Tuesday, April 2, 2013

Kristen Vs Katolik : Bunda Maria


"Let us run to Mary, and, as her little children, cast ourselves into her arms with a perfect confidence." ~ Saint Francis de Sales


Saya paling bingung dengan orang-orang yang membanding-bandingkan antara Kristen dengan Katolik atau sebaliknya. Yang Katolik cenderung mengatakan kebaktian Kristen seperti nonton konser, yang Kristen mengatakan liturgi Katolik seperti di pemakaman karena sunyi. Tidak sadarkah mereka ketika mereka mengejek, menyindir satu sama lain, mereka menyindiri tubuh Kristus itu sendiri? Sama ketika jempol kanan berfungsi lebih baik daripada jempol kiri, padahal fungsinya sama?

Pernah ketika saya di gereja Kristen, saya mengatakan bahwa saya dibesarkan secara Katolik, sikap mereka sedikit terkejut dan membuat tanda salib (Entah apa maksudnya, mungkin untuk mengejek saya? #entahlah) Untuk saya pribadi, tidak ada perbedaan antara Katolik dengan Kristen. 
Kita menyembah Tuhan yang sama, yakni Yesus Kristus. 
Firman yang kita pegang sama, yakni Alkitab.
Tokoh-tokoh yang kita kenal dalam Alkitab juga sama. 
Bahkan kita berdoa dalam doa yang sama yakni Bapa Kami.

Saya dibesarkan dan dididik secara Katolik meskipun sekarang saya lebih sering ke gereja Kristen karena saya mencari perkembangan dalam iman saya namun hal tersebut tidak menajiskan saya untuk tidak lagi boleh datang ke gereja Katolik. Saya pun masih datang ke gereja Katolik untuk Jalan Salib. Saya pun mendukung Paus yang baru. Apakah ada larangan dimana orang Katolik tidak boleh ke gereja Kristen dan sebaliknya? Hanya orang-orang yang berpikiran sempit yang seperti itu. Mereka-merekalah yang membuat perbedaan itu ada. 

Perdebatan paling sering saya dengar adalah tentang Bunda Maria. Benar bahwa umat Kristen tidak berdoa kepada Bunda Maria sedangkan di Katolik ada liturgi berdoa kepada Bunda Maria. Pertanyaannya adalah kenapa harus didebatkan? Apabila Anda seorang yang mengaku mempercayai akan Yesus atau percaya akan pengaruh dari Rasul Paulus, Yohanes dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya, sangat aneh rasanya kenapa Anda justru meragukan peran daripada Ibunda Yesus, Maria. Tentang inilah saya ingin membagi pandangan saya soal Bunda Maria.

Bunda Maria istimewa di mata Allah
Allah sendiri melalui malaikat utusan-Nya menghormati Bunda Maria. Lukas 1:28 BIS menulis "Malaikat itu datang kepada Maria dan berkata, "Salam, engkau yang diberkati Tuhan secara istimewa! Tuhan bersama dengan engkau!" kata asli yang digunakan adalah 'kecharitomene' yakni penuh rahmat“. Sapaan semacam ini tidak pernah ditujukan kepada tokoh mana pun di dalam Alkitab. Salomo boleh saja terkenal karena kebijakannya, tetapi Maria? Dia pun dihormati oleh Allah karena rahmatnya.

Maria adalah Hawa (versi) baru
Saat kejatuhan Adam dan Hawa, Allah telah merencanakan akan mengutus Sang Penyelamat yang akan lahir dari keturunan sang perempuan. Kejadian 3:15 menulis "I'm declaring war between you and the Woman, between your offspring and hers. He'll wound your head, you'll wound his heel." 

Banyak referensi mengacu bahwa perkataan 'perempuan ini' adalah Hawa. Menurut saya, Kitab ini ditulis untuk menunjukkan bahwa Maria adalah ‘sang perempuan’ yang telah dinubuatkan Allah pada awal mula dunia yang akan berada dalam permusuhan dengan Iblis dan bahwa keturunannya akan mengalahkan Iblis, yakni Yesus. 

Karena kalau kita mengatakan bahwa perempuan itu adalah Hawa dan dia harus melawan ular (Iblis), maka tentu Hawa bukanlah lawan yang seimbang bagi Iblis, karena setelah berdosa, justru Hawa semakin tidak mempunyai kekuatan untuk melawan setan. Menurut saya “Perempuan itu” hanya menjadi lawan seimbang bagi Iblis dan berlawanan secara total kalau perempuan itu telah dipersiapkan oleh Allah sedemikian sehingga ia tidak berdosa. Seperti halnya Kristus dengan ketaatannya sebagai Adam yang baru mematahkan ikatan dosa Adam, Bunda Maria dengan ketaatannya mematahkan ikatan dosa Hawa.

Kitab Yesaya 7:14 dan Matius 1:23 menulis hal yang mirip yakni "Seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu akan dinamakan Imanuel." Betapa gambaran yang dinyatakan samar-samar dalam Kitab Perjanjian Lama tetapi digenapi di dalam Perjanjian Baru. Itulah mengapa Walaupun Kristus dilahirkan oleh Maria, namun tidak menjadikan Maria lebih utama dari Kristus; sebab yang menjadi Kepala adalah Kristus. Dengan demikian, Maria adalah anggota Tubuh-Nya yaitu Gereja-Nya. Namun demikian, Maria adalah anggota yang istimewa, justru karena ketaatannya yang ‘mendahului’ anggota Tubuh-Nya yang lain; dan karena dengan ketaatannya ini rencana Allah tergenapi.

Bunda Maria adalah Bunda kita juga
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yohanes 19:26-27)

Kalau Anda mengaku sebagai murid Yesus, lalu kenapa Anda tidak mau menerima dan percaya Maria sebagai Bunda Rohani Anda?
Apabila para murid-murid Yesus begitu rendah hati menerima Maria di tengah-tengah mereka dan menerima Maria sebagai Ibu mereka, kenapa Anda tidak?
Kalau Yesus begitu menghormati Maria (bahkan Allah sendiri tidak menutup mata atas peran Maria) Siapakah Anda untuk mengatakan peran Maria hanyalah sebatas wanita yang mengandung Yesus semata?
Bunda Maria adalah ibu kita, sebab Yesus memberikannya kepada kita umat beriman, untuk kita kasihi, kita hormati dan kita teladani. Sebab dengan menerimanya sebagai ibu, kita dapat belajar untuk mengikuti teladan imannya sampai akhir; agar kitapun dapat masuk dalam Kerajaan-Nya dan beroleh mahkota kehidupan.

Peran Maria yang begitu besar
Terkadang banyak orang meremehkan peran Maria. Mereka lebih terkagum-kagum dengan peran Paulus atau pun Yusuf atau tokoh lainnya. Tidak salah memang memiliki panutan, tetapi sadarkah Anda bahwa Maria juga memiliki peran yang sangat besar? 

Sebagai ibu yang mengandung, melahirkan dan membesarkan Yesus, Bunda Maria hadir secara istimewa dalam kehidupan Yesus di dunia. Di setiap peristiwa hidupnya, ketaatan iman Maria terus diuji dan disempurnakan oleh Tuhan. Mulai dari sejak terbentuk-Nya Kristus dalam rahimnya, saat kelahiran-Nya di tempat yang termiskin, saat mengungsi ke Mesir, saat hilangnya dan diketemukannya kembali Yesus di bait Allah; saat pertumbuhan-Nya sejak anak-anak sampai dewasa, Maria hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus di bawah satu atap, dalam kesederhanaan keluarga tukang kayu. 

Penyertaan Bunda Maria mencapai puncaknya pada saat ia mendampingi Kristus, sampai di bukit Golgota, di saat hampir semua murid-Nya meninggalkan Dia. Maria melihat sendiri kesengsaraan Putera-nya yang melampaui segala ungkapan, untuk menebus dosa-dosa manusia. Di kaki salibNya, Maria melihat sendiri apa yang nampaknya seperti pengingkaran total apa yang dikatakan oleh Malaikat Gabriel saat memberikan Kabar Gembira. 

Tentu masih diingat oleh Maria ucapan Malaikat Gabriel seperti yang dicatat oleh Lukas 1:22-23 "“Ia akan menjadi besar. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Tetapi yang dilihat Maria adalah persis seperti apa yang dicatat oleh Yesaya 53:3-5 "yang terlihat adalah penderitaan Putera-nya yang tak terlukiskan, “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan. Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia."

Betapa besarnya ketaatan iman yang ditunjukkan oleh Bunda Maria di kaki salib itu, di hadapan Allah! Betapa totalnya ia memasrahkan dirinya kepada Tuhan tanpa syarat, mempersembahkan segala kehendak dan pemahamannya kepada Tuhan yang tak terselami jalan- jalan-Nya. 

Di kaki salib itu Bunda Maria membuktikan persatuannya dengan Kristus, melalui keteguhan iman yang sama ketika ia menerima Kabar Gembira, “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu, ya Tuhan.” Saya rasa, kita perlu belajar dari Bunda Maria untuk tetap dapat mengatakan kepada Tuhan, “Terjadilah kehendak-Mu,” dengan kepasrahan yang penuh; sebab kita percaya bahwa rancangan Tuhan jauh lebih tinggi dari rancangan kita.

Pernyataan Martin Luther
Saya pernah mendengar seorang teman kristen yang berkata "Untuk apa saya berdoa kepada Bunda Maria, wong Martin Luther aja nggak nganggep Maria kok." Dulu saya tidak memiliki jawaban atas pernyataan itu, namun sekarang saya tahu bahwa hal tersebut salah besar. Pendiri Gereja Protestan, Martin Luther pun mengajarkan bahwa Maria adalah Bunda Gereja dan umat Kristen pun harus menghormatinya.

Mari kita lihat di Luther Works, (Weimar edition), 29:655:26-656:7 yang mengatakan bahwa “Bunda Maria adalah Bunda Yesus dan bunda kita semua. Kalau Kristus adalah milik kita, kita harus berada di mana Ia berada; dan semua yang menjadi milik-Nya pasti menjadi milik kita, dan oleh karena itu ibu-Nya juga adalah ibu kita.”
Luther Works, (Weimar edition), 11:224:8 bahkan berkata bahwa “Kita semua adalah anak- anak Maria.” 

Masihkah ada alasan untuk Anda untuk memperdebatkan peran tentang Maria dan tidak menerimanya sebagai Bunda Anda? 
Masihkah Anda berdebat bahwa Katolik dan Kristen itu berbeda? 
Berhentilah membedakan satu sama lain. Kita semua adalah bagian dari tubuh yang memiliki kepala yang sama. 
Untuk saya pribadi, Kristen dan Katolik tidak berbeda, melainkan melengkapi satu sama lain.  

3 comments:

  1. saya sangat mengapresiasi pencerahan ini, kenapa kita selalu memperdebatkan hal yg pada akhirnya akan menghancurkan kita sendiri, kita sama sama pengikut Kristus dan semua yag telah terjadi adalah baik adanya, kita lanjutkan dalam bertekun dalam iman dan prilakuku kita pada sesama.

    ReplyDelete
  2. Saya juga berpendapat sama, saya dibesarkan dari keluarga katolik, dan saat ini saya sudah menikah, dan saya beribadat di gereja karismatik kristen, saya juga sdh dibaptist di gereja kristus injili surabaya. Tetapi saya menganggap katolik maupun kristen a/ satu kesatuan. Yang membatasi ruang gerak, a/ pikiran dan logika manusia saja, karena manusia itu masih lekat dalam keberdosaan. Maria a/ ibu dari anak2 Allah. Amien.

    ReplyDelete