Wednesday, February 29, 2012

Pekerjaan Anda tidak membuat Anda naik level? Mungkin ini penyebabnya

"Duuh Tre, kayanya kerjaan gw banyaaak bener deh tapi gw gini-gini aja dari tahun ke tahun. Sedangkan temen gw kayanya yang kerjaannya dikit, bisa jalan-jalan kesana kemari, promosinya dapet terus tuh tiap tahun. Iri gw, tre!"

Siapa yang nggak iri dengan keadaan promosi atau naik level yang terus menerus datang, bisa jalan-jalan dan lainnya? Permasalahannya, kebanyakan dari kita hanya bisa iri-iri-iri dan iri semata.

Saya sendiri pun terkadang iri dengan beberapa rekan kantor yang tampaknya, kok, pekerjaannya nyantai tapi kok gajinya lebih besar, atau promosinya lebih cepat atau lainnya. Yah, masih dalam tahap wajar sih irinya, tapi saya penasaran juga apa sih yang bikin mereka bisa mendapatkan itu. Dari pengamatan yang saya dapat, ternyata jawabannya adalah seberapa besarnya tanggung jawab pekerjaan Anda.

Anda mungkin bekerja di luar job desc Anda. Anda mungkin mengerjakan sekaligus pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang terkadang rasanya tidak penting untuk Anda lakukan. Atau mungkin porsi pekerjaan Anda lebih dari seharusnya karena Anda juga terkadang mendapat pekerjaan dadakan atau mengerjakan pekerjaan rekan kerja Anda. Anda merasa Anda layak mendapat apresiasi lebih, namun nyatanya tidak padahal Anda sudah bekerja dan semua sudah Anda kerjakan seperti kuli.

Pertanyaan saya adalah, apakah pekerjaan Anda memberikan porsi tanggung jawab yang besar kepada Anda? Karena tidak semua pekerjaan memiliki porsi tanggung jawab yang besar. Kalau Anda mau menjadi besar dan berhasil, Anda harus mengambil atau mendapat porsi tanggung jawab yang lebih besar. Tidak percaya?

Benar bahwa semua pekerjaan pasti memiliki tanggung jawab. Bahkan di kantor pun, para Office Boy dan Office Girl memiliki tanggung jawabnya sendiri, tetapi seberapa besarkah porsi tanggung jawab itu dampaknya terhadap perusahaan? Mari kita lihat para pemilik perusahaan. Saya rasa sebagian besar dari mereka hanya memantau dan tidak bekerja seperti kuli, toh? Mereka mungkin hanya datang sesekali, menandatangani ini dan itu, mengadakan rapat dan kemudian plesiran ke luar negeri. Kok bisa? Ya, karena tanggung jawab yang mereka emban jauh lebih besar dari para bawahannya. Apabila terjadi sesuatu yang berantakan yang terjadi di bagian bawah, para pemimpin perusahaan inilah yang akan dicecar pertama kali oleh pihak luar.

Contoh yang lebih mudah adalah, ketika Anda makan di restoran dan Anda sama sekali tidak puas dengan pelayanan yang diberikan, misalnya makanannya sangat lama sekali keluar atau terjadi hal-hal yang benar-benar di luar batas kesabaran Anda. Siapa yang Anda cari? Tentu supervisor atau bahkan mungkin manajernya, bukan? Anda tidak memanggil kasir, atau tukang bersih-bersih atau pelayan. Kenapa? Karena Anda mencari seseorang yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar agar Anda bisa mendapatkan pelayanan atau jawaban yang lebih memuaskan. Supervisor tersebut tidak melakukan pekerjaan fisik seperti memasak makanan, tidak membersihkan meja atau mengatur meja tetapi beban tanggung jawabnya ada di pundaknya.

Tanggung jawab itulah yang membuat seseorang bisa dibayar lebih mahal oleh perusahaan. Kalau saja seorang office boy diberikan kesempatan untuk memikul tanggung jawab seorang manajer dan dia bisa melakukannya dengan baik, saya rasa tidak heran kalau pemimpin perusahaan mengangkat posisinya secara drastis, bukan?

Ingat bahwa ketika pertama kali kita diinterview oleh perusahaan, pertanyaan yang kerapkali diajukan oleh perusahaan adalah "Apa yang bisa Anda lakukan atau berikan untuk perusahan ini?" Tentu saya rasa jawabannya adalah kontribusi. Permasalahannya, sebesar apakah kontribusi Anda? Bahasa lainnya, segila apa Anda berani mengemban tanggung jawab Anda?

Anda bisa mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain, tetapi jangan pernah mendelegasikan tanggung jawab dan jangan pula menghindar dari tanggung jawab Anda. Kalau Anda seorang pengusaha properti dan ingin membuat sebuah kompleks cluster perumahan, tentu bukan Anda yang mengukur tanah, memecah batu, mengebor tanah, memasang kusen, mengecat tembok dan lainnya bukan? Semua pekerjaan itu bisa Anda delegasikan ke Agency yang bisa Anda bayar untuk pekerjaan itu. Anda bisa mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain.

Jadi, bukan jenis pekerjaan yang membuat Anda naik level, tetapi kemampuan Anda untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan Anda itulah kunci dari kesukesan yang Anda bisa raih. Terlepas dari apakah Anda seorang profesional yang bekerja di kantor atau seorang yang memiliki bisnis sendiri, saya rasa prinsip tanggung jawab ini berlaku untuk setiap orang. Bahkan sepertinya untuk seseorang yang memiliki usaha sendiri, beban tanggung jawabnya lebih besar lagi karena dia tidak hanya bertanggung jawab untuk diri sendiri tetapi juga untuk para manusia yang bekerja kepadanya.

Anda mungkin menemukan kesalahan yang terjadi di tengah jalan dan mungkin kesalahan yang terjadi, bukanlah kesalahan Anda melainkan kesalahan anak buah Anda. Dan Anda sebagai atasannya harus bertanggung jawab akan apa yang menjadi kesalahan anak buah Anda. Bukan ikut melemparkan tanggung jawab Anda kepada anak buah Anda, karena ketika Anda melemparkan tanggung jawab itu, kualitas Anda sebagai atasan akan dipertanyakan.

Anda mungkin mengerjakan ini-itu. Tetapi apakah pekerjaan Anda memiliki bobot tanggung jawab yang besar? Kalau jawaban Anda tidak, ya tidak heran kalau Anda berada di level itu-itu saja. Tetapi kalau Anda mau maju dan naik level, jangan hanya menunggu kapan Anda akan diberikan tanggung jawab lebih.

Sebaliknya, majulah meminta tanggung jawab lebih kepada atasan Anda. "Pak / Bu, saya rasa saya bisa melakukan lebih daripada apa yang saya kerjakan sekarang, bisakah saya diberikan kesempatan untuk mencoba mengemban tanggung jawab yang lebih besar dari sekarang?" Tentunya, sebelum Anda mengajukan permintaan semacam ini, kualitas mental dan lainnya sudah harus Anda pikirkan.

Akhir kata, saya tidak terkejut dengan rekan kerja saya yang tadinya hanya selevel dengan saya tadinya dan tahun ini sudah dipromosikan sebagai Senior Manajer hanya dalam waktu beberapa tahun bekerja karena terbukti, dia bisa mengemban tanggung jawab yang begitu besar meskipun setelah dia naik jabatan mengakibatkan dia jarang di kantor, plesiran ke berbagai kota untuk menghadiri acara ini dan itu dan tidak banyak melakukan pekerjaan fisik (seperti saya) yang hanya diam di dalam kantor.

Tetapi toh, seperti kata saya, pekerjaan bisa didelegasikan, tetapi tanggung jawab? Hanya orang yang tidak mau naik level yang mendelegasikan tanggung jawab.
Bukankah sama dengan hubungan asmara? Dimana orang yang tadinya pacaran lalu memutuskan untuk menikah, mereka dianggap naik level. Kenapa? Karena mereka berani memikul tanggung jawab yang lebih besar kepada diri mereka, keluarga besar mereka, pasangan, anak nantinya, dan lainnya. Jadi, bagaimana dengan Anda? Siap untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar dari apa yang Anda miliki sekarang? Siap untuk naik level? Saya harap iya.

Sunday, February 26, 2012

Komputer baru

"Aku benar-benar tidak mengerti. Ketika kubutuhkan dirimu, engkau selalu tidak mengerti. Terpaksa, dengan berat hati aku berpindah hati. Selamat sayang cintaku. Oh, laptop HP-ku."

Setelah hampir berapa bulan berkeluh kesah dengan laptop kesayangan saya. Akhirnya saya memutuskan untuk PUTUS HUBUNGAN dengan laptop tersebut. dan jawabannya? Yeap! Komputer baru! Ho ho ho. Sebenarnya sih udah sekitar 1 bulanan belinya cuma karena baru keinget, baru bikin log deh soal PC baru ini.

Awalnya saya menggunakan laptop Hewlett-Packard tipe HP pavilion Dv6700 Special Edition, namun apa daya, karena sudah umur dan juga waktunya (mungkin), laptop tersebut rusak. lagipula saya membeli laptop tersebut dari teman karena dia sedang butuh uang saat itu.

Rusaknya laptop saya bukan yang gimana sih, tapi sepertinya rusaknya karena ada masalah di graphic card-nya karena terkadang nyala, terkadang tidak. Kalaupun menyala, terkadang screennya jadi ada 'lumut-lumut' gitu (susah dijelaskan dengan kata-kata), jadi seringkali emosi dan kemarahan yang saya dapatkan ketika saya sedang benar-benar membutuhkan laptop saya untuk beroperasi dengan benar dan baik.

Berhubung saya tidak terlalu mengikuti perkembangan komputer dan rekan-rekannya, saya meminta bantuan adik saya untuk mencarikan saya komputer PC. Tadinya sih mau ambil iMac. Memang sih enak sekali menggunakan Mac (karena di kantor pun saya memakai Mac), namun setelah pertimbangan akan program, upgrade-ablenya(kalo Mac cukup ribet kalo mau upgrade-upgrade), dan juga program-programnya, akhirnya diputuskan saya tetap beralih ke PC saja.

Budget saya? sebenarnya sih 6 jutaan, tapi saya pikir-pikir. Ah, nanggung lah, sekalian saja spec agak mahal dikit, agar makainya lebih puas. Jadilah adik saya memberikan saya alternatif beberapa pilihan spec, yang mana specnya jatuh sebagai berikut :

Procesor : Intel Core i5 2320
Motherboard : Gigabyte GA-H61M-S2P-B3
Memori : Corsair 3333C9 4Gb
Graphic Card : Digital Alliance GTX550 Ti Sonic
Harddisk : 500Gb WDC Sata3 + 1TB Seagate Sata3
DVD ROM : Sony DVD Rw
Monitor : Dell 22" LED Widescreen
Power Supply : Corsair CX-500
Casing : Thermaltake V4 Black Edition

Untuk kalian yang menanyakan berapa total harga PC dengan spec di atas, harganya 8.7 juta saja? Hiks... Beruntunglah di jaman ini ada fasilitas yang namanya cicilan kartu kredit. Yah, setidaknya (mudah-mudahan) saya tidak perlu mengganti komputer baru untuk setidaknya 5-7 tahun ke depan. Amin.

Friday, February 24, 2012

Jangan biarkan keterikatan Anda membuat Anda menyesal.

"Salah satu kesusahan kita dalam hidup adalah kita berpegang kepada banyak sekali hal-hal yang melekat dalam hidup kita. "

Terkadang sangatlah susah untuk lepas dari sesuatu yang sudah melekat kepada kita karena kebiasaan. Kita sulit untuk menjauh dari sesuatu yang kita jaga. Begitu banyak hal yang begitu membuat kita menjadi kecanduan.

Saya ambil contoh yang mudah saja, rasanya mungkin sebagian besar remaja / orang di sekitar saya begitu susah dan sulit untuk tidak menggunakan Blackberry atau iPhone dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mungkin tidak akan masalah apabila 1-2 hari mereka tidak menggunakannya, namun keinginan untuk mau dan bisa lepas itulah yang sulit untuk dilakukan.

Mereka membawa gadget kesayangan mereka kemana pun mereka pergi. Apabila tidak menggunakannya sehari saja susah, apalagi untuk menjauh selama seminggu penuh? Itu baru soal gadget, belum soal yang lebih parah seperti keterikatan narkoba, pornografi, masturbasi, judi, addicted shopping dan lainnya.

-------------------------------------

Jadi, dari begitu banyaknya hal yang bisa membuat kita begitu erat dan susah untuk melepaskannya, ada sebuah pertanyaan yang berkecamuk di kepala saya dan saya tanyakan kepada diri saya saat saya mencoba untuk membuat diagram prioritas atau pada saat menentukan dimana 'strength' saya. Pertanyaannya ialah "Apakah kira-kira hal yang tidak bisa saya dapatkan kembali?"

-------------------------------------

Apakah Anda sadar bahwa tidak semua hal dapat digantikan? Saya yakin Anda secara nalar setuju dengan saya. Memang ada banyak hal dalam hidup yang tidak akan bisa Anda dapatkan kembali ketika Anda kehilangan hal tersebut. Jawaban terbaik mungkin adalah waktu. Kita tidak akan pernah bisa memutar balik waktu. Nah, kepada hal-hal yang tidak dapat tergantikan ini, saya ingin Anda memegang erat-erat benar hal-hal tersebut karena toh, waktu tidak dapat tergantikan dan diputar kembali.

Anda tidak bisa mendapatkan kembali waktu Anda untuk keluar bermain dengan anak-anak Anda karena Anda tidak menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja Anda.
Anda tidak bisa mendapatkan kembali pernikahan Anda jika tindakan dan perilaku Anda yang menyebabkan pernikahan tersebut benar-benar hancur.
Anda tidak dapat mendapatkan kembali integritas Anda yang sudah Anda bangun bertahun-tahun karena suatu alasan tertentu Anda memutuskan untuk mengambil jalan pintas untuk keuntungan atau kesenangan sesaat.

-------------------------------------

Saya yakin tidak ada slip gaji atau promosi sebesar apa pun yang sebanding dengan betapa berharganya waktu yang Anda habiskan dengan keluarga Anda.
Saya yakin tidak ada kebiasaan keras kepala yang sebanding dengan harga pernikahan Anda.
Saya yakin tidak ada kompromi yang sebanding dengan pentingnya pengembangan karakter Anda.

Jadi, prioritaskan apa yang benar-benar penting dalam hidup Anda dan peganglah hal tersebut dengan apa pun yang Anda miliki. Lawanlah hal-hal yang sekiranya memaksa Anda melepaskan secara pelan-pelan hal-hal yang Anda pegang erat tersebut. Sadarkah Anda bahwa kita seringkali berpegang erat kepada hal-hal yang sebenarnya tergantikan?

-------------------------------------

Banyak orang mementingkan pekerjaannya yang seakan adalah segalanya dibanding menghabiskan waktu berkumpul bersama keluarga.
Banyak orang mementingkan hartanya dibanding membantu anggota keluarga yang secara finansial tidak akan membuat mereka bangkrut.
Lepaskan hal tersebut dan mulailah mengganti pegangan Anda kepada hal-hal yang tidak tergantikan dalam hidup Anda, atau Anda mungkin akan menyesal karena Anda tidak dapat menggantikan hal tersebut dengan apa pun juga.

Goodbye Chelsea 20 Feb 2012

"Dogs are not our whole life, but they make our lives whole." ~ Roger Caras

Sepertinya belum lepas beberapa saat setelah kami sekeluarga kehilangan Owen, kini kami harus juga kehilangan satu lagi anggota keluarga kami, Chelsea. Anjing Pomeranian yang senyumnya paling menyegarkan, lucu, baik (diapain aja mau), tidak berisik dan penurut dan memiliki bulu hitam di punggungnya.

Chelsea meninggal tanggal 20 Feb 2012 sore hari, sekitar pukul 5 sore karena terjadi pendarahan. 3 hari sebelumnya, memang Chelsea berbeda keadaannya dengan hari-hari biasanya. Kencingnya sangat sedikit, nafsu makannya berkurang dan tidak terlalu banyak bergerak dan napasnya pun sepertinya sulit. Meskipun tampak sekali dia tidak bisa banyak bergerak, berdiripun hanya berdiri diam di tempat, susah untuk berjalan.

-------------------------------------

Bergegas kami membawanya ke salah satu dokter hewan langganan kami esok paginya. Memang Chelsea terakhir menjalani operasi karena hamil, tetapi anaknya meninggal semua. Setelah dokter mengecek, ternyata isi perut Chelsea berantakan (saya juga kurang mengerti berantakan ini apa, karena sebenarnya ini ada istilah kedokterannya) dan lengket sekali. Bahkan pada saat bekas operasinya dibuka, darah langsung memuncrat yang menandakan ada masalah dengan bekas operasian terakhir. Ditemukan juga ada satu mayat anak Chelsea yang masih berada di dalam perutnya yang mati dalam posisi U seperti magnet karena tergencet oleh isi perutnya. Otomatis, dokter langganan keluarga kami pun marah, ngomel dan memaki siapapun dokter yang pada saat mengoperasi Chelsea karena tidak memasukkan isi perutnya secara benar. Maklum, dokter langganan kami ini juga sedari dulu menyukai Chelsea juga.

-------------------------------------

Karena isi perut Chelsea yang berantakan dan juga ada mayat anaknya yang tersisa di dalam perutnya, rupanya hal tersebut yang menjadikan perutnya menjadi sakit dan pencernaannya kurang bagus. Dokter meminta agar Chelsea dititipkan selama 2 hari agar bisa diinfus supaya nafsu makannya bertambah.

-------------------------------------

Setelah 2 hari dititipkan di dokter, paginya sekitar pukul 8 pagi, Chelsea sudah lumayan tampak baikan, meskipun dia jadi lebih pendiam, tatapan matanya pun sedih seperti menahan sakit dan badannya tidak bisa terlalu banyak bergerak. Dokter bilang harus tetap dikontrol supaya kencingnya lancar terlebih dahulu. Di rumah, kami menyiapkan tempat khusus untuk Chelsea agar dia tidak diganggu oleh anjing-anjing lainnya terlebih dahulu, tidak lupa kami juga menyiapkan beberapa makanan kaleng berisi daging untuk merangsang nafsu makannya.

-------------------------------------

Esoknya, di pagi hari saya sempat melihat Chelsea dan dia pun tampak baikan, saya juga sempat mengelus-elus punggungnya dan dia tidur nyenyak. Malam hari setelah saya selesai mengikuti kelas di gereja, saya iseng melihat status update di Blackberry saya dan sangat terkejut melihat status update dari mama saya yang menulis "Akhirnya Chelsea pergi." Saya kaget dan panik, langsung saya menelepon mama saya dan menanyakan apakah Chelsea meninggal. Jawabannya iya, ternyata Chelsea meninggal di sore hari karena kondisi tubuhnya terus melemah. Sontak, saya yang tadinya mau menikmati kwetiaw bersama teman gereja, jadi tidak nafsu makan sama sekali karena semua memori tentang Chelsea serasa diputar lagi.

Semua fun time bersama dia, senyumnya dia, gonggongannya, betapa lucunya tingkah dia, betapa manjanya dia karena selalu minta dielus-elus punggungnya. Kalau saya sudah sedih, kakak saya sampai sembab karena menangisi kepergian Chelsea. Saya sendiri tidak sempat melihat mayat Chelsea karena saya sudah sangat larut malam pulang dari acara gereja sehingga tidak sempat memberikan pelukan terakhir untuk Chelsea.

Sekarang Chelsea sudah tiada. Mungkin sudah sekitar 5-6 tahun lebih Chelsea bersama kami sekeluarga. Begitu banyak memori yang terjadi bersama Chelsea. Saya pun masih menangis kalau melihat video-video memori dari Chelsea. Tidak bisa lagi saya memanggil nama "Ezi..ezi". biasanya kalau saya memanggil nama Chelsea dengan itu, dia pasti langsung berpose "Siaga 1" untuk minta dielus dan senyum.

-------------------------------------

Terima kasih Chelsea, sudah mampir ke keluarga kami. Memberikan kami sekeluarga keceriaan dan memori yang indah. Kami tidak akan pernah melupakanmu. Kami yakin engkau sedang bermain di surga bersama Tuhan Yesus dan Tuhan menjaga engkau lebih baik lagi daripada kami sekeluarga. Kami tidak akan melupakanmu Chelsea, kami akan merindukan senyummu dan semoga kami dapat melihatmu kembali ketika kami pulang ke rumah Bapa nantinya. Selamat jalan Chelsea. Kami sekeluarga menyayangimu.

-------------------------------------

Berikut adalah beberapa foto Chelsea dalam kenangan (nanti diupdate)


Wednesday, February 8, 2012

Pertanyaan untuk para pemimpin

Remember the difference between a boss and a leader; a boss says "Go!" - a leader says "Let's go!" ~E.M. Kelly

Saya ingin memberikan kepada Anda, sebuah pertanyaan bermutu tentang leadership yang dapat Anda tanyakan kepada diri Anda setiap hari. Saya yakin pertanyaan ini dapat secara signifikan mempercepat proses leadership yang Anda miliki saat ini. Pertanyaan ini berlaku untuk siapapun. Entah Anda adalah seorang manager, staff, guru, orang tua, anak muda. Siapapun Anda terlepas dari seberapa besar pengaruh Anda. Pertanyaannya adalah :

"Bagaimana saya bisa membantu Anda sukses di sesuatu hari ini?"

Terdengar simpel, tetapi pertanyaan ini dapat merubah standar tentang leadership kepada orang-orang yang sudah melakukan: penetapan visi, menetapkan goals, mengharapkan kesuksesan, dan menunggu hasil. Terdengar enak dan sangat memiliki otoritas, bukan? Sesuatu yang para pemimpin akan lakukan.

Permasalahannya terkadang ada masalah-masalah yang timbul, banyak gesekan terjadi, dan mungkin orang-orang bawahan Anda tidak mampu menyelesaikan tugas yang Anda berikan kepada mereka secara maksimal. Dan karena mereka tidak bisa sukses dalam tugas mereka, tentu saja visi dan tujuan yang Anda harapkan juga tidak akan tercapai.

Tetapi banyak pemimpin tidak sadar bahwa sebelum kesuksesan dari visi atau tujuan Anda tercapai, kesuksesan dari orang-orang yang Anda pimpin harus lebih diprioritaskan. Banyak orang yang mengaku sebagai leader, namun mereka tidak mengerti hal ini. Hal ini bukan berarti hanya mengerjakan sesuatu di luar zona nyaman Anda. Tetapi pemimpin-pemimpin juga harus memperlengkapi dan memberdayakan sumber daya. (equipping and empowering). Hal ini adalah tentang melakukan semuanya baik tenaga, potensi, kemampuan yang ada di dalam diri Anda untuk memberikan effort lebih kepada orang-orang yang Anda pimpin kepada posisi dimana mereka bisa mencapai kesuksesan mereka.

Kesuksesan mereka akan menguntungkan banyak pihak.
Mereka memiliki kepercayaan diri yang lebih terhadap diri mereka sendiri.
Mereka akan lebih berdedikasi kepada Anda
Anda adalah penentu awal kesuksesan mereka.
Visi atau tujuan Anda akan lebih mudah dicapai dengan kesuksesan mereka.

Apabila Anda seorang bos, tanyakan kepada anak buah Anda, apakah sistem yang telah berjalan saat ini diperusahaan membantu mereka dalam menjalankan tugas mereka, atau malah membuat mereka lebih susah melakukan pekerjaan mereka?

Apabil Anda seorang ayah/ibu, daripada hanya menuntut anak Anda mendapatkan nilai yang lebih baik di sekolah, tanyakan kepada mereka kira-kira apa yang bisa Anda lakukan untuk mereka agar mereka dapat mendapat nilai lebih bagus saat ujian berikutnya.

Apabila Anda seorang suami, tanyakan kepada istri Anda, apa yang harus Anda lakukan sehingga secara spiritual, istri Anda dapat menjadi lebih nyaman dengan Anda.

Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan membutuhkan sedikit kerja keras Anda, tetapi semua usaha yang Anda lakukan untuk membawa siapapun kepada kesuksesan adalah sebuah usaha yang mahal harganya, karena tidak semua pemimpin melakukannya.

Jakarta IS NOT a big city. What is it then?

"Kita semua mungkin setuju apabila kita menyebut Jakarta adalah sebuah kota besar. Sebuah kota metropolitan yang lengkap dengan segala kemewahan dan kemegahannya."

Kota yang sudah berusia lebih dari 400 tahun ini tampaknya memiliki semuanya. Mulai dari makanan, gaya hidup, fesyen, tempat-tempat nongkrong dan lainnya.

Jakarta memiliki daya tarik untuk menarik siapa pun datang mengunjunginya dan tinggal di dalamnya. Beberapa waktu lalu, muncul wacana bahwa Jakarta tidaklah lagi memadai untuk disebut ibu kota Indonesia.

Terlalu banyak masalah pelik yang muncul di Jakarta dan tidak kunjung terselesaikan masalahnya sehingga muncul wacana untuk 'memindahkan' ibukota ini ke beberapa kota besar di Indonesia seperti ke Kalimantan atau lainnya.

Kampung yang tidak kampungan
Saya sendiri setuju untuk hal ini. Di mata saya pribadi, Jakarta sudah tidak lagi cocok dan nyaman serta aman untuk dijadikan ibukota negara Indonesia. Untuk saya pribadi, Jakarta bukanlah sebuah kota besar melainkan sebuah KAMPUNG BESAR. Kok bisa? Karena ada begitu banyak pendatang yang datang ke Jakarta. Notabene sebagian besar mayoritasnya adalah orang kampung yang berusaha mencari sesuap nasi di Jakarta atau mencoba merubah nasib mereka di Jakarta.

Maaf apabila mungkin tidaklah enak didengar ketika saya menggunakan kata 'kampung'. Apabila Anda tidak setuju dengan kata 'kampung' yang saya gunakan, tidak apa, meskipun Anda mungkin akan setuju dengan saya saat Anda menengok betapa lengangnya Jakarta saat lebaran tiba. Yang berarti sebagian besar penduduk Jakarta hanya sedikit. Sisanya 'pulang kampung' ke kampungnya masing-masing. Berarti benar bahwa sebagian besar penduduk Jakarta adalah benar orang kampung.

Saya tidak mendiskreditkan pendatang atau orang yang ingin mencari penghidupan yang lebih baik di kota besar. Tetapi tolong bedakan antara 'kampung' dengan 'kampungan'. Kampungan adalah cara berpikir, sikap dan ego dan tidak mau berubah dan tidak bisa dan tidak mau diatur. Benar, bahwa ada ada sebagian orang kampung yang saya temui tidaklah kampungan. Namun, sialnya sebagian besar orang kampung yang datang ke Jakarta ternyata 'kampungan'.

Gesekan sosial
Menurut saya, Jakarta dirusak oleh orang kampung yang kampungan ini. Mereka membawa serta sikap dan cara pikir mereka yang masih tertanam di desa atau kampung ketika mereka datang ke ibukota. Mereka tidak mengerti (dan tidak pernah bisa mengerti), bahwa ketika mereka datang ke ibukota, berarti mereka seharusnya meng-upgrade kualitas hidup mereka untuk merubah status sosial mereka dari orang kampung ke orang kota. Jadi seharusnya cara pikir mereka juga berubah menjadi lebih baik dan siap untuk memasuki sebuah 'kota'.

Kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya. Justru orang-orang kampung ini berusaha merubah Jakarta yang notabene sudah menjadi sebuah kota menjadi kampung. Mereka membawa kebiasaan buruk mereka di kampung tanpa mereka sadari mereka tinggal di kota. Saya jadi ingat saat saya makan di salah satu restoran salah satu mal di Jakarta, ada sebuah keluarga yang ikut makan disana. Dan mereka dengan seenak jidatnya membuang tissue ke lantai -baik sang anak, sang ibu dan sang anak- dan ketika seorang pelayan menegor bapak itu untuk tidak sembarangan membuang sampah sembarangan di restoran itu, sang bapak dengan bangga dan kampungannya berkata kepada sang pelayan "Halah! Di kampung saya aja yang restorannya lebih bagus gapapa, kok buang tissue begini."

Tidakkah sang bapak itu sadar bahwa ia dan keluarganya tidak sedang berada di kampung mereka? Tidakkah mereka sadar bahwa mereka sedang berada di kota bernama Jakarta yang juga memiliki aturan dan tata krama sendiri? Apabila mereka tidak bisa mengikuti irama dan peraturan yang ada dan tidak mau merubah kebiasaan kampungan mereka, saran saya lebih baik jangan datang ke kota, cukuplah Anda di kampung Anda sendiri.

Konflik tetaplah konflik
Contoh diatas hanyalah contoh kecil. Pernahkah Anda mengetahui ada berapa banyak macam orang kampung yang datang ke Jakarta? Bisa jadi semua suku dan ras yang ada di Indonesia ada di Jakarta. Apa yang terjadi? Berikut ini yang terjadi :

Suku A ingin menjadikan Jakarta sesuai persis dengan kemauan suku A.
Suku B ingin menjadikan Jakarta sesuai persis dengan kemauan suku B.
Suku C ingin menjadikan Jakarta sesuai persis dengan kemauan suku C.
Penganut agama D ingin menjadikan Jakarta hanya memiliki agama D.
Penganut agama E ingin menjadikan Jakarta hanya memiliki agama E.

Ketika ada pihak yang tidak bisa menerima perbedaan, tindakan anarkislah yang terjadi. Anda bisa dengan mudah menemukan etnis A tawuran dengan etnis B, si agama A membakar tempat ibadah agama C, ras X membantai ras Y di jakarta. Penyebabnya? Simpel. Semata-mata karena pihak-pihak ini tidak bisa menerima perbedaan dan selalu melihat dari kacamata curiga.

Contoh-contoh lain
Lihatlah betapa banyaknya orang kampungan yang selalu melakukan rusuh saat pertandingan sepak bola. Lihatlah betapa banyaknya orang kampungan yang dengan bangganya menaiki atap bus beramai-ramai.

Lihatlah betapa banyaknya orang kampungan yang meledakkan petasan saat musim puasa entah siang entah malam tanpa mau berpikir bahwa ada orang-orang yang tidak ikut berpuasa dan juga membutuhkan istirahat.

Lihatlah betapa banyaknya orang kampungan yang naik keatas kereta tanpa mau berpikir bahwa hal tersebut membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Lihatlah betapa banyaknya orang kampungan yang tidak mau diatur saat berlalu lintas. Untuk hal ini saya paling kesal dengan motor yang tidak menyalakan lampu saat malam hari. Tidakkah mereka tahu dengan tidak menyalakan lampu motor mereka saat malam hari, resiko mereka tertabrak lebih besar. Namun sepertinya entah kenapa, untuk mereka, hal tersebut sangatlah keren dan macho.

Lihatlah betapa banyaknya orang 'kampungan' yang menggelar acara hajatan atau pernikahan hingga bisa-bisanya menutup jalanan dan membuat orang lain berputar-putar untuk bisa pulang. Saya sendiri pernah hampir tidak bisa pulang ke rumah karena ada beberapa hajatan yang berlangsung bersamaan yang mana semua jalan menuju rumah saya ditutup namun mujur ada satu hajatan yang akhirnya membuka jalan, entah apa jadinya kalau tidak.

Lihatlah betapa banyaknya orang kampungan yang bernaung diatas panji-panji agama dan ras serta suku. Ini menurut saya yang benar-benar kampungan. Mereka merusak, membunuh, merampas hak orang lain hanya karena membawa bendera-bendera keagamaan. Tidakkah mereka sadar bahwa di kota Jakarta dan bahkan di Indonesia, ada beberapa agama?

Ingat, yang namanya kota bukan kampung
Lihatlah rekan kerja Anda di kantor, bisa jadi Anda akan menemukan begitu banyak rekan Anda yang ternyata bukan berasal dari Jakarta. Bisa jadi mereka dari luar kota atau luar pulau. Pernahkah Anda bertanya kenapa mereka mau hidup di Jakarta? Jawaban standardnya, ya karena Jakarta memberikan segudang impian. Mereka merasa lebih berkembang di Jakarta. Mereka merasa lebih 'hidup' kalau tinggalnya di Jakarta?

Atau tidak usah terlalu jauh, apabila Anda tinggal di sebuah komplek perumahan. Anda akan dengan mudah menemui semacam perkampungan yang lokasinya berada di belakang komplek Anda atau berada tidak jauh dari lokasi komplek Anda. Atau ketika Anda mencari jalan tikus, bukan tidak mungkin, jalur yang Anda ambil akan melewati perkampungan dengan gang yang sempit, jalan rusak dan lainnya. Jadi, Jakarta itu sebenarnya bukan dipenuhi oleh mal atau gedung besar, tetapi oleh perkampungan. Dari lantai 43 kantor saya pun, saya bisa melihat ada perkampungan yang berada tepat di belakang kantor saya.

Susahnya jadi Jakarta
Untuk hal ini, seharusnya masing-masing daerah mengembangkan potensi daerahnya masing-masing agar beban Jakarta lebih ringan. Yang saya tahu, posisi tanah di Jakarta semakin tahun semakin ambles karena terlalu banyak beban yang ditanggungnya baik dari jumlah penduduk maupun bangunan. Saya bermimpi alangkah enaknya kalau para pendatang yang datang ke Jakarta tidaklah datang ke Jakarta, tetapi ikut membangun daerahnya masing-masing. Bukan tidak mungkin, keragaman budaya dan juga kreatifitas masing-masing daerah lebih terasa lagi.

Untuk mereka yang ingin datang ke Jakarta, sebaiknya mereka sudah tahu benar apa yang ingin mereka kerjakan, apa bekal yang mereka punya, sehingga pengangguran bisa lebih ditekan. Karena banyak orang yang datang ke Jakarta tanpa bekal sama sekali dan akhirnya mereka menjadi gelandangan, pengemis atau apapun yang akhirnya meningkatkan angka kriminalitas dan sialnya ketika mereka dipulangkan ke kampung asal mereka, mereka datang lagi ke Jakarta.

Parahnya ketika mereka mengetahui bahwa mereka tidak bisa apa-apa di Jakarta, mereka enggan pulang. Jadilah mereka menyerobot tanah untuk tetap bertahan hidup di kota. Kenapa mereka tidak pulang dan mencoba memulai dari awal kehidupan mereka di kampung mereka? Bukankah beban hidup mereka malahan seharusnya lebih 'murah' ketika mereka di kampung?

Tapi, nasi sudah berada di dalam dubur. Sudah begitu pelik permasalahan yang terjadi di Jakarta dari berbagai macam sisi. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengelus dada untuk setiap peristiwa, pertikaian dan perseteruan yang terjadi sambil berharap suatu hari nanti, Jakarta akan lebih baik ... Suatu hari nanti.

Wednesday, February 1, 2012

Goodbye Owen. 30 Jan 2012

"Dogs are not our whole life, but they make our lives whole." ~Roger Caras

Ini adalah kali kedua kami sekeluarga harus kehilangan anjing karena sakit dan meninggal. Setelah sebelumnya Snowi yang meninggal (klik di sini) Kali ini, kami harus kehilangan Owen.

Owen adalah anjing supermini pomeranian yang baru sekitar 3-4 bulan lahir di tengah-tengah keluarga kami. Owen lahir berbarengan dengan Ebi (anjing supermini Pom juga). Namun ukuran Ebi lebih besar sedikit dan berbulu hitam, sedangkan Owen berbulu putih. Memang sejak lahir, secara fisik Owen cukup lemah dan pernah nyaris meninggal karena jantungnya lemah namun beruntung masih bisa diselamatkan.

Kehadiran Owen menambah keceriaan di keluarga kami karena melihatnya berlari-lari kesana kemari sangatlah lucu dikarenakan ukurannya yang sangatlah mungil. Meskipun kecil dan mungil, dia aktif dan tidak takut, loh ngajak main anjing lainnya yang lebih besar yang ada di keluarga kami. Tapi terkadang kasihan juga sih liatnya, karena dia kecil, jadi dia suka di"bully" oleh Ebi. Misalnya lagi enak-enak jalan, tau-tau dia "ditubruk" oleh si Ebi. Atau kalau sedang mau makan, dia harus terpaksa "mengalah" karena dia mungil.

Dia punya kebiasaan tidur di bawah rak makanan atau kolong bangku karena kecil. Dan kami sekeluarga takut kalau-kalau dia jatuh ke lubang pembuangan air di kamar mandi. Karena memang lubang pembuangan air saja lebih besar dari tubuhnya. Owen juga jarang gonggong, meskipun dia suka meronta kalau dia diganggu Ebi. 2 hari sebelum meninggalnya Owen, dia sempat digigit oleh Cheryl karena ikut-ikutan makan jatah makanan si Cheryl. Akibatnya dia digigit dan moncong kecilnya sempat berdarah sedikit. Langsung kakak saya memberikan obat tetes dan memberikan hadiah Owen 1 sachet madu supaya Owen melupakan sakitnya.

29 Januari 2012
Pukul setengah 8 pagi saat saya bangun, saya tidak melihat Owen. Saya memanggil-manggil namanya, namun tidak ada jawaban. Pikir saya, dia sedang tidur. Namun Oma saya memberitahukan bahwa Owen sedang dibawa ke dokter karena sakit. Tubuhnya kaku dan matanya tertutup. Untungnya Owen segera di bawa ke dokter anjing langganan keluarga kami. Sore harinya saya mendapat kabar bahwa Owen memiliki permasalahan di paru-parunya dan sedang diinfus. Mama saya sempat menulis di status BB-nya bahwa Owen harus sembuh. Saya sendiri juga berharap Owen segera sembuh karena kami sangat menyayangi Owen.

30 Januari 2012
Ketika pukul setengah 6 sore, saya sempat membaca status BB Mama saya yang mengatakan bahwa Owen sudah tiada. Malamnya, saat saya pulang ke rumah, ternyata benar bahwa Owen sudah tiada. Dia meninggal pukul 5 sore karena stroke dan juga paru-parunya bermasalah. Saya merelakan kepergian Owen. Anjing supermini Pom yang sangat lucu. Dari penjelasan yang saya dapat. Paginya, Owen sempat sehat dan bisa bermain kesana-kemari. Namun apa daya, daya tahan tubuhnya drop lagi sejak pukul 3 sore.

Dokter mengatakan bahwa Owen kedinginan. Anjing supermini Pom tidak boleh sering-sering tidur langsung terkena ubin lantai karena dingin, jadi seharusnya dia tidur diatas bantal atau di dalam kandang saja. Plus, ada kesalahan besar bahwa seharusnya Owen tidak boleh diberikan madu beberapa hari sebelum dia meninggal. Karena madu itu kental, jadinya paru-parunya agak kesusahan untuk bernapas. Seharusnya diberikan air biasa saja. Namun, apa daya, ketidaktahuan kami sekeluarga berakibat fatal.

-------------------------------------

Sekarang Owen sudah tiada. Hampir 3 bulan lebih Owen bersama kami sekeluarga. Waktu yang tidak cukup lama untuk bisa lebih bersenang-senang lagi. Namun kami semua dengan berat hati merelakan kepergian Owen. Terima kasih Owen, sudah mampir ke keluarga kami. Memberikan kami sekeluarga keceriaan dan memori yang indah. Kami tidak akan pernah melupakanmu. Kami yakin engkau sedang bermain di surga bersama Tuhan Yesus dan Tuhan menjaga engkau lebih baik lagi daripada kami sekeluarga. Maafkan ketidaktahuan dan kurangnya pengetahuan kami sekeluarga. Selamat jalan Owen.

-------------------------------------

Berikut adalah beberapa foto Owen dalam kenangan. Goodbye Owen.