Bagi keluarga atau komunitas, apakah passion itu menjelaskan dan menegaskan atau justru membingungkan dan merepotkan?
Bagi perusahaan, apakah passion itu memberdayakan atau merunyamkan?
Pembahasan passion tidak selalu berakibat baik karena masih sering disalah-artikan. Banyak yang berpandangan bahwa diskusi mengenai passion tidaklah bermanfaat dan tidak produktif. Apa jadinya jika passion tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup? Jika terus menerus mengejar passion, apakah itu artinya harus berpindah pekerjaan atau harus menjadi manusia super idealis yang siap hidup susah?
Haram hukumnya bagi kebanyakan perusahaan untuk membicarakan passion. Kenapa? Karena mungkin para pemimpin perusahaan macam ini khawatir mereka akan kehilangan karyawan mereka apabila karyawan tahu, paham dan peduli passion. Apa jadinya bisnis perusahaan apabila perusahaan yang notabene berorientasi profit harus meluangkan waktu dan sumber daya untuk passion para karyawannya? Oleh karena itu, pilihan paling aman adalah ya, lupakan saja passion. Jadikan karyawan fokus pada pekerjaan dan produktivitas kerja semata!
Apa pun alasan dan argumen Anda, kenyataannya setiap orang memiliki passion-nya masing-masing yang memiliki kemampuan untuk merubah segalanya, mulai dari orang lain, makhluk lain, dan alam semesta. Kenapa bisa? Karena semua karya, kreasi, terobosan, inovasi, kontribusi yang pernah, masih, dan akan terjadi dilandasi oleh passion.
Passion seharusnya menjadi hal pertama yang menjadikan hidup Anda berjalan. Ketenaran, kekayaan, dan kesuksesan hanya menjadi efek samping atau sekedar akibat passion Anda. Semua orang memiliki jalan hidupnya masing-masing dalam hal passion. Anggap saja jalan hidup tersebut adalah remah-remah roti. Serpihan roti itu adalah perasan yang dirasakan setiap kali Anda mengerjakan sesuatu dan perasaan itu menarik minat Anda akan hal-hal tertentu yang seringkali tidak kita perhatikan.
Rasa keingintahuan, ketertarikan dan minat adalah petunjuk awal untuk memahami passion Anda. Apa minat Anda?
Apa yang senantiasa menggugah keingintahuan Anda?
Apakah Anda peduli dengan hal tersebut?
Semua minat Anda ini tidak pernah bergerak acak, tetapi justru membentuk pola yang harus dipahami agar kita mengerti diri kita sendiri. Minat bisa berganti, tetapi senantiasa merupakan bagian dari sebuah pola besar yang telah ada di dalam diri Anda. Sebagian minat bisa bertumbuh dan berkembang, sementara sebagian lain tetap tersembunyi. Semua tergantung pada bagaimana kita menetapkan pilihan-pilihan yang datang dalam hidup kita.
Pertanyaan terbesarnya adalah mungkin ini, "Kenapa saya harus mengikuti passion saya? toh saya baik-baik saja meski saya tidak menjalani passion saya", tidak salah memang tetapi mengikuti arah kehidupan menggunakan passion yang sudah ada dalam diri sendiri adalah hal paling alamiah yang bisa dilakukan seseorang. Mencari passion bukanlah berorientasi pada jenis pekerjaan yang tersedia di passar, berhubungan dengan uang berlimpah, atau ketenaran. Mencari passion adalah perjalanan berkesinambungan memahami diri sendiri yang membutuhkan kontemplasi, keheningan, dan kesabaran. Anda bertanggung jawab kepada diri Anda sendiri untuk mengembangkan passion Anda. Anda juga bertanggung jawab untuk menjadikan passion Anda menjadi sebuah karya yang memberikan arti besar untuk orang lain.
Passion seringkali disangkut-pautkan dengan kreatifitas. Kenapa? Karena dengan kreatifitas kita dapat bertahan hidup, bertumbuh, dan terus berkembang. Dunia tidak lagi dan tidak akan pernah sama. Ingatlah bahwa suatu hari nanti, munyak bumi akan habis, krisis pangan akan terjadi. Krisis air bersih mungkin tidak dapat dihindari.
Salah satu penghambat orang malas menjalani passion mereka adalah pemikiran ini : "Passion tidak memberikan uang dalam jumlah besar dalam hidup saya" Jadi, harus bagaimana ketika passion tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup? Karena semua hal harus dibayar dengan uang, bukan? Permasalahannya adalah mereka tidak mengerti pemikiran ini : passion bukan barang komoditas, Anda tidak akan dapat membeli passion A, B, C di toko serba ada. Passion hanya dapat ditemukan di dalam setiap diri individu, tetapi membayar tagihan, cicilan, biaya, investasi tetap menggunakan uang nyata. Darimana asal uang? Tentu saja dari kinerja kita bekerja, yang mana akan sangat keren apabila Anda bekerja dengan dilandasi oleh passion Anda. Bukan hanya bekerja karena sekedar bertahan hidup (seperti saya saat ini).
Apakah bisa mendapatkan uang tanpa passion? Bisa saja, tetapi prosesnya belum tentu mengasyikkan dan yang sudah pasti hasilnya tidak maksimal. Mempertanyakan bagaimana jika passion tidak dapat membuat Anda dapat membayar tagihan bulan Anda sama saja mempertanyakan kenapa tamatan SD tidak dapat menghasilkan uang banyak. Kenapa karyawan baru tidak dapat menjadi direktur? Kenapa anggota politik tidak langsung menjadi Presiden? Jawabannya, semua dan apa pun di dunia ini perlu proses.
Passion dapat didefinisikan dengan banyak cara. Definisi yang tepat adalah semua aktifitas yang membuat kita berdaya. Kata kunci pertama adalah "aktivitas". Kata kunci kedua "merasa berdaya", sehingga tidak harus langsung piawai, tetapi prosesnya terasa dimudahkan, diasyikkan dan diberdayakan. Apabila Anda berpikir bahwa passion Anda tidak dapat memberikan banyak uang untuk Anda, tanyakan 3 hal ini ke diri Anda sendiri :
1. Apakah Anda sudah mengetahui aktifitas yang membuat diri Anda merasa berdaya, mampu, tahan banting, dan seterusnya?
2. Apakah Anda sudah menekuni aktifitas itu sehingga Anda menjadi piawai?
3. Aoakah Anda sudah menghasilkan karya keren yang bermanfaat bagi banyak orang dari aktifitas tersebut?
Jika semua jawabannya "ya!", saya pastikan uang tidak akan menjadi masalah untuk Anda. Untuk Anda yang masih mempertanyakan kenapa harus tahu tentang passion, paham tentang passion dan peduli, jawabannya sudah disajikan dalam serangkaian kalimat indah karya Jalaludin Rumi sekitar 800 tahun lalu berikut ini.
"With passion, we pray
With passion, we eat & drink & dance & play
Why look like a dead fish in this ocean of God?"
-------------------------------------------------------------------
Artikel blog ini disadur dari Kompas, Jumat, 22 Nov 2013, Penulis : Rene Suhardono
No comments:
Post a Comment