
Sejak beberapa hari terakhir, saya merenungi tentang sebuah kata, yakni kata 'adil'. Mengingat ada beberapa teman saya yang merasa diperlakukan tidak adil, atau mereka yang tidak melakukan hal yang adil kepada orang lain secara sadar.
Saya jadi berpikir kenapa sulit untuk kita melakukan hal-hal yang bersifat adil meski keadilan adalah dambaan, harapan setiap orang dalam berbagai bidang (bukankah olahraga pun harus bersikap adil/fair?)
Sering dari kita merasa diperlakukan tidak adil. Sejak kecil pun kita sering melihat atau diperlakukan tidak adil. Mungkin oleh orang tua, kakak, adik, saudara, teman. Mungkin kita melihat orang tua kita lebih besar kasih sayangnya kepada orang lain dan kita merasa tidak adil. Mungkin kita sudah berusaha sedemikian kerasnya dalam bekerja, tetapi orang lain yang mendapat penghargaan. Mungkin kita sudah berusaha melakukan yang terbaik dalam relationship kita dengan pasangan, namun pasangan tetap saja memperlakukan kita secara buruk dan tidak peduli dengan semua usaha kita.
Apa pun alasan atau contoh yang Anda sampaikan, saya yakin Anda pernah merasa ketidakadilan hinggap di salah satu pojok perjalanan hidup Anda. Saya rasa tidaklah terlalu susah untuk bersikap adil. Kenapa? Kalau Anda hanya mau sekedar bersikap adil, Anda hanya perlu untuk menemukan 'titik tengah' agar kedua belah pihak sama-sama puas. Tetapi ketika Anda perlu untuk memutuskan keputusan yang adil DAN bijaksana ... hmm, ini baru susah karena tidak semua dari kita memiliki kebijaksanaan.
Saya ambil contoh kita memiliki kain selebar 10 meter dan ingin membaginya menjadi dua bagian untuk dua orang. Dikatakan adil jika masing-masing pihak memperoleh kain selebar 5 m. Hanya saja, jika dua orang itu berbeda fisiknya (katakanlah yang satu gemuk sehingga 5 m tadi kurang untuk membuat sebuah baju, sementara yang satunya kurus sehingga kain tadi terbuang percuma) apakah tindakan membagi dua sama besar itu adil? Jelaslah bahwa keputusan yang adil itu tidaklah selalu bijaksana. Adalah hal yang bijaksana ketika kain tadi dibagi menjadi dua bagian dengan 6m untuk si gemuk dan 4 m untuk si kurus. Dengan begitu keduanya bisa memperoleh baju tanpa ada kain yang terbuang percuma. Adil yang mengandung kebijaksanaan tidak melulu tentang 50-50 nilainya. Bisa jadi nilainya 20-80 tetapi mereka merasa puas dengan keputusan keadilan yang diambil.
Sayangnya, kita sering menggabungkan kata adil dan bijaksana. Padahal sesungguhnya hal itu tidak akurat dan tak serasi. Kalau adil, bilang saja adil, artinya sama rasa sama rata. Tetapi, bijaksana belum tentu adil. Bahkan belakangan ini, sesuatu yang digolongkan bijaksana ternyata lebih sering dimaknai negatif. Saya tidak tahu ada berapa juta atau milyar orang yang merasa dirinya tidak diperlakukan secara adil di dunia dan saya yakin sampai ketika saya meninggal nanti pun akan ada orang-orang yang diperlakukan tidak adil dan juga melakukan hal-hal yang tidak adil. Akhir kata ketika teman-teman saya selesai berkeluh kesah tentang ketidakadilan yang mereka dapatkan atau lakukan, saya hanya berpikir bahwa ketika semua orang merasa bahwa hidup mereka tidak adil ... disanalah keadilan ada.
Dan, bukankah adil ketika semua orang diperlakukan secara tidak adil? - tre haushinka
A dark conclusion (again)? Well, nevertheless, made some points there. Great excerpt man :) keep writing! Gbu
ReplyDelete