Tuesday, November 26, 2013

Why Look Like A Dead Fish?

Bagi individu, apakah passion itu memerdekakan atau menyesatkan?
Bagi keluarga atau komunitas, apakah passion itu menjelaskan dan menegaskan atau justru membingungkan dan merepotkan?
Bagi perusahaan, apakah passion itu memberdayakan atau merunyamkan?


Pembahasan passion tidak selalu berakibat baik karena masih sering disalah-artikan. Banyak yang berpandangan bahwa diskusi mengenai passion tidaklah bermanfaat dan tidak produktif. Apa jadinya jika passion tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup? Jika terus menerus mengejar passion, apakah itu artinya harus berpindah pekerjaan atau harus menjadi manusia super idealis yang siap hidup susah? 

Haram hukumnya bagi kebanyakan perusahaan untuk membicarakan passion. Kenapa? Karena mungkin para pemimpin perusahaan macam ini khawatir mereka akan kehilangan karyawan mereka apabila karyawan tahu, paham dan peduli passion. Apa jadinya bisnis perusahaan apabila perusahaan yang notabene berorientasi profit harus meluangkan waktu dan sumber daya untuk passion para karyawannya? Oleh karena itu, pilihan paling aman adalah ya, lupakan saja passion. Jadikan karyawan fokus pada pekerjaan dan produktivitas kerja semata!

Apa pun alasan dan argumen Anda, kenyataannya setiap orang memiliki passion-nya masing-masing yang memiliki kemampuan untuk merubah segalanya, mulai dari orang lain, makhluk lain, dan alam semesta. Kenapa bisa? Karena semua karya, kreasi, terobosan, inovasi, kontribusi yang pernah, masih, dan akan terjadi dilandasi oleh passion.

Passion seharusnya menjadi hal pertama yang menjadikan hidup Anda berjalan. Ketenaran, kekayaan, dan kesuksesan hanya menjadi efek samping atau sekedar akibat passion Anda. Semua orang memiliki jalan hidupnya masing-masing dalam hal passion. Anggap saja jalan hidup tersebut adalah remah-remah roti. Serpihan roti itu adalah perasan yang dirasakan setiap kali Anda mengerjakan sesuatu dan perasaan itu menarik minat Anda akan hal-hal tertentu yang seringkali tidak kita perhatikan. 

Rasa keingintahuan, ketertarikan dan minat adalah petunjuk awal untuk memahami passion Anda. Apa minat Anda? 
Apa yang senantiasa menggugah keingintahuan Anda? 
Apakah Anda peduli dengan hal tersebut? 
Semua minat Anda ini tidak pernah bergerak acak, tetapi justru membentuk pola yang harus dipahami agar kita mengerti diri kita sendiri. Minat bisa berganti, tetapi senantiasa merupakan bagian dari sebuah pola besar yang telah ada di dalam diri Anda. Sebagian minat bisa bertumbuh dan berkembang, sementara sebagian lain tetap tersembunyi. Semua tergantung pada bagaimana kita menetapkan pilihan-pilihan yang datang dalam hidup kita.

Pertanyaan terbesarnya adalah mungkin ini, "Kenapa saya harus mengikuti passion saya? toh saya baik-baik saja meski saya tidak menjalani passion saya", tidak salah memang tetapi mengikuti arah kehidupan menggunakan passion yang sudah ada dalam diri sendiri adalah hal paling alamiah yang bisa dilakukan seseorang. Mencari passion bukanlah berorientasi pada jenis pekerjaan yang tersedia di passar, berhubungan dengan uang berlimpah, atau ketenaran. Mencari passion adalah perjalanan berkesinambungan memahami diri sendiri yang membutuhkan kontemplasi, keheningan, dan kesabaran. Anda bertanggung jawab kepada diri Anda sendiri untuk mengembangkan passion Anda. Anda juga bertanggung jawab untuk menjadikan passion Anda menjadi sebuah karya yang memberikan arti besar untuk orang lain.

Passion seringkali disangkut-pautkan dengan kreatifitas. Kenapa? Karena dengan kreatifitas kita dapat bertahan hidup, bertumbuh, dan terus berkembang. Dunia tidak lagi dan tidak akan pernah sama. Ingatlah bahwa suatu hari nanti, munyak bumi akan habis, krisis pangan akan terjadi. Krisis air bersih mungkin tidak dapat dihindari. 

Salah satu penghambat orang malas menjalani passion mereka adalah pemikiran ini : "Passion tidak memberikan uang dalam jumlah besar dalam hidup saya" Jadi, harus bagaimana ketika passion tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup? Karena semua hal harus dibayar dengan uang, bukan? Permasalahannya adalah mereka tidak mengerti pemikiran ini : passion bukan barang komoditas, Anda tidak akan dapat membeli passion A, B, C di toko serba ada. Passion hanya dapat ditemukan di dalam setiap diri individu, tetapi membayar tagihan, cicilan, biaya, investasi tetap menggunakan uang nyata. Darimana asal uang? Tentu saja dari kinerja kita bekerja, yang mana akan sangat keren apabila Anda bekerja dengan dilandasi oleh passion Anda. Bukan hanya bekerja karena sekedar bertahan hidup (seperti saya saat ini). 

Apakah bisa mendapatkan uang tanpa passion? Bisa saja, tetapi prosesnya belum tentu mengasyikkan dan yang sudah pasti hasilnya tidak maksimal. Mempertanyakan bagaimana jika passion tidak dapat membuat Anda dapat membayar tagihan bulan Anda sama saja mempertanyakan kenapa tamatan SD tidak dapat menghasilkan uang banyak. Kenapa karyawan baru tidak dapat menjadi direktur? Kenapa anggota politik tidak langsung menjadi Presiden? Jawabannya, semua dan apa pun di dunia ini perlu proses.

Passion dapat didefinisikan dengan banyak cara. Definisi yang tepat adalah semua aktifitas yang membuat kita berdaya. Kata kunci pertama adalah "aktivitas". Kata kunci kedua "merasa berdaya", sehingga tidak harus langsung piawai, tetapi prosesnya terasa dimudahkan, diasyikkan dan diberdayakan. Apabila Anda berpikir bahwa passion Anda tidak dapat memberikan banyak uang untuk Anda, tanyakan 3 hal ini ke diri Anda sendiri :
1. Apakah Anda sudah mengetahui aktifitas yang membuat diri Anda merasa berdaya, mampu, tahan banting, dan seterusnya?
2. Apakah Anda sudah menekuni aktifitas itu sehingga Anda menjadi piawai?
3. Aoakah Anda sudah menghasilkan karya keren yang bermanfaat bagi banyak orang dari aktifitas tersebut? 

Jika semua jawabannya "ya!", saya pastikan uang tidak akan menjadi masalah untuk Anda. Untuk Anda yang masih mempertanyakan kenapa harus tahu tentang passion, paham tentang passion dan peduli, jawabannya sudah disajikan dalam serangkaian kalimat indah karya Jalaludin Rumi sekitar 800 tahun lalu berikut ini. 

"With passion, we pray
With passion, we eat & drink & dance & play
Why look like a dead fish in this ocean of God?"

-------------------------------------------------------------------
Artikel blog ini disadur dari Kompas, Jumat, 22 Nov 2013, Penulis  : Rene Suhardono

Wednesday, October 16, 2013

Anda Begitu Berpengaruh

"Think twice before you speak, because your words and influence will plant the seed of either success or failure in the mind of another. - Napoleon Hill"


Beberapa hari kemarin saya mendengarkan acara TawCo dari 101 JakFm. Untuk Anda yang tidak mengetahui siaran acara ini, inti acara ini adalah si host menawarkan sebuah tawaran yang cukup ngaco kepada si korban yang biasanya si korban bereaksi lucu saat tahu dia sedang dikerjai. Saya cukup sering mendengarkan siaran ini saat saya dalam perjalanan ke kantor karena selain menghibur, reaksi si korban dan cara penyajian siaran ini menarik. 

Kebetulan kemarin kru TawCo "mengerjai" korban yang adalah seorang staff Human Resources, dimana sang host mengatakan bahwa mereka berasal dari SeHaRi (Serikat HRD Seluruh Indonesia) yang ingin mengangkat sang korban menjadi kepala divisi mereka, memang siaran ini hanyalah guyonan, tetapi ketika si host mengatakan bahwa mereka ingin mengangkat sang korban menjadi kepala divisi SeHaRi karena menurut mereka, si korban telah berpengaruh besar kepada HRD Indonesia.

Memang acara ini hanyalah guyonan, tetapi bayangkan ini. Bayangkan ketika saya atau Anda (tanpa sadar) ternyata memiliki influence atau pengaruh yang positif yang ternyata satu bangsa ini mengapresiasinya. Untuk saya, pikiran itu wow sekali. Atau bayangkan juga kalau benar si korban ini ternyata memang benar memiliki pengaruh besar untuk HRD Indonesia yang notabene kebijakannya membela karyawan (seperti hari senin dan jumat libur mungkin? #ngarep), siapkah Anda menerima pujian itu? Kebanyakan dari kita berpikir, kalaupun kita bekerja di kantor, kita tidak berpengaruh apa-apa, kita tidak mempengaruhi orang lain, kita hanya bekerja untuk gaji semata atau sehabis kuliah, ya kerja, kita bekerja hanya untuk sebatas "bertahan hidup" saja. Pertanyaannya, benarkah demikian? Bagaimana kalau Anda ternyata berarti banyak bagi orang lain? Anda lebih daripada yang Anda bayangkan?

Saya teringat dengan seorang pembicara di gereja saya yang berasal dari luar negeri. Dia memiliki banyak influence besar kepada dunia dan gereja. Ia menanyakan banyak pertanyaan yang menggugah pemikiran saya tentang influence. Pertanyaannya adalah "Seberapa besar kontribusi yang telah Anda berikan dalam hidup Anda selama Anda hidup? 
Apakah Tweets yang Anda kicaukan memberikan influence kepada orang lain? (Ya, ada aplikasi untuk mengukur apakah Tweets Anda memberikan pengaruh besar untuk orang lain atau tidak) 
Apakah status Facebook yang Anda posting menyelamatkan jiwa orang lain? 
Apakah foto yang Anda gugah di Instagram berfokus kepada diri Anda sendiri atau juga memberikan pengaruh kepada orang lain?
Atau jangan-jangan semua tindakan Anda hanya berfokus untuk, dari, dan hanya untuk Anda sendiri?" Jawaban akan pertanyaan itupun dia jawab bahwa dia merasa masih belum berkontribusi banyak. Lah, kalau dia saja merasa belum memberikan pengaruh besar untuk dunia, apalagi saya? 

Detik berikutnya adalah saya bertanya kepada diri saya sendiri, apakah saya memberikan kontribusi atau pengaruh positif kepada orang lain. Lupakan sejenak skala nasional atau internasional, kita bisa bertanya hal tersebut dalam skala RT/RW. Apakah influence yang dapat kita berikan? Apa effort yang dapat kita lakukan? Apa terobosan yang dapat kita jalani? Jawaban saya adalah jauh dari sudah. Saya sendiri merasa belum melakukan apa-apa untuk dapat 'layak' mengatakan saya sudah sanggup memberikan influence. Tetapi alangkah gilanya apabila nanti, entah kapan, saya dapat memberikan pengaruh yang besar kepada orang lain, bangsa ini, atau negara ini. 

Saya jadi ingat lagu yang dibawakan oleh choir gereja saya minggu kemarin dari Michael Jacksonyang liriknya berbunyi :
I'm starting with the man in the mirror, asking him to change his ways
And no message could have been any clearer, If you want to make the world a better place
Take a look at yourself, and then make a change.

NB : Saya berharap saya dapat memberikan pembaharuan, restorasi, inspirasi, motivasi yang berujung pada eksekusi positif yang mumpuni. (Bukan pengaruh aneh seperti Vickysisasi. Amin)

Wednesday, July 10, 2013

Menjadi Seperti Spiderman

"With great power, comes great responsibility" Uncle Ben - Spiderman


Dari semua superheroes, saya paling menyukai Spiderman. Karena menurut saya, dibandingkan dengan Superman atau tokoh superheroes lainnya, saya merasa Spiderman lebih manusiawi, digambarkan Spiderman seringkali nyaris kalah, baju laba-labanya seringkali sobek-sobek disana-sini setelah bertempur dengan musuh, terluka disana-sini sehingga Marry Jane seringkali khawatir.

Apabila Anda ditanya kekuatan super apa yang ingin Anda miliki, mungkin Anda akan berkataAnad ingin memiliki kekuatan bisa terbang seperti Superman, kekuatan super seperti Hulk, bisa menjadi super cepat seperti Flash, menghilang dan lainnya. Tapi kalau saya? jawaban saya adalah memiliki kekuatan super seperti Spiderman (meskipun rasanya males juga sih harus digigit dulu oleh laba-laba)

Sama seperti Superman, Spiderman pun menutupi identitas diri aslinya dengan menjadi Peter Parker, seorang manusia biasa yang bekerja sebagai fotografer yang berpenampilan kutu-buku dan seringkali diomeli oleh atasannya. Tidak ada yang menyadari bahwa di balik penampilannya, ia adalah seorang superhero.

Setiap pria ingin menjadi pahlawan untuk seseorang. Mungkin ini alasan kenapa pria-pria menggemari tokoh-tokoh superhero karena di dalam hati mereka, ada sebuah keinginan untuk menjadi superhero untuk menyelamatkan dunia meskipun mereka tidak terlihat seperti seorang pahlawan (setidaknya menjadi pahlawan untuk orang-orang yang mereka cintai)

Saya jadi ingat ketika saya masih duduk di kelas 4 SD dengan rambut super culun seperti batok kelapa, menenteng-nenteng botol minum saya yang berbentuk robot-robotan berwarna perak untuk menikmati roti buatan mama saya di bawah pohon besar, tiba-tiba di seberang sana, di sebuah tempat main ayunan dan panjat-panjatan, seorang gadis (anak perempuan tepatnya) tiba-tiba terjatuh saat tergelincir memanjat tangga panjatan, dia terjatuh dan lututnya terluka dan menangis. Saya seketika langsung meninggalkan roti mama saya dan menghampirinya dan detik kemudian… mengeluarkan tensoplast dari saku baju saya, menempelkannya di lututnya. Pada saat itu, si Mary Jane versi cilik itu tersipu malu dan berterima kasih dan tidak lama kemudian dia kabur dan bergabung dengan teman-temannya kecilnya. Perasaan saya adalah bangga, merasa keren dan merasa saya menjadi Spiderman versi cilik .. Oke..oke..CUT! CUT! #jadimalunulisnya

Jadi ini adalah petunjuk untuk para wanita yang membaca blog ini yang sedang membangun hubungan mereka dengan pria -siapapun pria itu, suami, pacar, ayah, anak, karyawan, atau kakak. Ingat bahwa setiap pria memiliki tendensi untuk menjadi seorang pahlawan.

Kita menyukai tokoh superhero karena mereka "super". Super kuat, super hebat, bisa melakukan lebih dari orang biasa. Dan saya percaya, di jaman ini, kita membutuhkan orang-orang yang "super". Kita membutuhkan pahlawan dalam keluarga kita, pernikahan kita, gereja kita, bisnis kita, bahkan negara kita. Bahkan sekarang kita mulai merayakan Hari Ayah, saya rasa itu bagus untuk pengingat bahwa pria juga memiliki kekuatan super dan hari tersebut dapat digunakan oleh para pria untuk mengingatkan bahwa mereka harus menjadi lebih baik lagi. Dan menurut saya, para pria juga harus ingat dan sadar bahwa kalau kita terus menerus hidup seperti Peter Parker yang biasa-biasa saja, kita akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjadi Spiderman.

Jadi, apa yang harus dilakukan para pria untuk menjadi pahlawan super? Sama seperti Spiderman, ini adalah kekuatan-kekuatan super yang dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari :

1. Spider-Example
Untuk para pria, saya ingatkan bahwa suatu hari nanti, akan ada seseorang yang mengikuti langkah Anda. Bagaimana Anda memperlakukan orang lain akan membentuk perilaku orang lain memperlakukan sesama. Anak Anda akan memperlakukan perempuan dengan cara yang sama Anda memperlakukan wanita. Anak Anda akan menghormati Ibunya sebagaimana Anda menghormati istri Anda.

Mungkin mereka tidak menyadari bahwa mereka mengamati Anda. Jadi bagaimana menjadi seorang pahlawan super-contoh yang hebat. Sama seperti Spiderman, dia menggunakan kekuatannya bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk melayani sesama. Dia melawan musuh untuk melayani kotanya, melayani negaranya. Menjadi pelayan sesama adalah kunci utamanya. Anda dapat melayani anak-anak Anda, istri atau suami Anda, orang tua Anda, teman, bahkan pelanggan Anda. Apabila Anda tidak pernah melayani, Anda tidak akan pernah menunjukkan contoh dari sukses dan pemenuhan diri.

2. Spider-Sense
Pria yang kuat adalah pria yang merasa aman dengan dirinya. Dia aman untuk diajak bersama-sama. Dia amat untuk diajak berbicara dan dapat dipercaya. Bukan berarti pria tersebut tidak boleh mengambil resiko atau tidak boleh berpetualang di alam. Tetapi seorang pahlawan adalah seseorang yang tidak ditakuti oleh keluarganya. Seorang pahlawan adalah seseorang yang dapat kita percaya. Rasa percaya membawa rasa aman dan nyaman.

3. Spider-Safety
Di jaman kita sekarang, kita seringkali berpikir kekuatan harus ditunjukkan dengan cara mengambil atau menghancurkan kekuatan pihak lain. Ini bukan cara pria yang hebat, melainkan pria yang lemah. Pria yang lemah biasanya mencari cara untuk menunjukkan kehebatan dirinya dengan merasa orang lain merasa dirinya kecil atau kalah saat pria tersebut datang. Pria yang super seharusnya tidak melakukan itu, dia seharusnya membagi-bagikan kekuatan itu.

4. Spider-Faith
Iman artinya, secara dewasa mempercayai Tuhan dalam hidup Anda. Iman yang dewasa menginspirasi orang lain. Iman yang dewasa menyentuh hidup orang lain. Mudah bagi kita untuk menunjukkan iman kita saat keadaan baik-baik saja. Dan ketika keadaan berjalan buruk, kita seharusnya berbalik ke Tuhan dan mencari kekuatan dari Dia. Kita berdoa untuk sesama dan mencari Tuhan untuk meminta petunjuk. Di saat Spiderman merasa kalah dalam menghadapi musuh pun, orang-orang masih memiliki iman dia masih bisa menang menghadapi musuh. Apalagi kalau kita dipercaya oleh Bapa untuk dapat melanjutkan hidup kita. Kekuatan yang diberikan oleh Bapa kita di Surga dapat menjadi landasan bagi kita.

Seperti kutipan di filmnya, ingat bahwa di dalam kekuatan yang hebat, datang tanggung jawab yang besar juga. Dan iman akan membantu kita melakukan tanggung jawab kita. Baik ke Tuhan, keluarga, anak-anak, teman, pekerjaan dan orang tua. Saya rasa tidak ada perasaan yang lebih membanggakan untuk kita, para pria rasakan, ketika seseorang mengatakan kepada kita hal-hal seperti ini:
Terima kasih sudah menjadi suami yang hebat.
Terima kasih sudah menjadi ayah yang hebat.
Terima kasih sudah menjadi anak yang hebat.

Monday, June 17, 2013

Cara melewati garis finish

But for each of us, isn't life about determining your own finish line? ~ Diana Nyad 


Saat saya pergi outing beberapa hari lalu bersama teman-teman kantor saya, saya belajar banyak hal tentang kepemimpinan. Saya merasa cukup beruntung memiliki atasan-atasan hebat yang mau agar anak buahnya berkembang, dimana dalam outing kali ini, para atasan saya mengatakan mereka tidak mau menjadi atasan dan menginginkan bawahan yang memimpin. Jadi saya pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi 'leader' meski ini dalam skala game semata. Saya dipilih menjadi 'leader' di beberapa games yang diadakan oleh panitia outing dimana saya memimpin rekan sejawat ataupun atasan saya di permainan-permainan ini. 

Saya mencoba menjadi pemimpin di game membuat simpul dimana saya menjadi pengarah dimana lima rekan kerja dan dua atasan saya bergerak sesuai perkataan saya untuk membuat simpul tersebut. Susah? pastinya. Berhasil? (akhirnya) berhasil. Setelah beberapa saat pusing berpikir dan banyak trial-error yang dilakukan. Untuk kita kebanyakan, mungkin kita berpikir bahwa kemenangan biasanya diraih oleh orang-orang yang berbakat dan bertalenta saja. Tetapi yang saya pelajari dari outing kali ini adalah bahwa terkadang, kemampuan kita untuk mempertahankan fokus kita dapat memberikan perbedaan besar untuk meraih sukses atau malah mendulang kegagalan.

Begitu pula mungkin nasib negara kita di bidang olahraga, saya sering mendengar bahwa kita seringkali kalah menjelang garis finish. Seringkali kita merasa sudah menang saat kita melihat garis finish, padahal kemenangan sebenarnya terjadi saat kita melewati garis finish. Entah kenapa kita seringkali melonggarkan fokus kita kepada garis finish yang telah kita lihat. Saya malu untuk mengatakan ini, tetapi tampaknya kebiasaan kita untuk melonggarkan fokus untuk melewati garis finish bisa dibilang#IndonesiaBanget. Kita merasa sudah sangat senang saat melihat garis finish dan memutuskan untuk beristirahat sejenak dan ketika musuh merebut kemenangan, kita merasa bingung kenapa kita kalah. 

Terlepas dari pertandingan olahraga, games di outing, pernikahan Anda, memantapkan karir Anda, Anda sebagai orang tua sedang membesarkan anak, atau keinginan untuk memperdalam iman Anda ke Tuhan, Anda harus ingat untuk melewati garis finish tersebut. Tidak ada orang yang ikut pertandingan lari dan puas untuk mencapai setengahnya, mereka semua ingin mencapai garis finish dan melewatinya. Sebuah finish yang hebat yang diakui. Dan untuk menjaga hal itu terjadi, Anda harus mempertahankan fokus Anda kepada hal-hal yang telah Dia taruh di dalam hidup Anda. Omong-omong soal lari, saya jadi ingat sebuah ayat yang menyuruh kita lari, bunyinya : 

"Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku. (Filipi 3:16)

Thursday, June 13, 2013

Berikan saya kembali hari-hari itu ...

"I could really use a wish right now ..."~ B.O.B


Sebutlah namanya @Costa, seorang ilustrator yang kurang ternama namun cukup handal di bidangnya. (setidaknya begitu di mata saya) dia baru saja menyelesaikan pameran galleri tunggalnya. Dia menyiapkan sekitar 24 karya ilustrasi terbaiknya. Ketika saya bertanya berapa besar uang yang dia persiapkan untuk pamerannya, dia hanya tertawa. Bukan karena dia merahasiakannya tetapi karena dia mengejek cara pikir saya yang berorientasi kepada uang.

Menurutnya tidak semua pameran harus mengeluarkan uang. Sebutlah @Costa nyeleneh tetapi menurutnya  passion yang dia lakukan secara jujur terhadap dirinya sendiri akan mendatangkan uang secara otomatis, tidak peduli berapa besarannya. Dia malah balik bertanya kenapa saya menanyakan berapa jumlah uang yang dikeluarkannya? Saya menjawab setahu saya membuat sebuah galeri pameran biasanya cukup mahal. Dia terdiam sejenak dan menjawab dia tidak mengeluarkan sepeser uang pun karena pamerannya dilakukan di garasi rumah kakaknya. Dia hanya mempromosikan jadwal pameran itu lewat sosial media dan berhasil menjual beberapa hasil ilustrasinya.

Uang yang diterimanya mungkin tidak besar tetapi apresiasi orang-orang akan hasil karyanya yang memberikan  kenikmatan yang luar biasa sehingga harga tidak dapat diukur dan membuat dia terus berkarya. Mungkin saya pun sudah melupakan hal itu. Saya jadi tersentak dan mulai ingat kembali rasanya bagaimana apresiasi orang lain benar-benar dapat membuat kita ingin membuat karya-karya berikutnya. Apabila Anda berpikir hanya orang-orang seniman yang saya maksud, Anda salah.

Apabila Anda seorang ibu rumah tangga, tentu Anda akan senang saat suami Anda memuji masakan Anda. Anda akan berusaha menjadi lebih baik.
Apabila Anda seorang ayah, tentu Anda akan sangat senang saat anak Anda mengatakan betapa dia bangga memiliki seorang ayah seperti Anda. Anda akan berusaha menjadi lebih baik.
Apabila Anda seorang karyawan biasa, tentu Anda akan sangat senang saat atasan atau bawahan Anda merasa Anda adalah seseorang yang dapat diandalkan. Anda akan berusaha menjadi lebih baik.

Jujur, saya ingin seseorang membawa saya kembali ke masa-masa dimana saya belum bekerja, sebelum saya mendapatkan penghasilan. Terkadang rasanya uang memberikan lebih banyak masalah ketimbang solusi. Saat ini, saya lebih disibukkan oleh kegiatan monoton yang tujuannya hanya satu : mengisi pundi-pundi rekening bank saya. Mungkin Anda pun begitu. Kita semua berubah menjadi para maniak uang yang pura-pura tidak mendengar teriakan dan tangisan jiwa kita.

Saya tidak lagi bermain drum karena saya tidak memiliki drum dan untuk apa bermain drum karena toh, saya tidak akan menjadi musisi drum juga.
Saya tidak lagi menuliskan puisi-puisi karena siapa yang mau membayar saya untuk puisi-puisi tidak penting seperti itu? yang saya tulis adalah artikel-artikel berdasarkan data dengan sejumlah bayaran.
Mencobai bidang pekerjaan lain? Apakah penghasilannya sepadan dengan apa yang saya dapatkan sekarang? Bagaimana kalau penghasilannya tidak seperti yang sekarang? Patutkah di coba?

Mungkin Anda pun merasa tersentil saat membaca blog ini meski Anda tahu hal itu yang terjadi. Saya ingin sekali mengalami lagi masa-masa gila semasa saat saya masih kuliah tetapi dalam waktu sekarang, dimana saya telah bekerja. Bisakah hal tersebut terwujud? Saya rasa masih. Karena saya tahu banyak orang diluar sana yang masih bisa bekerja dan bahkan terkenal karena mengikuti passionnya masing-masing. 

Ingin saya mengikuti teriakan batin saya untuk mengikuti hal-hal yang saya yakin Tuhan telah persiapkan untuk saya. Saya yakin bahwa ada hal-hal yang lebih besar untuk Anda dan saya lakukan ketimbang hal-hal yang biasa-biasa saja seperti sekarang. Ketika saya menceritakan pergumulan saya kepada @Costa, dia hanya tertawa, mengejek ketakutan saya dan memberitahu saya hal ini :

"Tidak mungkin Tuhan tidak membukakan jalan terhadap passion yang kita punya. Dia yang menaruh passion itu sendiri ke dalam kita. Pertanyaannya, Anda percaya passion Anda bisa menghidupi Anda, atau tidak?"

Pertanyaan yang sama juga berlaku untuk Anda : Percayakah Anda? 

NB : Harapan saya saat hanya satu, tolong seseorang kembalikan saya ke hari-hari gila saya dimana saya tidak peduli dengan jumlah uang di rekening bank saya. Kembalikan masa-masa gila saya dan seseorang tolong buang masa-masa monoton ini. #ngarep

Monday, June 10, 2013

Tetap tenang dan tetaplah bersamaku

"Whoever claims to live in him must live as Jesus did" ~ 1 John 2:6


Beberapa minggu lalu saya menginstall aplikasi Keep Calm di iPhone saya dan membuat sebuah kalimat "Keep Calm and Stay With Me - Jesus."
Alasan kenapa saya menulis kalimat itu adalah sebagai pengingat karena saya seringkali frustasi melihat arah hidup saya yang tidak jelas. 
Saya terkadang tidak bisa melihat arah hidup saya.
Kemana tujuan saya, kemana saya berjalan dan lainnya. 
Di satu sisi yang lain, saya ingin mendengar suaraNya,
saya ingin tahu petunjukNya,
saya ingin menjalani perintahNya.
Dan terjebak di dalam kesunyian bukanlah hal yang menyenangkan.

Saya memiliki kebiasaan untuk berbicara sendiri kepada Tuhan dalam perjalanan, baik ke kantor, ke tempat hangout, dan lainnya.
Mungkin terdengar aneh namun melihat pemandangan, kemacetan, langit biru, aktifitas orang-orang di sepanjang perjalanan membuat saya lebih rileks dan dapat membuat saya bisa berterima kasih kepadaNya. Saya juga menggunakan momen itu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mengeluhkan (banyak) hal, berterima kasih untuk (banyak) hal juga yang saya dapatkan dan lain sebagainya. 
Tetapi selama beberapa hari saya melakukan aktifitas "gila" saya, saya merasa hati saya berkata seperti ini berkali-kali :

"Bagaimana kamu bisa mengetahui apa yang Aku mau kalau engkau tidak berusaha mengenalku?
"Bagaimana kamu bisa mengetahui apa yang Aku mau kalau engkau tidak berusaha mengenalku? Tetaplah tenang dan tetaplah bersamaKu."

Saya tidak tahu siapa yang berbicara seperti itu ke hati saya, mungkin pikiran saya sendiri? Mungkin Roh Kudus? Saya tidak tahu. Tetapi sebuah pengertian dimasukkan ke dalam pikiran saya bahwa  saya ingin ini itu terjadi, ingin banyak hal terwujud, ingin harapan-harapan terkabul, ingin mendengar suaraNya tetapi suara tersebut seakan menegur saya seperti ini :
"Bagaimana engkau bisa mendengar suaraKu, kalau engkau saja tidak tahu seperti apa suaraKu?"
Kamu tentu tidak ingin menikahi sebuah bayangan bukan? 
Kamu tidak mungkin mengatakan cinta atau sayang kepada seseorang apabila Kamu tidak pernah melihat atau berbicara kepada orang tersebut?
Kamu harus mulai mengenali suaraKu. 
Kamu harus mulai mengenali karakterKu."

Saya menyadari saya sangat kurang berkomunikasi kepadaNya.
Kurang membaca firmanNya secara disiplin.
Kurang berbicara dan mencoba mendengar suaraNya (lebih banyak Dia yang mendengar suara saya sepertinya)
Kurang di banyak aspek rohani. Jadi sudah semestinya saya yang berubah terlebih dahulu. Saya rasa saya harus mendisiplinkan diri saya terlebih dahulu.

Kaimat terakhir yang mengatakan "tetaplah tenang dan tetaplah bersamaku" memberikan tamparan besar. Kenapa Tuhan mengatakan tenang? Karena saya mudah sekali merasa khawatir dan pesimis akan hal-hal. Kenapa Dia mengatakan tetaplah bersamaNya? Karena seperti anak kecil yang nakal, saya ingin lepas dan bermain api meski Dia mengatakan ada bahaya di balik api dan Dia tidak menginginkan saya celaka. Apabila Anda merasa sama seperti saya, teguran ini memberikan saya dan Anda sebuah kenyataan bahwa masih banyak hal yang harus kita mulai kerjakan dan lakukan untuk mengenal Dia.

Friday, May 17, 2013

Semua Aplikasi yang Anda Butuhkan


“A new gadget that lasts only five minutes is worth more than an immortal work that bores everyone.” ~ Francis Picabia 


Percaya tidak percaya, semua kita tidaklah diciptakan dengan kesengajaan atau keisengan Tuhan. 
Kita sudah memiliki apa yang kita butuhkan di dalam kita. 
Kita semua memiliki fungsi. 
Ada sebuah master desain dari setiap kita untuk memiliki sebuah kepribadian unik, yang dilengkapi dengan kemampuan yang berbeda-beda. 
Semua talenta yang kita punya miliki belum tentu dibutuhkan oleh Tuhan, tetapi semua talenta yang kita miliki kita perlukan. 
Dia tidak membutuhkan talenta bermusik Anda karena Dia memiliki jutaan malaikat yang dapat menyanyikan lagu atau bermain musik untuknya.
Dia tidak membutuhkan kecerdasan atau intelegensi Anda karena intelegensiNya jauh melebihi Anda.
Dia tidak membutuhkan kemahiran Anda membuat event tertentu karena semua hari yang Anda lalui adalah eventNya.
Tetapi, semua talenta itu diberikan kepada Anda meski Dia tidak membutuhkannya. 

Hari ini ada pameran Samsung S4 di tempat saya bekerja. Saya bukan penggemar android, saya masih setia dengan OS alias iPhone. Namun melihat teknologi eye-sensor dan juga samsung Beam-nya membuat saya cukup terkagum meski belum membuat saya ingin beralih ke Android. Sadarkah bahwa saat ini begitu banyak aplikasi gadget yang dapat kita download dan kita gunakan di smartphone kita. Saya dengar, teknologi Samsung Beam juga membuat kita dapat memindahkan data atau mungkin aplikasi lain atau nomor kontak hanya ketika kita mendekatkan kedua gadget yang sama. Keren tentunya. 

Melihat teknologi ini saya berpikir bahwa kita sebenarnya kurang lebih mirip dengan gadget-gadget tersebut. Ilustrasinya seperti ini, kita semua terlahir sebagai gadget kosong tanpa aplikasi. Tetapi Tuhan memasukkan aplikasi-aplikasi yang kita butuhkan ke dalam kita. Tidak semua aplikasi dimasukkan ke dalam kita, karena apabila Anda menggunakan teknologi Samsung Beam pun, Anda tidak akan mendapatkan semua aplikasi atau data yang dimiliki oleh orang tersebut. Hanya data yang diperbolehkan oleh si pengirim atau yang diinginkan oleh si penerima saja yang akan diberikan. 

Dan semua aplikasi-aplikasi yang ada di dalam Anda baik talenta Anda, pemikiran Anda, tujuan Anda, rencana Anda, memiliki satu hal yang bernama "Updates". 
Ya, bukankah setiap aplikasi yang kita install juga memiliki updatenya masing-masing? 
Update ini membantu kita membersihkan diri kita lewat kesusahan-kesusahan, kejadian-kejadian, saran dan kritik, dan lainnya. 
Tujuannya satu, membuat kita lebih berkembang dan lebih baik. 
Anda memiliki kelebihan hanya di tempat Tuhan menginginkan kelebihan itu ada pada Anda karena Tuhan memasukkan semua aplikasi itu kepada kita agar kita menggunakan aplikasi itu untuk digunakan demi kepentingan orang lain. 

Dia tidak memasukkan aplikasi Cooking Mama ke dalam saya sehingga saya tidak pintar memasak.
Dia tidak memasukkan aplikasi Hay Day sehingga saya pintar berkebun dan bercocok tanam.
Dia tidak memasukkan aplikasi Swim Star 2012 sehingga saya jago berenang (ya, saya tidak bisa berenang)

tetapi …

Dia memasukkan aplikasi adobe Photoshop sehingga saya memiliki talenta seni.
Dia memasukkan aplikasi Instagram sehingga saya memiliki talenta fotografi.
Dia memasukkan aplikasi GarageBand sehingga saya memiliki talenta bermusik
Dia memasukkan aplikasi DocToGo sehingga saya memiliki talenta menulis.

Tujuannya seperti yang saya katakan di atas, semua yang kita miliki belum tentu dibutuhkan oleh Tuhan, tetapi Dia senang dipermuliakan. Dia senang ketika Anda menggunakan aplikasi yang Dia berikan kepada Anda, dan Anda menggunakannya secara maksimal untuk membantu orang lain sehingga orang lain dapat melihat siapa pencipta aplikasi Anda dan berterima kasih tidak hanya kepada Anda. 
1 Petrus 4:10 mengatakan bahwa "Kalian masing-masing sudah menerima pemberian-pemberian yang berbeda-beda dari Allah. Sebab itu sebagai pengelola yang baik dari pemberian-pemberian Allah, hendaklah kalian menggunakan kemampuan itu untuk kepentingan bersama." 

Ini bukan tentang apa yang harusnya Anda terima, atau apa yang Anda ingin lakukan. Tetapi ini adalah pemberian gratis yang datangnya dari Tuhan. Anda tidak lagi berfungsi sebagai gadget kosong, tetapi penuh dengan aplikasi-aplikasi khusus yang secara spesial hanya Anda miliki. Ya, mungkin orang lain memiliki jenis aplikasi yang sama, tetapi satu hal yang yakin, versi Anda berbeda karena updates yang Anda dapatkan juga berbeda. Pertanyaannya, siapkah Anda menggunakan teknologi Beam untuk membagikan semua updates yang telah Anda dapatkan untuk orang lain dan mempermuliakan namaNya?

Wednesday, May 15, 2013

Waktu adalah Uang


Time is money says the proverb, but turn it around and you get a precious truth.


Sering saya dan Anda mengenal atau mendengar tentang pepatah bahwa waktu adalah uang. Sayangnya, menurut saya, dari tiga kata pepatah ini, kita hanya mengenal yang terakhir. Yakni, uang. Kita mengenal, (sangat mengenal) apa itu uang, seperti apa bentuknya, wujudnya, kita sangat mengenal apa yang bisa dilakukan olehnya, dan apa yang bisa didapatkan dengannya dan semua orang seakan-akan berlomba-lomba mendapatkannya. 

Tetapi kita seringkali melupakan hal yang terpenting menurut saya, yakni waktu. Ketika semua orang INGIN mendapatkan uang, sadarkah Anda dan saya bahwa kita SUDAH mendapatkan sesuatu yang lebih penting? Yakni waktu, yang datangnya dari Tuhan? Kita semua diberkati oleh diberikannya waktu. 

Apa itu waktu? 
Mengertikah Anda tentang waktu? 
Mengenalkah Anda tentang waktu? 
Menurut saya, waktu berfungsi lebih utama ketimbang uang. Dengan waktu, kita tidak hanya bisa mendulang uang, tetapi lebih dari itu. Kita dapat menikmati hidup, membangun pertemanan, mengenal diri sendiri, menyenangkan Tuhan, mendewasakan diri, membahagiakan orang lain, menikmati alam, memelihara peliharaan dan lainnya.

Kita seringkali menyesal membuang uang padahal seharusnya kita lebih menyesal ketika kita membuang-buang waktu. Menurut saya, waktu memiliki nilai dan ukuran yang lebih dalam dan lebih besar bentuknya ketimbang uang. 
Tanpa waktu, uang adalah sampah, tidak berarti. 
Anda tidak percaya? 
Datanglah ke rumah sakit untuk mengunjungi mereka yang sakit parah. Mereka tidak lagi menginginkan uang, yang mereka inginkan hanyalah diberikan waktu untuk bisa hidup lebih lama meski mereka mampu membayar tagihan rumah sakit yang bisa dibilang cukup mahal. 
Dengan uang, Anda dapat menghabiskan waktu dengan orang-orang yang Anda cintai. 
Tetapi bukankah tanpa uang, Anda juga dapat menghabiskan waktu dengan orang-orang yang Anda cintai?

Dan jangan remehkan kata penengah dari tiga kata pepatah itu, yakni 'adalah'. 
Jangan Anda iri atau menyalahkan orang lain ketika mereka lebih kaya,  lebih berada ketimbang Anda. 
Ketika Anda kurang kaya, kurang banyak uang, itu semua karena Anda tidak menggunakan waktu dengan baik. Salah satu hal yang paling adil yang bisa kita dapatkan di dunia menurut saya salah satunya adalah waktu. Si kaya dan si miskin memiliki waktu yang sama, yakni 24 jam. Tidak kurang, tidak lebih. 

Dan kata 'adalah' di sini berarti ada sesuatu proses yang harus Anda lakukan untuk mendapatkan hasil. Pertanyaannya, apa yang Anda lakukan dengan waktu Anda? Bisa jadi Anda tidak menggunakan waktu Anda dengan sebaik-baiknya karena mindset Anda hanya bagaimana mendulang hasil yakni uang tetapi Anda malah bermalas-malasan dan sibuk tidur. #PantesSaja

Sudah berapa banyak waktu yang Anda gunakan untuk mengasah kemampuan Anda?
Sudah berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk bersenang-senang tanpa hasil?
Sudah berapa banyak waktu yang Anda pikirkan untuk hari esok? 
Sudah berapa banyak waktu yang terlewat sejak Anda bermimpi untuk mendapatkannya?

Teman saya menjadi sukses sekarang karena saat saya sibuk bersenang-senang semasa kuliah, dia sudah sibuk mencari kerjaan freelance atau membuka usaha kecil-kecilan. Intinya, dia menggunakan waktunya jauh lebih baik ketimbang saya. Iri? Mungkin. tetapi kenyataannya saya jauh lebih menyesali kebodohan saya karena tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya ketimbang iri.

Jadi, apa yang telah Anda gunakan dengan waktu Anda? Sudahkah Anda menggunakan waktu Anda dengan sebaik mungkin?
Apabila jawabannya belum, bersyukurlah kepada Tuhan karena Anda menyadarinya dan bersyukurlah kepadaNya karena Anda diberikan waktu yang dapat Anda gunakan untuk menjadikan hidup Anda lebih berkualitas. 
Sebagai penutup blog ini, jangan lupakan bahwa waktu memiliki satu ciri khas, yakni dia akan terlewat, tidak bisa diulang dan hanya bisa disesali. 
Apa pun yang Anda lakukan dengan waktu Anda, itu adalah hak Anda, saya hanya mau mengingatkan sekali lagi bahwa pepatahnya berbunyi waktu adalah uang, bukan uang adalah waktu. Saya mau mengutip sebuah quote  lucu yang mengatakan apabila uang adalah waktu, maka ATM berarti "A Time Machine." #BenerJugaSich
Jadi, gunakan waktu Anda sebaik-baiknya dan jangan sampai menyesal di hari tua Anda.

Monday, May 13, 2013

Menjadi supir atau penumpang?

"Finding a good bus driver can be as important as finding a good musician."~ Reba McEntire 


Terlepas dari banyaknya supir yang mobil remnya blong dan akhirnya menabrak tiang listrik / rumah / mengakibatkan jatuhnya korban jiwa apabila kita baca di koran-koran, seharusnya kita bisa lebih maju dalam kehidupan kita apabila kita bermental seperti si supir ketimbang penumpang, loh. Kok bisa?

Begini, apabila Anda menaiki angkot atau kereta, menjadi penumpang itu sangat enak sebenarnya. Mereka boleh tidur. 
Mereka boleh mengeluh.
Mereka boleh banyak protes. 
Mereka mencari aman.
Tidak mau tahu  rute mana yang dilewati asalkan cepat dan sampai.
Bahkan mereka tidak perlu merawat kendaraan yang mereka naiki.

Sedangkan si supir? 
Selain berbekal handuk putih yang dilingkarkan di leher, pekerjaan si supir sebenarnya berat. 
Mereka harus tahu jalan.
Mereka harus mengambil resiko.
Mereka terkadang tidak boleh tidur.
Dan mereka harus secara aktif harus tetap berpikir.
Terkadang mereka juga memiliki teman sebagai navigator atau co-pilot.

Apabila Anda adalah seorang leader atau seseorang yang ingin maju di pekerjaan Anda, bisakah Anda maju apabila Anda memiliki mental penumpang? Tentu tidak. Karena penumpang biasanya bermalas-malasan dengan diri mereka sendiri. Yang mereka tahu hanyalah sampai di tempat tepat waktu dan selamat. 

Padahal untuk bisa maju, Anda harus menjadi seperti seorang supir yang aktif. 
Anda harus berani mengambil resiko, 
Anda bisa mencari jalan lain ketika jalan di depan macet atau buntu.
Bahkan terkadang harus diomeli penumpang dan lainnya untuk memperbaiki diri. 
Anda juga harus berbesar hati menerima kritik dan mencerna saran yang Anda terima. 
Dan Anda juga membutuhkan orang lain yang membantu Anda untuk mengarahkan arah Anda, atau mengoreksi perjalanan Anda untuk menuju tempat yang Anda tuju sebagai co-pilot atau navigator Anda.

Sebagai supir, kendaraan yang Anda kendarai bisa bermacam-macam namanya. 
Bisa jadi nama kendaraannya adalah karir, hidup, passion, keluarga, teman, pernikahan, apa pun itu. Permasalahannya, maukah Anda bermental supir? Atau Anda lebih nyaman bermental penumpang?
Supir yang saya maksud disini adalah supir yang bermental mau dididik, bukan supir ugal-ugalan ya. Apabila mau, mari masukkan kunci ke kendaraan, pindahkan posisi netral ke gigi satu, dan mari tancap gas menuju kehidupan yang lebih maju. 
Dan untuk Anda yang bermental penumpang, maaf, jangan sekali-kali memberitahu kepada para supir, jalan mana yang harus mereka tempuh, cukup duduk manis dan biarkan diri Anda dibawa oleh mereka yang mau maju dalam hidup. Karena satu hal yang pasti, penumpang tidak akan pernah bisa mengerti betapa mantapnya perasaan yang pengemudi dapatkan ketika mereka berhasil memenangkan perlombaan. 

Tuesday, May 7, 2013

Tempat uang bersembunyi

"There are people who have money and people who are rich." ~ Coco Chanel 


Setiap dari kita membutuhkan uang. Hal ini tidak dapat dipungkiri namun saat ini saya ingin membagikan sebuah pemikiran yang saya dapatkan dari gereja saya tentang gaya hidup baru dan juga perubahan cara pikir tentang mendapatkan uang.

Anggap saja Anda tidak memiliki pekerjaan, kira-kira kemanakah Anda akan mencari uang? Apa yang akan Anda lakukan untuk mendapatkan uang? Karena saya yakin, Anda tidak akan menemukan uang apabila Anda jalan-jalan keluar rumah. Ya, bisa saja, sih Anda meminta-minta atau meminjam uang kepada rekan, kenalan dan lainnya. Tetapi Anda akan sangat jarang menemukan uang berserakan di jalan. Benar bahwa Anda bisa saja menjadi pengemis dan mendapatkan sejumlah uang dari belas kasihan orang lain. Tetapi untuk bisa mendapatkan uang secara besar dan konstan? Susah. Bukan berarti tidak ada karena kenyataannya uang bersembunyi. Dimanakah uang bersembunyi? Jawabannya adalah, uang bersembunyi di balik setiap masalah.

Ya, coba pikirkan pemikiran ini. 
Kita selalu mengeluarkan uang untuk setiap masalah yang Anda hadapi, baik masalah besar, masalah kecil, atau masalah yang Anda buat sendiri.
Karena kita lapar, Kita bermasalah dengan lapar, maka kita mengeluarkan uang untuk membeli makanan.
Karena kita haus, kita bermasalah dengan masalah haus, maka kita mengeluarkan uang untuk membeli minum.
Karena kita membutuhkan pakaian, kita bermasalah dengan ketelanjangan, maka kita mengeluarkan uang untuk membeli pakaian.
Karena kita harus berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dan jaraknya jauh, kita bermasalah dengan jarak tempuh, maka kita mengeluarkan uang untuk membeli kendaraan atau membayar transportasi lainnya.
Karena kita memiliki masalah untuk mengabadikan momen pernikahan, kita memiliki masalah dengan jasa, oleh karena itu kita mengeluarkan uang untuk menyewa seorang fotografer.

Itu hanyalah sedikit contoh dimana uang bersembunyi di balik masalah. 
Semakin besar kualitas masalah yang dapat kita pecahkan, semakin besar juga uang yang kita dapat dan semakin kecil kualitas masalah yang kita pecahkan, semakin sedikit juga uang yang kita dapatkan.
Permasalahannya, banyak di antara kita yang menginginkan uang, namun kita tidak mau merubah cara pikir kita untuk belajar memecahkan masalah. Kita cenderung pasif dan berharap uang datang dari langit secara tiba-tiba. Kita pun bahkan seringkali doa khusyuk meminta uang lebih kepada Tuhan tanpa mau memperbesar kapasitas karakter dan mental kerja keras kita.
Saya yakin apabila kita bisa menjadi pemecah masalah untuk orang lain, tentu uang akan datang kepada kita.

Bukankah inovasi dan ide dibayar mahal ketika inovasi tersebut dapat memberikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh orang lain? 
Pertanyaannya, punyakah Anda karakter dan mental untuk mau memecahkan lebih banyak masalah dan memberikan solusi untuk orang lain? 
Maukah Anda belajar untuk memecahkan masalah lebih banyak dalam skala yang lebih besar dengan kualitas yang lebih dalam? 
Bukankah CEO dibayar lebih mahal karena kualitas masalah yang dihadapinya lebih dalam ketimbang mereka yang hanya staff?

Saya mengajak Anda untuk merubah cara pikir Anda dan menantang Anda untuk lebih aktif merubah cara pikir Anda. Sudah kuno apabila cara pikir Anda bertanya "Dapat uang dari mana lagi ya?" karena sebenarnya uang itu ada dimana-mana, tetapi sekarang Anda tahu bahwa uang bersembunyi di balik masalah. Jadi, siapkah Anda menjadi seorang problem-solver?

Bukankah setiap orang pasti memiliki masalah? 
Dan bukankah setiap dari kita pun dibekali talenta yang datangnya dari Tuhan dimana talenta kita dapat menjadi senjata untuk memecahkan masalah orang lain. Jadi apabila Anda bertanya dimana uang itu berada, berarti Anda belum mengasah kemampuan Anda untuk menjadi pemecah masalah dalam skala yang lebih besar dengan kualitas yang lebih dalam.
Saya setuju dengan quote yang saya torehkan di pembuka blog ini, dimana benar bahwa banyak orang yang memiliki banyak uang tetapi belum tentu dari mereka adalah orang yang benar-benar kaya. Apabila Anda kaya akan talenta, kaya akan karakter, kaya akan semangat, kaya akan motivasi dan pemikiran positif, kaya akan pengetahuan, uang akan mengikuti Anda.
Jadi, kini saatnya Anda keluar dari rumah Anda, memicingkan mata Anda, mengambil kaca pembesar Anda dan bertanya "Masalah siapakah yang bisa saya pecahkan hari ini?"

Thursday, April 25, 2013

77 pertanyaan Tuhan untuk Anda

"Berdirilah. Berdiri teguh karena Aku memiliki pertanyaan-pertanyaan untukmu, dan aku mau jawaban keluar dari mulutmu!" - Tuhan



Begitu banyak pembicara handal di muka bumi ini. Begitu banyak motivator terkemuka di dunia ini. Mungkin Anda sendiri mengenal beberapa kenalan yang memiliki profesi sebagai solution-maker. Tetapi di balik semua pengetahuan itu, di balik semua kepintaran itu, saya menyadari bahwa Tuhan kita jauh lebih besar. Dia sangat besar, malah. Siapakah kita untuk dapat mengerti Dia? 

Ketika saya membaca kitab Ayub selama beberapa hari belakangan, betapa saya melihat kita semua kecil bagi Tuhan. Kita hanyalah sebuah titik dalam debu semesta. Karena dalam kitab Ayub, Tuhan berbicara sendiri dan menanyakan kepadanya pertanyaan-pertanyaan yang Ia ajukan sendiri. Ia menunjukkan bahwa kita kecil, sangat kecil namun demikian kita sangat berharga di mataNya. 

Apabila Anda merasa besar, sok tahu, dan merasa hebat, suka menggurui orang lain, merasa paling benar dan pintar, seringkali sombong, mau menang sendiri, egois seperti saya yang tidak sempurna ini, maka saya tantang Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datangnya dari Tuhan ini. Dan apabila Anda dapat menjawab semua pertanyaan yang datangnya dari Tuhan ini, saya akan menyembah Anda karena Anda jauh lebih besar dari Tuhan. Anehnya, saat saya menghitung, ada 77 pertanyaan yang diajukan Tuhan. Mungkin benar kata mitos dan legenda dimana angka tujuh adalah angkanya Tuhan. Jadi, untuk adegan berikutnya, anggap saja Tuhan yang bertanya kepada Anda. Mari kita mulai kuisnya. 

Allah berkata kepada Anda :
"Kuatkan dirimu sendiri … (isi nama Anda sendiri). 
Berdirilah. Berdiri teguh karena Aku memiliki pertanyaan-pertanyaan untukmu, dan aku mau jawaban keluar dari mulutmu!"
  1. Sudah adakah engkau ketika bumi Kujadikan? Jika memang luas pengetahuanmu, beritahukan!
  2. Siapakah menentukan luasnya dunia?
  3. Siapakah membentangkan tali ukuran padanya? 
  4. Tahukah engkau jawabannya?
  5. Bagaimanakah tiang-tiang penyangga bumi berdiri teguh?
  6.  Siapa meletakkan batu penjuru dunia dengan kukuh, pada waktu bintang-bintang pagi bernyanyi bersama dan makhluk-makhluk surga bersorak-sorak gembira.
  7. Dan siapa yang mengambil alih laut ketika tersembur seperti bayi dari rahim? Akulah yang menudungi laut dengan awan dan membungkusnya dengan kegelapan. Aku menentukan batas bagi samudra dan dengan pintu terpalang Aku membendungnya. Kata-Ku kepadanya, 'Inilah batasnya. Jangan kaulewati! Di sinilah ombak-ombakmu yang kuat harus berhenti.'
  8. Hai (nama Anda sendiri), pernahkah dalam hidupmu engkau nyuruh datang dini hari, atau fajar kau tunjukkan tempatnya?
  9. Pernahkah engkau menyuruh fajar memegang bumi dan mengebaskan orang jahat dari tempat mereka bersembunyi? 
  10. Pernahkah engkau turun ke sumber laut, jauh di dasarnya? 
  11. Pernahkah engkau berjalan-jalan di lantai samudra raya?
  12. Pernahkah orang menunjukkan kepadamu gapura di depan alam maut yang gelap gulita?
  13. Dapatkah engkau menduga luasnya dunia? Jawablah jika engkau mengetahuinya.
  14. Tahukah engkau dari mana datangnya terang? 
  15. dan di mana sebenarnya sumber kegelapan?
  16. Dapatkah engkau menentukan batas antara gelap dan terang? 
  17. atau menyuruh mereka pulang setelah datang? Tentu engkau dapat, karena engkau telah tua, dan ketika dunia diciptakan, engkau sudah ada! 
  18. Pernahkah engkau mengunjungi gudang-gudang-Ku tempat salju dan hujan batu, yang Kusimpan untuk masa kesukaran, untuk waktu perang dan hari-hari pertempuran?
  19. Tahukah engkau tempat matahari berpangkal? 
  20. Atau dari mana angin timur berasal?
  21. Siapakah yang menggali saluran bagi hujan lebat dan memberi jalan bagi guruh dan kilat?
  22. Siapakah menurunkan hujan ke atas padang belantara?
  23. Dan ke atas tanah yang tak dihuni manusia?
  24. Siapakah menyirami bumi yang kering dan merana sehingga rumput bertunas semua?
  25. Apakah hujan mempunyai ayah kandung? 
  26. Siapa bapa titik-titik air embun?
  27. Apakah air es mempunyai ibu? 
  28. Siapa melahirkan embun beku?
  29. Siapa mengubah air menjadi batu? 
  30. Dan membuat permukaan laut menjadi kaku?
  31. Dapatkah ikatan bintang Kartika kauberkas? 
  32. Atau belenggu bintang Belantik kaulepas?
  33. Dapatkah kaubimbing bintang-bintang setiap musimnya, dan bintang Biduk besar dan kecil, kautentukan jalannya?
  34. Tahukah engkau hukum-hukum di cakrawala? 
  35. dan dapatkah engkau menerapkannya di dunia?
  36. Dapatkah engkau meneriakkan perintah kepada awan? 
  37. Dan menyuruhnya membanjirimu dengan hujan?
  38. Dan jika engkau menyuruh petir-petir bersambaran, apakah mereka datang dan berkata, "Saya, Tuan!"?
  39. Dari siapa burung ibis tahu kapan Sungai Nil akan menggenang? 
  40. Siapa memberitahu ayam jantan bahwa hujan akan datang?
  41. Siapakah cukup arif untuk menghitung awan dan membalikkannya sehingga turun hujan?
  42. Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa-singa dan mengenyangkan perut anak-anaknya, bilamana mereka berlindung di dalam gua atau mengendap di dalam sarangnya?
  43. Siapa membantu burung gagak yang kelaparan dan berkeliaran ke sana sini mencari pangan?
  44. Siapakah pula memberi pertolongan apabila anak-anaknya berseru kepada-Ku minta makanan?
  45. Tahukah engkau kapan kambing gunung dilahirkan induknya? 
  46. Pernahkah kauamati rusa liar melahirkan anaknya?
  47. Tahukah engkau berapa lama mereka mengandung? 
  48. Dapatkah saatnya beranak engkau hitung?
  49. Tahukah engkau kapan mereka meringkukkan tubuhnya, lalu melahirkan anak-anaknya? 
  50. Anak-anaknya bertambah besar dan kuat di padang belantara; mereka pergi dan tak kembali kepada induknya.
  51. Siapa melepaskan keledai liar di hutan? 
  52. Siapa membuka talinya dan membiarkan dia berkeliaran? 
  53. Kepadanya Kuberikan gurun sebagai rumahnya dan padang-padang garam untuk tempat tinggalnya. Ia menjauhi kota-kota dan keramaiannya, tak ada yang dapat menjinakkan dan mempekerjakannya. Padang rumput di gunung tempat makanannya, dicarinya tetumbuhan yang hijau di sana.
  54. Apakah lembu liar mau bekerja untukmu? 
  55. Maukah ia bermalam di dalam kandangmu?
  56. Dapatkah kauikat dia dan kaupaksa membajak untukmu? 
  57. Dapatkah kausuruh dia menggaru ladangmu?
  58. Dapatkah kauandalkan tenaganya yang kuat, dan kauserahkan kepadanya kerjamu yang berat?
  59. Apakah kaupercayakan dia mengumpulkan panenmu, dan membawanya ke tempat penebahanmu?
  60. Hai (isi nama Anda), engkaukah yang memberi tenaga kepada kuda dan surai yang melambai-lambai pada tengkuknya?
  61. Engkaukah yang menyuruhnya melompat seperti belalang? 
  62. Dan dengan dengusnya menakut-nakuti orang? Ia menggaruk tanah di lembah dengan gembira, dan penuh semangat ia menyerbu ke medan laga?
  63. Apakah burung elang kauajar terbang bila ia menuju ke selatan dengan sayap terkembang?
  64. Perintahmukah yang diikuti burung rajawali sebelum ia membuat sarangnya di gunung yang tinggi?
  65. Hai (nama Anda sendiri), kautantang Aku, Allah Yang Mahakuasa; maukah engkau mengalah atau maukah engkau membantah? Hadapilah Aku sebagai laki-laki, dan jawablah segala pertanyaan-Ku ini. Apakah hendak kausangkal keadilan-Ku, dan membenarkan dirimu dengan mempersalahkan Aku? 
  66. Apakah engkau kuat seperti Aku? 
  67. Dapatkah suaramu mengguntur seperti suara-Ku?
  68. Dapatkah kautangkap si buaya Lewiatan, hanya dengan sebuah pancing ikan? 
  69. Dapatkah lidahnya kautambat dengan tali-tali pengikat?
  70. Dapatkah engkau memasang tali pada hidungnya ataupun kait besi pada rahangnya?
  71. Mungkinkah ia mohon padamu untuk dibebaskan? 
  72. Atau berunding denganmu, minta belas kasihan?
  73. Mungkinkah ia membuat persetujuan denganmu, dan berjanji akan selalu melayanimu?
  74. Mungkinkah engkau mengikatnya seperti burung peliharaan, yang menyenangkan hamba-hamba perempuan?
  75. Mungkinkah ia diperdagangkan oleh nelayan-nelayan dan dibagi-bagikan di antara para pedagang?
  76. Dapatkah kautusuk kulitnya dengan tombak bermata tiga atau kaulempari dia dengan lembing yang menembus kepalanya?
  77. Siapa yang dapat menyerangnya tanpa kena cedera? Di dunia ini tak ada yang sanggup melakukannya.
Ketika saya selesai membaca semua pertanyaan Tuhan ini dan menanyakan kepada diri saya sendiri, respon saya sama seperti Ayub, yakni hanya menutup mulut saya dengan kedua tangan saya, diam hening dan semakin kagum dengan Tuhan dan mengakui bahwa Tuhan yang memegang kendali. Ia begitu besar dan siapakah saya untuk bisa memberi jawab kepada pertanyaan-pertanyaan ini? nyatanya, tidak ada manusia pun yang mampu memberi jawaban. Untuk siapa pun yang membaca blog ini dan menganggap Tuhan itu kecil dan tidak memberikan efek besar kepada hidup Anda, berpikirlah ulang. Siapakah Anda untuk bisa dengan begitu arogan menganggap Tuhan itu tidak ada atau kecil perannya? Bisakah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?

Di satu sisi kegeraman saya, ingin rasanya saya menanyakan hal-hal ini kepada para manusia munafik yang sering mengatasnamakan agama dan Allahnya untuk menindas orang lain. Dapatkah mereka menjawab pertanyaan ini? 

Monday, April 22, 2013

Traveling Kacau Balau Part 3 (END)

"In the midst of movement and chaos, keep stillness inside of you. "~Deepak Chopra 


Gosok gigi saja gaya
Akibat tidur yang setengah dipaksa, saya akhirnya bangun sekitar pukul delapan pagi, dimana suara burung mengetuk-ngetuk jendela kamar hostel saya (jendela apaan? wong ketutup semua sama tembok), sebenarnya saya masih sangat mengantuk namun apa daya, pergi tidur lagi nampaknya sulit. Akhirnya saya memutuskan untuk gosok gigi dan mandi. Ada kejadian yang membuat mata saya agak melek di pagi hari itu. Yah, namanya juga hostel dimana  pasti banyak sekali orang yang berlainan suku, ras, dan lainnya. Seperti kebiasaan orang Indonesia, gaya saya adalah muka setengah mengantuk, bercelana pendek dan nyeker, saya pergi ke wastafel untuk gosok gigi. Kalau gaya orang bule asal Australia yang menyapa saya di wastafel bertelanjang dada, mengenakan celana 3/4 merek Billabong (KW gak ya?) dan sendal gunung. Nah, kalau gaya wanita Taiwan ini sedikitbeda. Dia mengenakan mengenakan baju Ukenzi warna hitam with no bra, handuk dililitkan ke pinggang dan sepatu boots. #gakboong

Susah kalau Singlish, laar ...
Untuk sebuah hostel, kamar mandinya cukup banyak, ada 2 kamar mandi dan satu toilet masing-masing di kanan kiri di masing-masing lantai. Setelah mandi dan beres-beres serta mengecek itinerary, saya nongkrong saja di lobby sembari menunggu Aca untuk bangun karena hari ini saya akan ditemani olehnya. Dia memang mengatakan dia mungkin bangun agak siang karena sudah 2 malam susah tidur. Sedangkan jam baru menunjukkan pukul 9 pagi. Karena bosan, saya akhirnya memutuskan untuk mencari dimana daerah Bras Basah  karena salah satu itinerary saya adalah mencari efek gitar di daerah sana. Maafkan saya tetapi kalau saya mendengar daerah Bras Basah, tetapi jangan-jangan arti dari Bras Basah adalah : Beberapa beha yang basah? #hush. Saya bertanya kepada anak muda yang menjaga resepsionis hostel dan dia menjelaskan di peta. "You see we are here, laar. And then you just go straight ahead. its only 5 minutes from here if you walk, laar. not far." #singlish

Breakfast aja jauh yak
Saya menyadari kalau Bugis, Bras Basah dan city hall sangat dekat alias satu jalur perjalanan. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi saja berkeliling ke City Hall sekalian cari udara segar dan foto-foto. Saya pergi ke city hall karena memang masih ada beberapa barang yang saya cari disana dan toko yang saya cari buka pukul 10 (berdasarkan websitenya), saya melewati Raffles City dan saya suka bangunannya. Gaya klasiknya membuat saya berpikir mungkin akan sangat bagus untuk memfoto klien untuk prewedd di sana. Sesampainya di City Hall, ternyata hingga pukul 10 lewat, toko-toko belum buka. Akhirnya saya hanya sarapan baso ikan disana dan memutuskan untuk kembali ke hostel.

Kepingin jadi pencuri deh saat ini
Aca sudah bangun dan sembari saya menunggu dia mandi, saya berkeliling hostel dan saya baru sadar ternyata ada sebuah lemari yang dipajang di dinding berisi banyak figur Snoopy! Ya ampun, saya pengen colong piguranya kalau bisa (oops). Saya juga ngobrol-ngobrol dengan pemilik hostel yang mana ternyata orang Surabaya. (ya ampun! kalau gitu ngapain saya sok-sok pake bahasa inggris ngobrolnya toh pak?). Dia bercerita dia pindah ke singapura sejak 1996, tapi istrinya masih di surabaya. Jadi hanya dia dan anaknya yang sekarang mengurusi hostel tersebut.

Pertama kalinya beli barang BM
Akhirnya sekitar pukul 11, Aca sudah siap dan kami pun pergi ke arah Ferrer Park. Saya minta ijin kepadanya untuk setelah dari Ferrer Park, saya harus pisah karena saya masih banyak urusan yang harus saya cari dan pesawat saya berangkat sore hari. Sebelum ke Ferrer Park, dia mengecek dulu harga casing Samsung Note II di outlet resmi. Rata-rata harganya sekitar $68. Begitu sampai ke Ferrer Park, kami langsung mengarah ke toko langganan Aca dan memang sepertinya Aca sering sekali beli barang di toko ini karena hampir semua pegawainya mengenal Aca. Bahkan Aca saja menyebut mereka dengan 'brother' (ya jelas brother lah, wong mereka sama-sama terlihat India. Coba saya yang bilang brother, mungkin mereka mikir "Sapa loe?").

Dan memang kalau saya baca reviewnya, toko ini ramai karena harganya miring dan kualitas barangnya bagus. Akhirnya Aca membeli casing untuk note II. Kalau di outlet harganya $68, di toko langganan ini harganya hanya $32. Saya agak senyam-senyum kalau dengar Aca ngomong Inggris. Maklum dia orang Makassar, jadi logatnya agak medok, plus dia ngomong ke orang India.  Anda tahu lah logat India seperti apa. Bayangkan logat Makassar berbicara Inggris dengan logat India versi Aca : "Brother, let me look the Note II case laar. I want to see that one. For me. Usual price laar ya?". Cukup bikin saya tersenyum lebar. 

Setelah urusannya selesai, Aca membantu saya membeli ipad mini 16gb wi fi untuk saya. Kalau harga ipad mini 16gb di outlet resmi singapore adalah $448, saya mendapatkan harga hanya $410 di toko langganan Aca. Memang harga di toko ini miring karena tidak ada garansi toko tetapi untuk barang Apple masih bisa diklaim ke outlet Apple resmi (katanya). Sebenarnya saya kurang begitu nyaman bertransaksi dengan orang India karena mereka terkesan agak memaksa. Ketika kita bilang tidak pun, mereka masih agak memaksa kita. 

Setelah selesai membeli ipad mini, saya berpamitan kepada Aca dan berterima kasih atas waktu dan chat selama saya berkenalan. Tidak lupa kami pun bertukar nomor telepon untuk kontak-kontak lagi di lain waktu. Setelah selesai dari Ferrer Park, saya langsung mengkontak temen saya @RachelIMelda untuk janji bertemu siangnya. Tidak lupa saya ke Bugis Junction untuk membeli buku di Kinokuniya dan membeli titipan mangga. Untung @Rachel memberitahu saya tempat membeli mangganya kalau tidak mungkin saya akan buang-buang waktu.

Yeay! Charlie's Brown Cafe @Sommerset
Selesai dari Bugis, tujuan saya berikutnya adalah : Charlie Brown's Cafe. Yap! Karena saya penggemar Snoopy, maka tempat ini adalah tempat yang wajib saya kunjungi. Sebenarnya tempat ini sudah lama tapi saya tidak mengetahuinya. Bahkan setelah beberapa kali ke Singapura pun saya tidak tahu. Akhirnya setelah mencari letaknya di 313 Sommerset, saya bisa mencobainya. (Oh ya, kata teman saya @liyll Ly, kafe Charlie Brown ini juga sudah hadir di Hermes Place, Medan). Saya memesan hot cappucino dengan chocolate melt. Semua hal disini berbau snoopy, lampu interiornya, kacanya, wallpapernya, makanannya, bahkan sampai waitress yang bertugas pun mengenakan baju kuning dengan motif yang sama dengan yang digunakan Charlie Brown! (I WANT IT!!)

Bertemu dengan si cantik @RachelImelda
Tidak lama kemudian, teman saya @RachelImelda datang. Kami bertemu sekitar pukul setengah dua karena dia tinggal di daerah Punggol (ujung ke ujung) Sudah lama sekali saya tidak bertemu dengannya, jadi kami bertemu di Charlie Brown's Cafe dan memutuskan untuk berjalan-jalan di Orchard untuk menghemat waktu. Sedikit tentang @RachelImelda. Dia adalah seorang wanita yang manis, senyumnya menggugah, lumayan tinggi, mantan pramugari SQ dan agak pemalu (jangan tanya seperti orangnya ya)

Paul Bakery @Takashimaya
Dia menjelaskan beberapa toko-toko baru di daerah sana dan memang benar seperti katanya, Orchard sudah tidak lagi sama dengan sebelum-sebelumnya. Banyak pembangunan baru yang dilakukan disana-sini karena tidak mau kalah dengan Marina Bay. Saya ditunjukkan oleh Rachel beberapa tempat makan yang sedang happening di Orchard, salah satunya adalah Paul Bakery. Paul Bakery ini bisa dibilang breadtalk-nya Eropa, karena hampir di semua pengkolan, bakery roti ini mudah ditemui. Saat saya lihat memang bakery ini terkesan mewah karena selain roti, bakery ini juga memiliki restorannya sendiri. bahkan mungkin Tours les Jours di jakarta tidak ada apa-apanya. Tidak heran kalau  kalau weekend, bakery dan restonya full dan antrian pun panjang. Untuk Anda yang tertarik mencoba atau berkunjung, letaknya ada di dalam Takashimaya ya. 

St.Leaven
Saya juga mencobai roti bakery lainnya, yakni St.Leaven (atau four leaves) saya mencobai dorayaki dan juga mantau spesialnya. #haruscobaindeh, dari jalan-jalan mengelilingi bakery ke bakery, saya dan imel menuju plaza singapura untuk mencari titipan docmart teman saya, namun akhirnya cancel karena tidak sesuai. Agar mengobrol lebih nyaman, kami memutuskan untuk makan di suatu tempat. Saya dan @Rachel akhirnya memutuskan untuk makan di Medz. Tempat ini nyaman namun sayang agak sepi dan ternyata tempat ini gabung dengan Paulaner. Pantas saja birnya disupport oleh Paulaner. Saya memesan Salmon Skewered dengan segelas Heinken sedangkan @Rachel memesan nasi kari. Sungguh enak salmonnya loh. 

Eating at Medz
Sebenarnya saya tidak enak mengobrol dengan @RachelIMelda karena pada saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore sedangkan penerbangan saya pukul 6.10, sehingga dia sepertinya menangkap kecemasan saya akan miss flight (apalagi dia juga tahu kejadian saya ketinggalan pesawat), saya sebenarnya juga tidak enak karena kami bertemu dengan mepet apalagi acara makan yang harusnya dibarengi dengan kehadiran suaminya, jadi batal lagi untuk kesekian kalinya. Maaf ya @RachelIMelda.

Perjalanan pulang! OTW Changi...
Jadilah saya berpisah dengan teman saya yang cantik itu dan segera buru-buru ke Changi Airport. Saya berjanji next time, saya akan menginap lebih lama agar semua perjalanan saya nyaman. Dia hanya tertawa dan mengiyakan. Tujuan berikutnya : Pulang! Ternyata perjalanan dari Orchard menuju Changi itu lama ya. Saya deg-degan dan sedikit-sedikit melihat jam tangan saya karena takut ketinggalan pesawat. Akhirnya saya sampai di Changi sekitar pukul 5 kurang sedikit. Langsung saya mencari gate check in saya dan ternyata ada di gate 12, dan ternyata itu gate paling ujung!! Jadilah saya berlari-lari lagi, sungguh susah untuk berlari karena perut saya masih kenyang sekali, jadi sedikit-sedikit saya berhenti, menarik napas dan belari lagi. Kalau saya disuruh menghentikan bom, saya jamin bom itu sudah meledak duluan.

Shock jantung gate 12
Ketika saya sampai di Gate Tiger Airways, saya mencari gate keberangkatan saya dan Anda tahu apa yang saya baca? "TR 2276 to Jakarta : FLIGHT CLOSED!" Langsung jantung saya seakan mendadak berhenti. Masa kejadian yang sama kejadian dua kali? Pulang pergi ketinggalan pesawat? #Shoot! Langsung saya menyelak antrian yang tidak terlalu ramai dan dengan nafas terengah-engah. Petugas gate, seorang keturunan India melihat saya keheranan. Berikut percakapan saya :
Tre :"Are the flight to Jakarta are really closed? I Missed The plane?" 
Miss India : "Yes sir, you do missed the flight!"  (Somebody kill me now)
Tre : "Really? Seriously? Again?"
Miss India :"Yes sir, you are missing the plane IF the plane didn't delay. But since its having delay for two hours, you can still come aboard into the airplane."

Pujian yang bikin blushing
Langsung semua kecemasan saya hilang! Horee! Saya bisa pulang! Melihat saya senyum ceria seperti anak hilang yang telah ditemukan, si Miss India pun tersenyum saat dia meminta paspor saya dan dia menanyakan hal ini "Sir, you are 31? Really?" Saya jawab iya, dia meneliti muka saya setengah tidak percaya. Yes Ma'am, i know i still look like 18. Langsung saya masuk ke bagian imigrasi dan entah kenapa kejadian yang sama di Jakarta sedikit terulang. Kali ini tiga orang hitam disuruh menuju sebuah ruangan. Saya langsung mencari gate kepulangan saya untuk memastikan dan benar bahwa pesawat saya delay selama dua jam, jadi saya memutar-mutar di bandara. Jujur, saya setengah panas dingin akibat berlari-lari, jadi akibatnya saya migren, mual, pusing. Jadilah saya berdiri sok cool melihat papan penerbangan ditengah-tengah jalan karena saya yakin kalau saya berjalan lagi, saya pasti muntah. (bayangin anak kecil, pake celana 3/4, sepatu kets, gendong tas backpack lumayan gede warna merah, berpangku tangan, melihat dengan sok cool papan informasi penerbangan. #gakbangetya?)

Heaveeenn....
Setelah merasa baikan, saya mencari tempat pijat kaki OSIM yang memang ada di bandara karena kaki saya sakit sekali. Sayang tidak ada Nano reflexology disana. Akhirnya setelah beberapa antrian, giliran saya dan jujur, adalah surga sekali ketika kaki saya dipijat oleh mesin. terima kasih teknologi. Setelah merasa baikan saya ngalor ngidul mondar-mandir di bandara hingga waktu keberangkatan, saya membeli beberapa buku. Dan maaf untuk teman-teman, saya tidak membeli oleh-oleh karena tas saya sudah sangat berat (psst.. sudah 11kg pas saya timbang)

Harusnya kenalan tuh gue ...
Ketika sudah waktunya untuk pulang, saya langsung masuk ke dalam karantina penumpang dan menyerahkan semua barang saya untuk dipindai di tempat scanner. Saat saya mengambil barang saya, seorang wanita disebelah saya tidak sengaja mendepak muka saya dengan barang bawaannya. Setengah berkunang-kunang saya melihat orangnya kecil namun dia membawa 3 bawaan supergede. (Habis belanja, mbak?) .. Langsung dia minta maaf. Dengan pipi yang memar dan juga dengan sok coolnya, saya hanya tersenyum kepadanya. Saya masuk ke dalam untuk menunggu pesawat dan duduk di salah satu bangku tunggu, tidak lama dia pun masuk juga dan melihat kepada saya sambil berbisik tanpa suara "Sorry ya". Saya lagi-lagi hanya tersenyum saja. 

Saya duduk di pojok belakang dan dia duduk di samping kanan. Saya terkadang curi-curi pandang melihat dia dan saya juga menyadari dia juga terkadang curi-curi pandang kepada saya. Jujur, sempat terlintas di pikiran saya untuk kenalan saja, tapi saya bukan tipikal pria dewasa yang kenalan di tempat umum (udah single-desperate masih aja sok gaya). Akhirnya saya membereskan barang-barang yang saya bawa dan mengacuhkan dia. Akhirnya panggilan kursi saya tiba dan saya masuk ke dalam pesawat, saat antrian pesawat, saya pun melewati dia, dan lagi-lagi dia minta maaf karena tadi sudah menghajar muka saya dengan barang bawaannya. Lagi-lagi saya hanya senyum. Saya sempat bertanya kepadanya "barangnya berat ya?" Dia hanya tersenyum cekikikan dengan muka memerah. Cantiknya ... tapi seperti emotikon Yahoo Messenger yang sok cool itu, saya malah diam dan masuk ke dalam antrian ketimbang kenalan. Di dalam pesawat, ternyata si wanita itu masuk lumayan terakhir (mungkin karena barang bawaannya banyak), dan dia kesulitan untuk mencari tempat memasukkan barang di kabin. Akhirnya dia dibantu oleh pramugara dan dia duduk di seat 8A, sedangkan saya di 14F. Kesempatan itu pun terbuang sia-sia. Sedikit menyesal.

Nyaris muntah
Karena saya masih merasa tidak enak badan, panas dingin dan nyaris muntah, saya melihat ke arah jendela, berharap saya baikan. Namun tiba-tiba ada aroma yang paling saya benci melintasi hidung saya, yakni bau minyak kayu putih! Demi Tuhan, wanita di samping saya dengan seenak jidatnya mengolesi bagian bawah hidungnya, sisi telinganya, alisnya dan dibawah bibirnya berkali-kali dengan minyak kayu putih! Ingin rasanya saya buka jendela dan menjulurkan kepala saya keluar (mungkin dengan lidah terjulur seperti anjing?) sungguh tersiksa rasanya, akhirnya saya beberapa kali keluar masuk toilet untuk menghirup oksigen dan saya memesan kopi panas. Saya lebih memilih menghirup kopi panas ketimbang minyak kayu putih. Kalau tidak ada kopi tersebut, mungkin saya sudah muntah ke wajah wanita penjaja minyak kayu putih itu. 

Selamat datang Jakarta
Akhirnya saya touchdown Jakarta. Saya langsung bergegas keluar dari pesawat dan masuk ke terminal karena saya benar-benar tidak tahan dengan bau minyak kayu putihnya, saya langsung mencari gate keluar. Diluar saya sudah janjian dengan teman saya yang baru juga pulang dari Surabaya. Karena lapar yang amat sangat, jadilah kami berdua mencari makan, tujuan saya? Kwetiaw Akiaw. Dan ternyata sungguh tidak enak makan ketika kepala pusing, perut mual tapi lapar, badan panas dingin. Setelah mengantarkan teman saya pulang, saya langsung menuju rumah, pulang, mandi tidur. Dan saya tidur dengan keadaan panas dingin tanpa AC.

Note: sebenarnya perjalanan saya kali ini akan lebih manusiawi kalau saja saya tidak ketinggalan pesawat, kehilangan itinerary dan pesan hotel dari jauh-jauh hari. Saya merasa perjalanan kali ini benar-benar tidak ada gunanaya karena barang yang saya mau rata-rata tidak ada. Yang ada hanyalah keluar uang lebih untuk nothing. Tapi yah, hitung-hitung pelajaran dari pengalaman kali ini. Oh ya, terima kasih loh kepada @laureenMargareth yang sudah tidak sabar membaca kelanjutan travel part 3 ini, berhubung sudah diposting. Hutang gue lunas yaa. #wink