Monday, May 13, 2013

Menjadi supir atau penumpang?

"Finding a good bus driver can be as important as finding a good musician."~ Reba McEntire 


Terlepas dari banyaknya supir yang mobil remnya blong dan akhirnya menabrak tiang listrik / rumah / mengakibatkan jatuhnya korban jiwa apabila kita baca di koran-koran, seharusnya kita bisa lebih maju dalam kehidupan kita apabila kita bermental seperti si supir ketimbang penumpang, loh. Kok bisa?

Begini, apabila Anda menaiki angkot atau kereta, menjadi penumpang itu sangat enak sebenarnya. Mereka boleh tidur. 
Mereka boleh mengeluh.
Mereka boleh banyak protes. 
Mereka mencari aman.
Tidak mau tahu  rute mana yang dilewati asalkan cepat dan sampai.
Bahkan mereka tidak perlu merawat kendaraan yang mereka naiki.

Sedangkan si supir? 
Selain berbekal handuk putih yang dilingkarkan di leher, pekerjaan si supir sebenarnya berat. 
Mereka harus tahu jalan.
Mereka harus mengambil resiko.
Mereka terkadang tidak boleh tidur.
Dan mereka harus secara aktif harus tetap berpikir.
Terkadang mereka juga memiliki teman sebagai navigator atau co-pilot.

Apabila Anda adalah seorang leader atau seseorang yang ingin maju di pekerjaan Anda, bisakah Anda maju apabila Anda memiliki mental penumpang? Tentu tidak. Karena penumpang biasanya bermalas-malasan dengan diri mereka sendiri. Yang mereka tahu hanyalah sampai di tempat tepat waktu dan selamat. 

Padahal untuk bisa maju, Anda harus menjadi seperti seorang supir yang aktif. 
Anda harus berani mengambil resiko, 
Anda bisa mencari jalan lain ketika jalan di depan macet atau buntu.
Bahkan terkadang harus diomeli penumpang dan lainnya untuk memperbaiki diri. 
Anda juga harus berbesar hati menerima kritik dan mencerna saran yang Anda terima. 
Dan Anda juga membutuhkan orang lain yang membantu Anda untuk mengarahkan arah Anda, atau mengoreksi perjalanan Anda untuk menuju tempat yang Anda tuju sebagai co-pilot atau navigator Anda.

Sebagai supir, kendaraan yang Anda kendarai bisa bermacam-macam namanya. 
Bisa jadi nama kendaraannya adalah karir, hidup, passion, keluarga, teman, pernikahan, apa pun itu. Permasalahannya, maukah Anda bermental supir? Atau Anda lebih nyaman bermental penumpang?
Supir yang saya maksud disini adalah supir yang bermental mau dididik, bukan supir ugal-ugalan ya. Apabila mau, mari masukkan kunci ke kendaraan, pindahkan posisi netral ke gigi satu, dan mari tancap gas menuju kehidupan yang lebih maju. 
Dan untuk Anda yang bermental penumpang, maaf, jangan sekali-kali memberitahu kepada para supir, jalan mana yang harus mereka tempuh, cukup duduk manis dan biarkan diri Anda dibawa oleh mereka yang mau maju dalam hidup. Karena satu hal yang pasti, penumpang tidak akan pernah bisa mengerti betapa mantapnya perasaan yang pengemudi dapatkan ketika mereka berhasil memenangkan perlombaan. 

No comments:

Post a Comment