From at least the 19th century, bookmarks have been thought of and treated as things of beauty and value to be collected, preserved and admired ~ Frank X. Roberts
Berbeda dengan cara saya membaca buku, akhir-akhir ini saya suka memberikan tanda atau bookmark kepada bagian-bagian buku yang saya sukai. Biasanya saya malas memberikan tanda karena saya berpikir toh saya membaca buku tersebut paling hanya satu kali dan rasanya saya tidak akan membaca buku yang sama untuk kedua atau ketiga kalinya.
Namun rasanya anggapan itu salah, karena ternyata akan selalu ada hal baru yang bisa saya dapatkan atau pelajari entah apakah buku yang saya baca itu adalah novel, fiksi, roman, filsafat, Alkitab, atau bahkan komik sekali pun. Dan sekarang rasanya puas ketika saya berhasil menyelesaikan buku dan melihat tanda-tanda itu menjulur keluar dari halamannya.
Hal ini membuat saya sedikit merenung pagi ini.
Kalau saya suka memberikan bookmark kepada buku saya, bagaimana dengan bookmark hidup saya, sudah sampai chapter ke berapa kah hidup saya?
Adakah quote-quote yang menarik yang saya torehkan dalam buku kehidupan saya?
Adakah percakapan-percakapan berarti dan mendalam yang bisa orang lain resapi ketika mereka membaca kehidupan saya?
Adaah bookmark yang saya tandai dalam kehidupan saya membuat buku kehidupan saya menjadi lebih baik dan terus membaik?
Adakah alur kehidupan saya memberikan berkat kepada orang lain di sekitar saya? Atau jangan-jangan alur kehidupan saya membuat pusing orang lain yang membaca saya dan membawa kesulitan untuk mereka?
Atau yang paling parah, jangan-jangan buku kehidupan saya masih kertas kosong yang belum ditulis sama sekali dan tidak ada bookmark yang terpasang #amitamit
Anda sadari atau tidak, bookmark yang kita berikan dalam kehidupan kita seakan menyapa kepada pembaca kita "hello, kami senang Anda datang kembali."
Apa pun cerita yang saya dan Anda torehkan dalam kehidupan kita masing-masing, pada akhirnya kita harus memberikan buku kehidupan kita kepada sang penerbit, yakni Tuhan. Kepada Dia-lah kita pada akhirnya akan meminta tandatanganNya sebagai tanda persetujuan akan bookmark-bookmark dalam hidup kita. Dialah yang membantu kita menulis, mengedit, menambah pengetahuan baru, mengeja, menghapus, memberikan koreksi alur. Bagus atau tidaknya buku kehidupan kita, kita serahkan sepenuhnya kepada Dia. Saya hanya berharap buku kehidupan Anda dan saya akan berada di pajangan bukuNya, dan menjadi salah satu buku kesukaanNya.
Tuhan memberkati.
No comments:
Post a Comment