Beberapa minggu lalu saya menginstall aplikasi Keep Calm di iPhone saya dan membuat sebuah kalimat "Keep Calm and Stay With Me - Jesus."
Alasan kenapa saya menulis kalimat itu adalah sebagai pengingat karena saya seringkali frustasi melihat arah hidup saya yang tidak jelas.
Alasan kenapa saya menulis kalimat itu adalah sebagai pengingat karena saya seringkali frustasi melihat arah hidup saya yang tidak jelas.
Saya terkadang tidak bisa melihat arah hidup saya.
Kemana tujuan saya, kemana saya berjalan dan lainnya.
Di satu sisi yang lain, saya ingin mendengar suaraNya,
saya ingin tahu petunjukNya,
saya ingin menjalani perintahNya.
Dan terjebak di dalam kesunyian bukanlah hal yang menyenangkan.
saya ingin tahu petunjukNya,
saya ingin menjalani perintahNya.
Dan terjebak di dalam kesunyian bukanlah hal yang menyenangkan.
Saya memiliki kebiasaan untuk berbicara sendiri kepada Tuhan dalam perjalanan, baik ke kantor, ke tempat hangout, dan lainnya.
Mungkin terdengar aneh namun melihat pemandangan, kemacetan, langit biru, aktifitas orang-orang di sepanjang perjalanan membuat saya lebih rileks dan dapat membuat saya bisa berterima kasih kepadaNya. Saya juga menggunakan momen itu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mengeluhkan (banyak) hal, berterima kasih untuk (banyak) hal juga yang saya dapatkan dan lain sebagainya.
Tetapi selama beberapa hari saya melakukan aktifitas "gila" saya, saya merasa hati saya berkata seperti ini berkali-kali :
"Bagaimana kamu bisa mengetahui apa yang Aku mau kalau engkau tidak berusaha mengenalku?
"Bagaimana kamu bisa mengetahui apa yang Aku mau kalau engkau tidak berusaha mengenalku? Tetaplah tenang dan tetaplah bersamaKu."
Saya tidak tahu siapa yang berbicara seperti itu ke hati saya, mungkin pikiran saya sendiri? Mungkin Roh Kudus? Saya tidak tahu. Tetapi sebuah pengertian dimasukkan ke dalam pikiran saya bahwa saya ingin ini itu terjadi, ingin banyak hal terwujud, ingin harapan-harapan terkabul, ingin mendengar suaraNya tetapi suara tersebut seakan menegur saya seperti ini :
"Bagaimana engkau bisa mendengar suaraKu, kalau engkau saja tidak tahu seperti apa suaraKu?"
Kamu tentu tidak ingin menikahi sebuah bayangan bukan?
Kamu tidak mungkin mengatakan cinta atau sayang kepada seseorang apabila Kamu tidak pernah melihat atau berbicara kepada orang tersebut?
Kamu harus mulai mengenali suaraKu.
Kamu harus mulai mengenali karakterKu."
Saya menyadari saya sangat kurang berkomunikasi kepadaNya.
Kurang membaca firmanNya secara disiplin.
Kurang berbicara dan mencoba mendengar suaraNya (lebih banyak Dia yang mendengar suara saya sepertinya)
Kurang di banyak aspek rohani. Jadi sudah semestinya saya yang berubah terlebih dahulu. Saya rasa saya harus mendisiplinkan diri saya terlebih dahulu.
Saya menyadari saya sangat kurang berkomunikasi kepadaNya.
Kurang membaca firmanNya secara disiplin.
Kurang berbicara dan mencoba mendengar suaraNya (lebih banyak Dia yang mendengar suara saya sepertinya)
Kurang di banyak aspek rohani. Jadi sudah semestinya saya yang berubah terlebih dahulu. Saya rasa saya harus mendisiplinkan diri saya terlebih dahulu.
Kaimat terakhir yang mengatakan "tetaplah tenang dan tetaplah bersamaku" memberikan tamparan besar. Kenapa Tuhan mengatakan tenang? Karena saya mudah sekali merasa khawatir dan pesimis akan hal-hal. Kenapa Dia mengatakan tetaplah bersamaNya? Karena seperti anak kecil yang nakal, saya ingin lepas dan bermain api meski Dia mengatakan ada bahaya di balik api dan Dia tidak menginginkan saya celaka. Apabila Anda merasa sama seperti saya, teguran ini memberikan saya dan Anda sebuah kenyataan bahwa masih banyak hal yang harus kita mulai kerjakan dan lakukan untuk mengenal Dia.
Very inspiring bro... Thanks for writing, it also remind me to keep stay in Him..
ReplyDeletenumpang copas yah..