Monday, January 5, 2015

Mencari Sepatu Lari? Mari Kenali Terlebih Dahulu Kaki Kita Sendiri

You've set a target, now make a run for it!! - Brooks

Oke, kali ini saya ingin menuliskan sedikit tips kepada Anda tentang bagaimana mencari sepatu lari yang cocok untuk Anda. Setelah mengalami cedera tulang kering beberapa hari sebelumnya sebelum 20.15Km Project, ternyata saya mungkin memiliki kesalahan dalam memilih sepatu lari. Selama ini saya berpikir bahwa semua sepatu lari itu sebenarnya sama saja, toh fungsinya sama, untuk lari, bukan? Ternyata salah. 

Saat liburan Natal kemarin saya sempat mengincar sepatu Nike Structure 18 yang teman saya gunakan. Dia mengatakan sepatu tersebut enak dipakai, tetapi saat saya dengan bersemangat ke toko Nike terdekat dan mencobanya hingga dua kali, sepatu tersebut tidaklah nyaman dengan saya karena saya merasa telapak kaki saya "dibengkokkan" ke bagian dalam. Dan ternyata kaki teman saya adalah type underpronator.

Jadi, hal pertama yang harus dilakukan sebelum membeli sepatu olahraga adalah mengenal terlebih dahulu kaki kita sendiri. Saya sendiri baru menyadari ada istilah normal, pronation, over pronation dan lainnya setelah teman-teman lari saya memberitahu saya. Bagaimana cara mengetesnya? Saya mengutip dari website runnersworld, berikut adalah hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang kaki kamu.


 Untuk bagian Arch, saya mencobanya dengan membasahi telapak kaki saya dan kemudian menginjak pasir sehingga bentuk kaki saya adalah flat. 
Untuk Motion Mechanics saya, setelah merekam cara saya berlari dengan kamera DSLR di treadmill, motion mechanics saya adalah normal. 
Dan cara saya menginjak tanah saat berlari adalah dengan midfoot strike (kamu juga dapat menggunakan video dengan slow motion di treadmill untuk melihat bagaimana cara kamu menginjak tanah saat berlari)



 Setelah mengetahui informasi tentang kaki saya sendiri, saya mencari kira-kira sepatu apa yang cocok untuk saya. Saya sendiri menggunakan Reebok dan Nike Free Run 5.0, tetapi berdasarkan cedera tulang kering terakhir yang saya alami, saya merasa kebutuhan saya adalah memiliki sepatu yang dapat menempuh jarak medium dan dapat sering digunakan untuk latihan sekitar 10-20km, memiliki sole yang cukup tebal(sebelumnya saya menggunakan Nike Free Run, namun tampaknya sole-nya kurang tebal) agar telapak kaki saya tidak merasa cepat panas dan tulang kaki saya tidak cepat lelah serta memiliki kontur untuk menopang midfoot strike saya. 

Setelah mencari-cari informasi lewat internet dan bertanya kepada teman-teman, ada beberapa pilihan sepatu yang mumpuni untuk saya yakni Asics, Brooks, Saucony dan Skechers. Saya sempat mencari informasi lewat website resmi masing-masing mereka, namun akhirnya pilihan saya jatuh kepada Brooks type Ghost 6 (yang mana sebenarnya yang terbaru adalah Ghost 7, hanya saja belum masuk ke indonesia) Kenapa saya memilih Ghost 6 ini? Simply karena sepatu ini cocok dan memenuhi semua kebutuhan saya (sole tebal, memiliki bantalan midfoot, warna oranyenya juga menarik) dan ditambah saya membeli sepatu ini dengan potongan harga 50% dengan total 750rb (lumayan banget kan harganya).

Saat saya pertama kali mencoba sepatu ini, yang benar-benar terasa adalah tebalnya sol sepatu ini sehingga menopang kaki saya dengan sangat baik. Posisi sole bagian dalamnya pun menurun sehingga telapak kaki saya tidak cepat letih. Bagian depan sepatu ini juga didesain agak mendongak sehingga ketika posisi kaki saya menyentuh tanah, sepatu ini dapat membantu saya berlari lebih mudah.

Brooks: Ghost 6
Brooks: Ghost 6 Logo
Brooks: Ghost 6 Bagian Belakang
Oh ya, untuk membeli sepatu olahraga / lainnya dengan diskon menarik, kamu dapat mengunjung website online planetsports atau zainist! 
Happy Shopping!

Friday, January 2, 2015

20.15K Running Project at Alam Sutra, Tangerang

Temen : "Tre, ikutan gak lari di 2015?
Gue : Boleh, berapa kilo?
Temen : Berhubung tahun 2015, jadi 20.15K
Gue : Anjriit! Bolehlah!" *telenludah


Sebuah tawaran rada nyeleneh datang dari temen dari grup lari saya pada bulan desember 2014 di Whatsapp sesuai dengan pembukaan blog ini di atas. Yap! Menyambut tahun 2015, ada ide gila untuk berlari sejauh 20.15 kilometer. Lucunya saya mengiyakan saja tawaran ini. Entah kenapa, mungkin karena euforia atau atas nama resolusi tahun baru, saya ingin mencoba berlari lebih jauh karena selama ini saya lari di kisaran 5-10 kilometer saja, jadi saya rasa tidak ada salahnya untuk melangkah sedikit jauh di tahun yang baru ini.

Sempat ada rasa deg-degan saat dua hari menyambut hari-H. Sempat terbersit untuk juga mundur dengan alasan takut gak kuat alias kabur, atau ganti deh naek sepedaan aja tapi nyampe 20.15Kilo juga tapi hey, boys gotta be grow up to be a man, right? So Runaway is not an option. Jadilah saya cukup ketar-ketir dan berlatih bersama teman-teman sebelum hari H pada bulan desember yang jaraknya hanya sekitar 6Km (itu pun terkena cedera tulang kering / shin splints) uh-oh!

Tiba saatnya hari ini dimana acara 20.15K itu diadakan. eng-ing-eng ... Diputuskan untuk bertemu di meeting point di depan Bandar Jakarta, Flavor Bliss, Alam Sutra pada jam 5.30 pagi. Dan terrnyata yang mengikuti project running ini totalnya 15 orang dari yang awalnya 6 orang. Semakin semangat tentunya melihat teman-teman baru dan lebih banyak orang yang mengikuti project ini.

Acara yang harusnya dimulai pukul 6 pagi harus sedikit mundur karena sang komandan, Bang Norman yang mengatur rute dan pemanasan telat datang alias kebablasan tidur akibat wekernya (katanya) gak berbunyi #alesan ajaa... Nah, setelah semua anggota lengkap, langsunglah di lakukan pemanasan sebentar agar otot-otot, badan tidak kaget saat berlari, dan langsunglah project 20.15K dilakukan. Rutenya sendiri dilakukan dengan memutari Loop besar yakni memutari Mal Alam Sutra sebanyak 1x dari Flavor Bliss (sekitar11km) dan masuk memutari komplek kecil 2x (total 9km). Jadi bisa dibilang dengan rute ini saja, target 20km bisa tercapai. 

Pemanasan oleh Komandan lari, Bang Norman.

Pemanasan oleh Komandan lari, Bang Norman.
Perjalanan pertama tentu dimulai dengan berjalan santai dan lari-lari kecil hingga kilometer 3. sisanya NERAKA! Nggak deh, sebenarnya yang menyenangkan apabila lari bersama-sama adalah jarak yang ditempuh tidak terasa. Hanya saja tampaknya kali ini teman-teman lari saya yang baru saya kenal ternyata kuat-kuat larinya dan kencang-kencang, jadilah saya dan teman-teman yang agak pelan tertinggal di belakang. tetapi tidak apa-apa, toh tujuannya sama dan yang penting adalah bersama di dalam grup. 

Untuk saya pribadi yang baru pertama kali melakukan lari sejauh ini, yang jaraknya hampir Half-Marathon (21Km), memasuki kilometer 8 cukup melelahkan karena nafas saya sudah cukup habis di kilometer 8 jadi saya sudah tidak terlalu banyak berlari cepat di kilometer ini, selebihnya hanya berlari kecil sesekali saja.Plus, memasuki kilometer riskan seperti ini, tentu yang menjadi penting bukan hanya Water Station, tetapi juga Pee Station, karena kebelet kencingnya sungguh sudah di ujung tanduk. Untunglah sudah cukup banyak Indomaret / Pom bensin yang bertebaran di daerah ini dan saat berada di loop besar dan dalam rangka mengatur nafas, tentu saja sesi foto-foto harus dilakukan.


Saat memasuki loop kecil (area cluster), saya merasa betah untuk berlari di Alam Sutra karena areanya benar-benar friendly untuk para pelari dan pesepeda dengan adanya jalur khusus dan melihat pemandangan indah dan rindang dari pepohonan meski demikian kewaspadaan tetap harus diutamakan karena tetap saja ada beberapa kendaraan, khususnya sepeda motor yang melawan arus meski sudah ada jalurnya sendiri #indonesiabangetdeh

The Running Track di Kompleks (Loop Kecil)
Untuk Kilometer 15 keatas menjadi lebih berat karena rasanya jarak itu adalah batas kekuatan kaki saya, karena di kilometer 15, lutut dan telapak kaki saya terasa panas, dan benar saja, di kilometer 18, saya terkena cedera kram paha dalam bagian kanan, jadi saya hampir tidak bisa berjalan. Untung saja posisi saya berada dekat WaterStation terdekat (alias Indomaret) dan berdasarkan dari informasi komandan lari, kemungkinan besar tubuh saya kekurangan elektrolit, jadilah saya membeli Pocari Sweat dan untunglah setelah menggeleparkan diri di aspal selama beberapa menit, keram paha saya hilang dan akhirnya bisa melanjutkan perjalanan kembali meskipun saya sudah tidak dapat lagi berlari di kilometer 19 - selesai. meskipun secara waktu saya sangat lambat dalam menyelesaikan acara ini, tetapi setidaknya dari segi jarak, saya berhasil meraihnya. Berikut adalah hasil lari saya : 

20.15 Km di tempuh dengan waktu 3 jam 27 menit. Lumayan lah ya untuk newbie seperti saya
 Meskipun harus berjalan tertatih-tatih menuju tempat start, dan finish paling terakhir, tetap saja saya merasa puas dan merasa ini adalah salah satu kebanggaan untuk saya setidaknya di awal tahun ini karena saya bisa mencapai bigger goal dari yang biasa saya lakukan. tidak pernah terbersit pada tahun lalu bahwa saya bisa lari sejauh 20Km, mendengarnya saja saya sudah mundur. tapi menyelesaikan project ini really boasting up my confidence. Ternyata kita bisa melakukan apa saja asalkan kita mau meskipun mungkin jalannya berat. Dan hal kudu wajib yang tentu yang tidak boleh dilupakan adalah sesi foto-foto bersama hingga akhirnya kami berpisah untuk kembali ke tempat masing-masing.

Sesi foto setelah lari
Terima kasih kepada teman-teman yang telah mengikuti project lari ini :
Peter Mark - Ivan Matthew - Michael Reinhard - Joseph Radyaputra - Kurniawan Bambang - Erwin Kristanto - Norman Chandra - Alex Pondaag -  Richard Devin - Troy - Joshua Nafi - Aries Wisnu -  Sammy Mandik - Dianto - Levy Wibowo - Akhsa Ariani. Sampai ketemu di project lari berikutnya ya! 

---------------------------------------

Saya baru sadar ternyata yang paling berat sebenarnya adalah proses SETELAH lari dimana seluruh tubuh saya remuk rasanya! Telapak kaki sakit seluruhnya, otot selangkangan mau putus (gak bisa ngengkang, bo, hihih), bahu pegal, lutut mau putus, kepala agak pusing karena kurang tidur. Mau mati rasanya, dan saat saya menulis ini, badan saya masih remuk rasanya. Tetapi seperti quote di awal blog thread ini, akan datang hari dimana saya tidak akan dapat berlari, tetapi hari itu bukanlah hari ini. (Mudah-mudahan esok badan ini akan segar kembali. Amin.)