. Si pemalas iri akan kesuksesan orang lain atau si pemalas menyalahkan hidupnya sendiri.
No comments:
Post a Comment